BAB I
KESEHATAN MENTAL
A. ARTI KESEHATAN MENTAL, ILMU KESEHATAN DAN KESEHATAN MENTAL.
Jasmani
di katakan sehat apabila energi yang ada mencukupi daya tahan yang ada
mencukupi memiliki kekuatan untuk menjalankan aktivitas,dan kondisi
badan terasa nyaman dan sehat.
Dr.Kartini
Kartono mengatakan bahwa orang yang memiliki mental sehat memilki
sifat-sifat khas,antara lain mempunyai kemampuan untuk bertindak secara
episien memiliki tujuan-tujuan hidup yang jelas memiliki
konsep diri yang sehat memiliki koordinasi antara segenap potensi
dengan usaha-usaha nya,memiliki regulasi diri dan memiliki batin yang
selalu tenang.
Jadi,orang
yang sehat mentalnya dapat melakukan adaptasi (penyesuaian diri) dengan
lingkungannya,dengan mudah dapat menempatkan diri pada perubahan
sosial,selalu aktif berpartisipasi dan dapat merasakan kepuasan atas
terpenuhi kebutuhannya.
Apabila di tinjau dari, kata “mental”
berasal dari kata latin,yaitu,”mens”atau”mentis”artinya roh, sukma,
jiwa, atau nyawa. Di dalam bahasa yunani, kesehatan terkandung dalam
kata hygiene, yang berarti ilmu kesehatan. Maka kesehatan mental
merupakan bagian dari hygiene mental (ilmu jiwa).
Di dalam buku Hygiene Mental dan Kesehatan Mental Dalam Islam karya
Dr.Kartini Kartono dan Dr. Jenni Andary, Ilmu Kesehatn Mental adalah
ilimu yang mempelajari masalah kesehatan mental/jiwa, yang bertujuan
mencengah timbulnya gangguan emosi, dan berusaha menguragi atau
menyembuhkan penyakit mental,serta memajukan kesehatan jiwa rakyat.[1]
Ada
yang berpendapat bahwa kesehatan mental adalah Terhindar dari gangguan
dan penyakit kejiwaan (batasan ini banyak mendapat sambutan di kalangan
psikiater). Ada juga yang mengartikannya adalah kemampuan menyesuaikan diri dalam menghadapi masalah dan kegoncangan-kegoncangan biasa.[2]
B. BEBERAPA DEFENISI KESEHATAN MENTAL
Berikut ini merupakan beberapa defenisi dari kesehatan mental:
1. Kesehatan mental adalah terhindarnya seseorang dari gejola jiwa (neurose) dan gejola penyakit jiwa (psychose).
2. Kesehatan
Mental adalah adanya kemmpuan yang memiliki oleh seseorang untuk
menyesuaikan diri dengan dirinya sendiri orang lain, masyarakat atau
lingkungannya.
3. Kesehatan
mental adalah pengetahuan dan perbuatan seseorang untuk mengembangkan
potensi bakatdadan pembawaan yang ada semaksimal mungkin sehingga
menyebabkan kebahagiaan diri sendiri dan orang lain serta terhindar dari
gangguan dan penyakit jiwa.
4. Kesehatan
mental adalah terwujudnya keharmonisan dalam fungsi jiwa serta
terciptanya kemempuan untukl menghadapi permasalahan sehari-hari
sehingga merasakan kebahagiaan dan kepuasan hatinya.
C. MASALAH KESEHATAN MENTAL
Kesehatan
mental / jiwa selalu mempersoalkan mental/jiwa yang dimiliki seseorang
apakah bermasalah ataukan memilki kehidupan rohani yang sehat. Dan juga
menegakkan pada keutuhan peribadi psiko-fisik manusia yang menyeluruh.
Kesehatan
mental sebagai ilmu membicarakan bangaimana cara seseorang memecahkan
masalah batinya sehingga ia mampu memahami berbanagi kesulitan hidup dan
melakukan berbagai upaya agar jiwanya menjadi bersih.
Dengan
memahami ilmu kesehatan mental adalah arti mengerti, mau dan mampu
mengaktualisasikan dirinya, maka seseorang tidak akan megalami
bermacam-macam ketegangan kekuatan dan komplik barin. Selain itu, ia
melakukan upaya agar jiwanya menjadi seimbang dan kepribadiannya pun
terinteraksi dengan baik. Ia juga akan mampu memecahkan segala kesulitan
jiwa.
Permasalahan
lain yang erat hubungannya dengan ilmu kesehatan mental, anatara lain
adanya usaha untuk menghindari unsur tekanan batin, komplik pribadi dan
menciptakan integrasi batin yang baik untuk melawan ketegangan dan
komplik jiwa.
Orang yang sehat mentalnya
mempunyai pribadi normal. Mereka akan bertindak dan berprilaku baik
agar dapat di terima oleh masyarakat. Selain itu dalam karakter dirinya
terdapat kesesuaian dengan norma dan pola hidup masyarakat.[3]
BAB II
KESEHATAN MENTAL DAN KETENAGAN HIDUP
A. MENTAL SEHAT DAN TIDAK SEHAT
Pada umumnya setiap orang senantiasa memilki mental yang sehat namun karena suatu sebab ada sebagian orang yang memiliki mental tidak sehat. Orang yang tidak sehat mentalnya memiliki tekanan-tekanan batin. Dengan suasana batin seperti ini kepribadian seseorang menjadi kacau dan mengganggu ketenangannya. Gejala ini yang menjadi pusat pengganggu ketenangan hidup.
Ketenanagan
hidup dapat tercapai bila seseorang dapat memecahkan keruwetan jiwa
pada dirinya yang menimbulkan kesulitan hidap. Hal ini dapat dilakukan
bila ia berusaha untuk membersihkan jiwa agar tidak terganggu
ketenagannya dan tidak terjadi konflik-konflik maupun rasa takut.
Orang yang mentalnya kacau tidak dapat memperoleh ketenangan hidup.
Jiwa merasa sering terganggu sehingga menimbulkan stress dan komplik
jiwa. Hal ini menyebabkan timbulnya emosi negative sehingga ia tidak
mampu mencapai kedewasaan psiskis, mudah putus asa dan bahkan bunuh
diri.
Kekacauan
mental ini di sebabkan kurangnya kesadaran memiliki konflik-konflik
emosional, tidak berani menghadapi tantangan kesulitan hidup akibat
hidup di tengah-tengah masyarakat yang menimbulkan terjadinya
disorganisasikan maupun dinegrasi sosial.
Untuk
megetahui apakah seseorang sehat atau terganggu mentalnya, tidak mudah,
karena tidak dapat di ukur, di periksa atau dilihat dengan alat-alat
seperti halnya dalam kesehatan badan biasanya yang menjadi kesehatan
mental adalah tindakan, tingkah laku, atau perasaan karena seseorang
yang terganggu kesehatan mentalnya akan mengalami kegoncagan emosi
kelainan tingkah laku dan tindakannya.
B. PENGARUH KESEHATAN MENTAL TERHADAP PERASAAN
Berikui ini akan di uraikan tiap-tiap persoalan (perasaan) dengan contoh-contohnya :
- Rasa cemas
Adanya
perasaan tidak menentu, panik, takut tanpa sebab yang menyebabkan
timbulnya perasaan gelisah pada diri seseorang. Misalnya, perasaan
seorang ibu yang gelisah karena anaknya terlambat pulang, berbagai
pikiran berkecamuk dalam dirinya, ia merasa khawatir bila anaknya
mendapat kecelakaan, diculik orang, dan sebagainya, karena itu,
sebaliknya berusaha mengatasi kegelisahan itu dengan mencari cara
pemecahannya.
