I. Pertumbuhan dan Perkembangan Fisik
a. Parameter Umum
Rata – rata tinggi badan anak usia 6 tahun adalah 112,5 cm dan rata-rata BB anak usia 6 tahun mencapai 21 Kg.
b. Nutrisi
Kebutuhan kalori harian anak usia 6 tahun menurun berhubungan dengan ukuran tubuh, dan rata-rata membutuhkan 2.400 kalori perhari. Banyaknya anak yang tidak menyukai sayuran, biasanya hanya 1 jenis makanan, yang disukai orang tua memiliki peranan penting dalam mepengaruhi pilihan anak terhadap makanan.
c. Pola Tidur
Kebutuhan tidak setiap anak bervariasi biasanya memiliki tentang 8 sampai 9,5 jam setiap malam.
d. Kesehatan Gigi
Mulai sekitar usia 6 tahun gigi permanen tumbuh dan anak secara bertahap kehilangan gigi desi dua.
e. