Minggu, 29 April 2012

KONSEP DAN KLASIFIKASI BIAYA

| Minggu, 29 April 2012 | 0 komentar

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang Masalah
            Akuntansi biaya merupakan suatu bidang akuntansi yang diperuntukkan bagi proses pelacakan dan analisa terhadap biaya-biaya yang berhubungan dengan aktivitas suatu organisasi untuk menghasilkan barang dan jasa.Biaya didefinisikan sebagai waktu dan sumber daya yang dibutuhkan dan menurut konvensi diukur dengan satuan uang.Pengguna kata beban adalah pada saat biaya sudah habis terpakai.
            Definisi akuntansi biaya yang diutarakan oleh Kartadinata (2000:22) adalah “patner manajemen yang utama dalam kegiatan perencanaan dan pengawasan dengan memberikan kepada manajemen alat-alat yang diperlukan untuk merencanakan, mengawasi dan melakukan penilaian atas kegiatan-kegiatan perusahaan”. Menurut Usry dan Carter (2004:11) yang dialihbahasakan oleh Krista, akuntansi biaya adalah “perhitungan biaya yang diperlukan untuk aktivitas-aktivitas perencanaan dan pengendalian, memperbaiki kualitas dan efisiensi, serta membuat keputusan-keputusan yang bersifat rutin maupun strategis”. Menurut Schaum pengertian dari Akuntansi biaya adalah “suatu prosedur untuk mencatat dan melaporkan hasil pengukuran dari biaya pembuatan barang atau jasa”. Fungsi utama akuntansi biaya adalah melakukan akumulasi biaya untuk penilaian persediaan dan penentuan pendapatan. Berdasarkan definisi-definisi di atas dapat dikatakan bahwa akuntansi biaya merupakan suatu proses kegiatan di bidang akuntansi dalam menetapkan biaya suatu produk atau jasa dengan tujuan untuk mendapatkan laba yang maksimal dan manfaat, sedangkan biaya menyediakan salah satu informasi yang diperlukan oleh manajemen dalam mengelola perusahaannya, yaitu untuk perencanaan dan pengendalian laba, penentuan harga pokok produk dan jasa, serta bagi pengambilan keputusan oleh manajemen.
1.2  Rumusan masalah
a.       Apakah yang dimaksud dengan biaya?
b.      Apakah yang dimaksud dengan klasifikasi biaya?
c.       Apakah yang dimaksud dengan klasifikasi biaya dalam perusahaan pabrikasi, dagang, dan jasa?
d.      Apakah yang dimaksud dengan biaya untuk perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan?
e.       Bagaimanakah hubungan biaya dengan obyek biaya?
f.       Apakah yang dimaksud dengan unsur-unsur harga pokok produksi?
1.3  Tujuan Penulisan
a.       Mengetahui apa yang dimaksud dengan biaya.
b.      Mengatahui apa yang dimaksud dengan klasifikasi biaya.
c.       Mengetahui apa yang dimaksud dengan klasifikasi biaya dalam perusahaan pabrikasi, dagang, dan jasa.
d.      Mengetahui apa yang dimaksud dengan biaya untuk perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan.
e.       Mengatahui bagaimana hubungan biaya dengan obyek biaya.
f.       Mengetahui apa yang dimaksud dengan unsur-unsur harga pokok produksi.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1  Pengertian Biaya
            Definisi biaya sendiri memiliki kemajemukan karena konsepnya berasal dari istilah umum, sehingga tidak mudah untuk memberikan suatu batasan yang pasti tanpa meninggalkan keraguan mengenai pengertiannya. Para ahli ekonomi, akuntan dan pihak-pihak yang dihadapkan pada masalah biaya ini memiliki pengembangan mengenai konsep dan istilah biaya menurut kebutuhan meraka.
            Objek dari akuntansi biaya adalah biaya itu sendiri, ini dapat dilihat dari definisi biaya yang dikemukakan oleh para ahli. Biaya adalah semua pengorbanan yang perlu dilakukan untuk suatu proses produksi, yang dinyatakan dengan satuan uang menurut harga pasar yang berlaku, baik yang sudah terjadi maupun yang akan terjadi. Biaya terbagi menjadi dua, yaitu biaya eksplisit dan biaya implisit. Biaya eksplisit adalah biaya yang terlihat secara fisik, misalnya berupa kas. Sementara itu, yang dimaksud dengan biaya implisit adalah biaya yang tidak terlihat secara langsung, misalnya biaya kesempatan dan penyusutan barang modal.
            Menurut Hansen Mowen (2000:38) yang dialihbahasakan oleh Ancella A. Hermawan, mendefinisikan biaya sebagai “kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk barang atau jasa yang diharapkan membawa keuntungan masa ini dan masa datang untuk organisssi.Di sisi lain, Carter dan Usry (2004:29) biaya didefinisikan sebagai “Nilai tukar, pengeluaran, pengorbanan untuk memperoleh manfaat”.
            Menurut Bastian, dkk. (2006:4) biaya adalah “pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu”.
            Dalam akuntansi, yang dimaksud dengan biaya adalah aliran sumber daya yang dihitung dalam satuan moneter yang dikeluarkan untuk membeli atau membayar persediaan, jasa, tenaga kerja, produk, peralatan, dan barang lainnya yang digunakan untuk keperluan bisnis atau kepentingan lainnya.
            Berdasarkan definisi-definisi di atas biaya adalah pengorbanan yang dilakukan oleh perusahaan untuk mendapatkan laba yang maksimal dimasa yang akan datang.
            Sampai saat ini banyak orang yang terjebak dalam kata-kata biaya (cost) dan beban (expense) yang digunakan dalam akuntansi. Dalam akuntansi terdapat perbedaan yang mendasar antara dua kata tersebut.
            Biaya (cost) merupakan bahan olah dasar akuntansi (pengukuran yang dilekatkan pada suatu objek cost). Dengan pengertian tersebut semua objek yang dapat diukur merupakan objek cost,dan hasil pengukuran tersebutlah yang disebut cost.
            Biaya merupakan harga yang dibayarkan untuk mendapatkan, menghasilkan, atau memelihara barang atau jasa. Misalnya harga-harga yang dibayarkan untuk bahan, tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik.
            Beban (expense) adalah “penurunan manfaat ekonomi selama satu periode dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanaman modal”.
            Beban merupakan hasil dari penggunaan sebuah aktiiva, misalnya penyusutan, beban juga lebih banyak diterapkan terhadap hal-hal rutin, misalnya beban gaji.
            Biaya adalah upaya yang dilakukan untuk mendapatkan pendapatan (hasil). Sedangkan kata beban tidak selaras dengan konsep upaya dan hasil, karena beban mempunyai makna akan sesuatu yang harus ditanggung (seakan-akan pendapatan didapat dahulu, dan karena mendapatkan pendapatan tersebut kita harus menanggung beban). Dari beberapa pengertian biaya (cost) dan beban (expense) dapat dilihat perbedaan antara biaya dan beban.