- Iri hati
Perasaan
iri hati sering terjadi dalam diri seseorang, namun sebenarnya perasaan
ini bukan karena adanya kedengkian dalam dirinya melainkan karena ia
sendiri hatitidak merasakan bahagia dalam hidupnya. Sebagai contoh
adalah seorang ibu yang masih muda, cantik dan kaya, merasa iri kepada
suaminya karena anak-anaknya lebih dekat kepadanya. Ia juga merasa bahwa
suaminya tidak mengindahkan perasaannya. Hal ini menyebabkan terjadinya
pertengkaran dan perselisihan anatara mereka karean kecurigaan isteri
kepada suaminya.
- Rasa sedih
Rasa
sedih ini terkadang berpangkal dari hal-hal yang sepele yang terjadi
karena kesehatan mental yang terganggu, bukan karena penyebab
kesedihannya secara langsung.
4. Rasa rendah diri dan hilangnya kepercayaan kepada diri
Rasa
rendah diri menyebabkan seseorang menjadi mudah tersinggung sehingga
menyebabkan orang yang bersangkutan tidak mau bergaul karena merasa
dikucilkan. Ia tidak mau mengemukakan pendapat dan tidak memiliki
inisiatif. Lama kelamaan kepercayaan dirinya akan hilang bahkan ia mulai
tidak mempercayai orang lain. Ia menjadi mudah marah atau sedih hati,
menjadi apatis dan pesimis.
5. Pemarah
Seseorang
yang sering marah-marah tanpa sebab biasanya mengalami gangguan
kesehatan mental. Pada dasarnya, marah merupakan ungkapan kekecewaan,
atau ketidakpuasan hati.
C. PENGARUH KESEHATAN MENTAL TERHADAP KESEHATAN
Kecerdasan
seseorang merupakan warisan dari orang tuanya. Hal ini telah terbukti
dari berbagai penelitian yang dilakukan oleh para ahli. Namun demikian,
kecerdasan ini tidak akan berkembang bila tidak di dukung oleh
lingkungan adanya kesempatan yang dapat merangsang kecerdasan tersebut.
Ada berbagai pengaruh kesehatan mental atas pikiran, di
antaranya pereasaan sering lupa atau kurangnya konsentreasi dalam
berpikir dan sebagainya. Bila hal ini di biarkan terus menerus maka ia
akan menyebabkan gangguan kesehatan mental yang sangat serius.
Anak
yang pemurung, bodoh merupakan akibatnya terganggunya ketenagan si
anak. Ia menjadi mampu mengerahkan daya pikirnya sehingga ia kehilangan
konsentrasi dalam menerima pelajaran. Inilah yang menyebabkan ia menjadi
bodoh, jadi bukan karena ia benar-benar bodoh.
Penyebaba
lain terganggunya ketenagan anak adalah perlakuan orang tua yang
terlalu megekang kebebasan anak, terlalu banyak campur tangan dalam
urusan anak, suka membandingkan sia anak dengan anggota lain. Yang lain lebih pandai dari pada si anak, dan sebangainya.
Tergangguanya
ketenagan anak di sebabkan perilaku ibu / bapak sering bertengkar ,
mengekang anak , sering di pukul oleh ibi/bapaknya, karena ia malas
belajar auatu karena kenakalannya. Suasana menyebabkan si anak merasa
bigung dan mencoba mencari perhatian orang dengan sesuatu yang di
larang.
D. PENGARUH KESEHATAN MENTAL TERHADAP TINGKAH LAKU
Perilaku
seseorang sangat dipengaruhi oleh suasana hatinya. Bila seseorang
merasa gelisah atau merasa tertekan hatinya, dia akan berusaha
menghilangkannya dengan segala cara. Biasanya ia akan berusaha
mengeluarkan segala uneg-negnya dihatinya, namun cara ini tidak selalu
berhasil mengurangi beban dihatinya. Hal ini karena tidak semua orang
dapat mengungkapkan kegelisahannya kepada orang lain.
Contoh
kasus dalam hal ini adalah seorang anak yang di marahi oaring tuanya.
Dalam hatinya ia ingin membrontak perlakuan kedua orang tuanya, tetapi
ia tidak berani, sehingga terjadilah pertentangan batin,
antara ingin melawan (membela diri) dan takut akan hukuman dan
kekerasan oaring tua. Hal ini mendorong hatinya untuk melakukan sesuatu
yang tidak disenangi oleh orang tua, atau melampiaskan kesalahannya
kepada teman sepermainannya atau kepada adiknya.
Dalam
beberapa kasus, sering kita temukan orang yang suka mengganggu
ketenangan dan hak orang lain, misalnya ingi mencuri, menyakiti atau
memfitnah oaranga lain. Semua perlakuan itu merupakan pelmpiasan dari
ketidakpuasannya, yang timbul karena kesehatan mental yang terganggu.
BAB III
PERANAN PENDIDIKAN AGAMA TERHADAP KESEHATAN MENTAL
A. PENDIDIKAN AGAMA
Sekolah
sebagai tempat membina dan mempersiapkan anak didik menjadi warga
Negara yang baik, harus dapat memberikan pendidikan ynag menjadikan anak
didik memiliki pandangan hidup menurut asas-asas Pancasila.
Dengan kata lain, pendidikan disekolah harus ditujukan untuk menimbulkan kesadaran pada anak didik, yaitu:
- Kepercayaan dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta membiasakan bertingkah laku, bersikap dan berpandangn hidup ynag sesuai dengan ajaran-ajaran Tuhan.
- Sikap dan tindakanya harus menunjukkan sopan santun dan perikemanusiaan dalam pergaulan dengan orang lain.
- Memiliki cinta kepada bangsa dan tanah air.
- Menghargai pendapat dan pikiran orang lain, tidak merasa bahwa hanya dia ynag pandai atau menumbuhkan jiwa demokrasi padanya.
- Memiliki rasa keadilan, kebenaran, kejujuran dan suka menolong orang.
Itulah arah dan tujuan. pendidikan Indonesia berdasarkan Pncasila yang dapat dicapai melalui pendidikan termasuk di dalamnya pendidikan agama.
a. Pentingnya Pendidikan Agama
Pembinaan
mental di mulai dari rumah tangga karena si anak mulai didikan dari
ibu-bapaknya kemudian dari anggota keluarga lain yang semuanya ikut
memberikan dasar-dasar pembentukan kepribadianya. Pembinaan dan
pembentukan pribadi anak tersebut disempurnakan dalam masa sekolah.
b. Pendidikannya Agama di Sekolah
Pendidikan
agama di sekolah sangat berperan dalam pembinaan dan penyempurnaan
pertumbuhan anak didik. Hal ini karena Pendidikan agama di sekolah dapat
melatih anak didik untuk melakukan ibadah dan praktek-praktek yaitu
agama lain yang menghubungkan manusia dengan Tuhan. Semakin banyak ia
menunaikan ibadah, semakin tertanam kepercayaab kepada Tuhan dan semakin
dekat pula jiwanya kepada Tuhan.
c. Metode Pendidikan Agama
Guru
pendidikan agama harus mengetahui perkembangan psikologis ank didik dan
menguasai masalah-masalah didaktik, metodik, dan psikologi. Ia harus
memberikan contoh teladan dan cermin bagi muri-muridnya.[4]
a. Taman Kanak-kanak
b. Sekolah Dasar
c. Sekolah Menengah
d. Universitas
B. PERANAN PENDIDIKAN AGAMA TERHADAP KESEHATAN MENTAL
Ada beberapa peranan pendidikan agama dalam kesehatan mental, antara lain:
- Dengan Agama, dapat Memberikan Bimbingan dalam Hidup
Ajaran
agama yang di tanamkan sejak kecil kepada anak-anak dapat membentuk
kepribadian yang islami. Anak akan mampu mengendalikan keiginan-keigina
dan terbentuk sesuatu kepribadian yang harminis maka ia mampu menghadapi
dorongan yang bersifat fisik dan rohani/sosial, sehingga ia dapat bersikap wajar tenang dan tidak melanggar hokum dan peraturan masyarakat.