2.2  Klasifikasi Biaya
2.2.1.    Klasifikasi Biaya Secara Umum
            Akuntansi biaya menghasilkan biaya untuk memenuhi pencapaian tujuan antara lain penentuan harga pokok, perencanaan dan pengendalian biaya serta pengambilan keputusan, maka dari itu penyajian biaya diklasifikasikan dengan tepat sangat diperlukan agar data yang dihasilkan akurat sebab informasi tersebut diperlukan untuk tindak lanjut dalam melaksanakan kegitan perusahaan dalam mengevaluasi serta melakukan perbaikan dimasa yang akan datang.
            Pada akuntansi biaya, umumnya penggolongan biaya ditentukan atas dasar tujuan yang akan dicapai dengan penggolongan tersebut, karena pada akuntansi biaya dikenal konsep different costs for different purposes, yang artinya biaya yang berbeda digunakan untuk kepentingan yang berbeda pula. Pada dasarnya klasifikasi biaya adalah preses pengelompokan biaya atas keseluruhan elemen biaya secara sistematis ke dalam golongan-golongan tertentu yang lebih rinci yang bertujuan memberikan informasi biaya yang lebih lengkap bagi manajemen dalam mengelola perusahaan.
2.2.2.    Klasifikasi Biaya dalam Perusahaan Pabrikasi
            Untuk membantu manajemen menganalisis biaya pabrikasi produknya, biaya pabrikasi pada umumnya di bagi ke dalam tiga komponen, yakni :
  1. Bahan baku langsung
  2. Tenaga kerja langsung
  3. Overhead pabrikasi
Ø  Dalam Perusahaan Pabrikasi (manufactured products)
a.       Total Biaya :
Biaya Produk + Biaya periode
b.      Biaya produk : 
Biaya bahan baku langsung + Biaya tenaga kerja langsung + Biaya overhead pabrikasi.
c.       Biaya Periode
Biaya pemasaran/penjualan + Biaya administratif dan umum
Ø  Biaya Produk dan Biaya periode di Organisasi Bisnis
Jenis Perusahaan
Biaya Produk
Biaya Periode
Perusahaan Jasa
Biaya penyerahan
Beban pemasaran
Jasa.
Perusahaan dagang
Biaya pembelian brg
Beban pemasaran
Dagangan dari pema-
Beban administratif
sok.
Perusahaan pabri-
Semua biaya pabri-
Beban pemasaran
Kasi.
kasi, termasuk bhn
Beban administratif
Baku langsung, tena
ga kerja langsung,
dan overhead pabri
kasi.
2.2.3.    Klasifikasi Biaya dalam Perusahaan Dagang.
Contoh : Laporan Laba Rugi
PT. Lintas Media Nusantara
Laporan Laba Rugi
31 Desember 2005
Pendapatan penjualan ……………………………………………Rp. xxx.xxx
            Biaya produk :
            Persediaan barang dagangan, 1/1/2006 ….Rp. xxx.xxx
            Pembelian barang dagangan ………………Rp. xxx.xxx (+)
            Barang dagangan tersedia utk dijual …….. Rp. xxx.xxx
            Persediaan brg dagangan, 31/12/2006……Rp. xxx.xxx (-)
Biaya pokok penjualan ……………………………………………Rp. xxx.xxx
Laba kotor ………………………………………………………….Rp. xxx.xxx
Beban Penjualan dan Administratif
            Biaya Periode :
            Gaji …………………………………………. Rp. xxx.xxx
            Komisi wiraniaga ………………………….. Rp. xxx.xxx
            Sewa ……………………………………….. Rp. xxx.xxx
            Periklanan …………………………………. Rp. xxx.xxx                
            Utilitas ………………………………………. Rp. xxx.xxx
            Asuransi ……………………………………. Rp. xxx.xxx
            Keperluan kantor ………………………….. Rp. xxx.xxx (+)
            Jml beban penjualan dan administratif ….                             Rp.xxx.xxx 
Laba Operasi …………………………………………………….     Rp.xxx.xxx
2.2.4.    Klasifikasi Biaya dalam Perusahaan Jasa.
Ada dua pertimbangan akuntansi mendasar untuk perusahaan jasa, yakni :
a.       Biaya tenaga kerja yang relatif tinggi
b.      Tidak adanya persediaan untuk dijual.
Biaya dalam perusahaan jasa dibagi menjadi biaya langsung dan biaya tidak langsung.
a.       Biaya langsung (direct cost)
adalah biaya yang dapat ditelusuri secara fisik ke produk atau jasa tertentu, seperti gaji yang dibayarkan kepada para akuntan, pengacara, dll.
b.      Biaya Tidak langsung (indirect cost)
adalah biaya yang tidak dapat ditelusuri ke produk atau jasa, seperti asuransi atau sewa kantor. Biaya tidak langsung biasanya dikurangkan dari pendapatan dalam periode di mana biaya dipakai.
Contoh: Laporan Laba Rugi Perusahaan Jasa
PT Cahaya Abadai
Laporan Laba Rugi
31 Desember 2006
 