- Ajaran Agama sebagai Penolong dalam Kesukaran Hidup
Setiep
orang pasti pernah merasakan kekecewaan, sehingga bila ia tidak
berpengang teguh pada ajaran agam dia akan memiliki perasaan rendah
diri, apatis, pesimis, dan merasakan kegelisahan. Bagi oarng yang
berpengang teguh pada agama
bila mengalami kekecewaan ia tidak akan merasa putus asa tetapi ia
menghadapinya dengan tenang dan tabah. Ia segera mengigat Tuhan sehingga
ia dapat menemukan factor-faktor yang menyebabkan kekecewaan. Dengan
demikian, ia terhindar dari gangguan jiwa.
- Aturan Agama dapat Menentramkan Batin
Agama
dapat memberi jalan penenang hati bagi jiwa yang sedang gelisah. Banyak
orang yang tidak menjalankan perintah agama, selalu merasa gelisah
dalam hidupnya tetapi setelah
menjalankan agama ia mendapat ketenangan hati. Seseorang yang telah
mendapat kesuksesan terkadang melupakan agama. Ia terhanyut dalam harta
yang berlimpah. Bahkan ia berusaha terus mencari harta.
yang
dapat membuat dirinya bahagia. Namun, jauh dalam lubuk hatinya, ia
merasa hampa. Hatinya gersang dan tidak pernah tentram. Kemudian ia
merenungkan diri merasa bahkan hartanya tidak dapat memberinya ketengan
batin.
- Ajaran Agama sebagai pengendali Moral
Moral
adalah kelakuan yang sangat sesuai dengan ukuran-ukuran (nilai-nilai)
masyarakat, yang timbul dari hati dan disertai pula oleh rasa tanggung
jawab atas kelakuan (tindakan tersebut).
- Agama dapat Menjadi Therapi Jiwa
Agama
dapat membendung dan menghindarkan gangguan jiwa. Sikap, perasaan, dan
kelakuan yang menyebabkan kegelisahan akan dapat diatasi bila manusia menyesali perbuatannya dan memohon sehingga tercapailah kerukunan hidup dan kebahagiaan dunia dan akhirat.
- Peranan Agama bagi Pembinaan mental
Unsur-unsur
yang terpenting dalam menentukan corak kepribadian seseorang adalah
nilai-nilai agama moral dan sosial (lingkungan) yang di perolehnya. Jika
di masa kecil mereka memproleh pemahaman mengenai nilai-nilai agama,
maka kepribadian mereka akan mempunyai unsur-unsur yang baik. Nilai
agama akan tetap dan tidak berubah-ubah, sedangkan nilai-nilai sosial
dan moral sering mengalami perubahan, sesuai dengan perubahan
perkembangan masyarakat. Imam akan sifat-sifat Tuhan Maha Kuasa dan Maha
Pelindung sangat diperlukan oleh setiap manusia. Karena setiap orang
memerlukan rasa aman dan tidak terancam oleh bahaya, musuh, mala petaka
dan berbagai gangguan terhadap keselamatan dirinya.
DAFTAR PUSTAKA
Yusak Burhanuddin. Kesehatan Mental, Bandung: Pustaka Setia, 1998.
Zakiah Daradjat. Islam & Kesehatan Mental, Jakarta: Toko Gunung Agung, 2001.
[1] Yusak Burhanuddin. Kesehatan Mental,( Bandung: Pustaka Setia, 1998),hlm.9-10.
[2] Zakiah Daradjat. Islam & Kesehatan Mental,(Jakarta: Toko Gunung Agung,2001),hlm.1.
[3] Yusak Burhanuddin. Op.cit.,hlm.13.
[4] Ibid., hlm. 98-99.
1 komentar:
Bagus makalahnyasemogaygembacabertambahilmu nya amiin
Posting Komentar