Pendapatan Jasa Konsultasi                                                    Rp.  18.000.000
Kompensasi dan Tunjangan                Rp. 8.500.000
Sewa Kantor                                       Rp. 1.200.000
Pelatihan dan Riset                             Rp.    900.000
Rekruitmen Karyawan                                    Rp.    500.000
Asuransi Profesional                           Rp.    350.000
Lain-Lain                                                        Rp.    750.000
Jumlah Biaya                                                                           Rp. 12. 100.000
Laba Operasi                                                                           Rp.    7.900.000
 

2.2.5.    Biaya untuk Perencanaan, Pengendalian dan Pengambilan Keputusan.
            Untuk tujuan perencanaan dan pengendalian, biaya sering kali digolongkan sebagai : biaya langsung  dan tidak langsung, ter- kendalikan dan tidak terkendalikan, bergabung dan bersama, dan berbagai golongan lainnya.
2.2.6.    Hubungan Biaya dengan Obyek Biaya
            Biaya sering dikategorikan dari segi hubungannya dengan suatu obyek atau segmen operasi, yang sering disebut obyek biaya. Obyek biaya dapat berupa produk, kawasan penjualan, pelang- gan, divisi, pabrik, departemen atau suatu aktivitas.
            Terdapat dua jenis obuek biaya : obyek biaya antara dan obyek biaya akhir. Obyek biaya antara (intermediate cost object) adalah penghimpunan biaya yang dilaporkan yang lalu dialokasikan kepada obyek biaya lainnya.
            Obyek biaya Akhir (final cost object),  adalah titik penghimpunan biaya di mana tidak dilakukan lagi alokasi biaya. Obyek biaya akhir yang palim lazim adalah produk.
2.2.7.    Biaya Terkendalikan dan Biaya Tgaidak Terkendalikan
a.       Biaya Terkendaliakan :
            Suatu biaya dianggap sebagai biaya terkendalikan pada jenjang manajemen tertentu manakala lapisan manajemen tersebut mempunyai kekuasaan untuk mengotorisasi biaya tadi.  Contoh biaya iklan surat kabar menjadi biaya terkendalikan oleh manajer pemasaran apabila di mempunyai kekuasaaan untuk mengotori sasi biaya dan jenis iklan surat kabar.
b.      Biaya tidak Terkendaliakan :
            Biaya ini berada di luar kendali manajer karena di tidak dapat mengotorisasinya. Misal biaya penyusutan mesin perlengkapan pabrik bagi manajer pemasaran menjadi biaya tidak terkendalikan, karena manajer tsb tidak mempunyai wewenang untuk mengotorisasi pemakain mesin pabrik.
2.2.8.    Biaya Bergabung dan Biaya Bersama
            Biaya tidak langsung sering pula disebut biaya bersama atau biaya bergabung. Biaya Bersama (Common Cost) dikeluarkan untuk menyediakan manfaat kepada lebih dari satu aktivitas. Biaya ini terjadi ketika dua produk, yang mungkin dihasilkan secara terpisah, diproduksi bersama.
            Biaya bergabung (joint cost), diterapkan dalam situasi di mana bermacam-macam keluaran berasal dari satu sumber. Contoh minyak mentah dapat diolah menjadi bermacam-macam produk (misal solar, oli, premium dll).
2.2.9.    Biaya Relevan dan Biaya Tidak Relevan.
            Dalam rangka untuk pengambilan keputusan, biaya relevan harus memiliki manfaat yang paling tinggi. Agar supaya biaya disebut biaya relevan, maka biaya tersebut :
a.       Harus berbeda pada waktu dilakukan perbandingan pilihan keputusan. Apabila suatu biaya meningkat, menurun, mun cul ataupun menghilang pada waktu suatu tindakan yang berbeda dievaluasi, maka biaya tadi boleh disebut relevan.
b.      Harus bernilai kini atau masa yang akan datang.
Biaya Tidak relevan (iirelevant cost) adalah biaya yang tidak berubah untuk semua alternatif.
2.3  Pengertian dan Unsur-unsur Harga Pokok Produksi
2.3.1      Pengertian Harga Pokok Produksi
            Perhitungan harga pokok produksi sangat mempengaruhi penetapan harga jual suatu produk sekaligus penetapan laba yang diinginkan. Dengan demikian ketepatan dalam melakukan perhitungan harga pokok produksi benar-benar diperhatikan karena apabila terjadi kesalahan dalam perhitungan akan menyebabkan kerugian bagi perusahaan.
            Pada umumnya, sebagian besar dari perusahaan yang menghasilkan barang-barang dan jasa-jasa masih menghadapi persoalan dalam menentukan harga pokok produksi. Penentuan harga pokok produksi memegang peran yang sangat penting dalam perusahaa industri. Salah satu kegunaan dan penentuan harga pokok produksi adalah untuk menentukan harga jual.
            Permasalahan yang sering dihadapi perusahaan manufaktur adalah permasalahan penentuan harga pokok. Harga pokok ini memegang peranan penting karena kesalahan dalam penentuan harga pokok akan mempengaruhi harga jual produk yang dihasilkan. Harga jual produk akan mempengaruhi laba yang diharapkan perusahaan, juga kemampuan bersaing produk sejenis yang dihasilkan perusahaan lain.
            Pengertian harga pokok produksi menurut Hansen dan Mowen (2000:48) yaitu;Harga pokok produksi mewakili jumlah biaya barang yang diselesaikan pada periode tersebut. Satu-satunya biaya yang diberikan pada barang yang diselesaikan adalah biaya produksi dari bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan biaya lain-lain.
            Dipihak lain Bastian, dkk. (2006:60), harga pokok produksi adalah “kumpulan biaya produksi yang terdiri dari bahan baku langsung dan biaya overhead pabrik ditambah persediaan produk dalam proses awal dan dikurang persediaan produk dalam proses akhir”
            Berdasarkan pengertian di atas dapat dikatakan bahwa harga pokok produksi adalah semua biaya, baik langsung maupun tidak lansung yang dikeluarkan untuk memproduksi suatu barang selama periode tertentu.
2.3.2      Unsur-unsur Harga Pokok Produksi
            Unsur-unsur harga pokok produksi menurut Kartadinata (2000:7) ada 3, yaitu bahan baku dan bahan pembantu, upah langsung, biaya produksi tidak langsung.
            Definisi biaya bahan baku langsung Bastian, dkk (2006:10), adalah “biaya bahan baku yang merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari produk selesai dan dapat ditelusuri langsung dari produk selesai”.
            Hansen dan Mowen (2000:45), “biaya tenaga kerja langsung adalah biaya tenaga kerja yang dapat ditelusuri pada barang atau pelayanan yang dihasilkan. Pengamatan fisik dapat digunakan untuk mengukur jumlah kerja yang digunakan untuk menghasilkan jasa atau pelayanan”.
            Usry dan Carter (2004:411), “biaya overhead pabrik adalah biaya tidak langsung, pekerja tidak langsung dan biaya pabrik lainnya yang tidak secara mudah dapat dibebankan langsung ke pekerja atau produk”.

BAB III
PENUTUP
3.1  Simpulan
            Akuntansi biaya merupakan bagian yang integral dengan financial accounting. Akuntansi biaya adalah salah satu cabang akuntansi yang merupakan alat manajemen dalam memonitor dan merekam transaksi biaya secara sistematis, serta menyajikannya informasi biaya dalam bentuk laporan biaya. Biaya (cost) berbeda biaya beban (expense), cost adalah pengorbanan ekonomis yang dikeluarkan untuk memperoleh barang dan jasa, sedangkan beban (expense) adalah expired cost yaitu pengorbanan yang diperlukan atau dikeluarkan untuk merealisasi hasil, beban ini dikaitkan dengan revenue pada periode yang berjalan. Pengorbanan yang tidak ada hubungannya dengan perolehan aktiva, barang atau jasa dan juga tidak ada hubungannya dengan realisasi hasil penjualan, maka tidak digolongkan sebagai cost ataupun expense tetapi digolongkan sebagai loss.
3.2  Saran
            Adanya konsep dan klasifikasi biaya akan mempermudah pemimpin perusahaan dalam mengelola perusahaanya secara efisien dan efektif. Untuk itu penulis menyarankan kepada pembaca dan calon pemimpin perusahaan pada khususnya, untuk lebih mendalami semua aspek yang berkaitan dengan akuntansi biaya. Khususnya tentang biaya produksi atau operasional, di sistem industri memainkan peran yang sangat penting, karena ia menciptakan keunggulan kompetitif dalam persaingan antar industri dalam pasar global. Hal ini disebabkan proporsi biaya produksi dapat mencapai sekitar 70% – 90% dari biaya total penjualan secara keseluruhan, sehingga reduksi biaya produksi melalui peningkatan efisiensi akan membuat harga jual yang ditetapkan oleh produsen menjadi lebih kompetitif.

DAFTAR PUSTAKA
Hamanto, M.Soc.Sc., Akt., Drs., 1992, Akuntansi Biaya untuk Perhitungan Biaya
Matz-Usry, 1991, Akuntansi Biaya- Perencanaan dan Pengendalian, Jakarta :        Erlangga.
Mulyadi, 2007, Akuntansi Biaya. Yogyakarta : BPFE-UGM.
Pokok Produksi (Sistem Biaya Historis), Yogyakarta:BPFE-UGM.
Tresno Lesmono, MSPA., AKT., Drs., 1998, Akuntansi Biaya, Cetakan Pertama , Yogyakarta : Pusat penerbitan Akaderni YKPN.

0 komentar:

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))

Posting Komentar

 
© Copyright 2012. Makalah Cyber . All rights reserved | Makalah Cyber.blogspot.com is proudly powered by Blogger.com | Template by Makalah Cyber - Zoenk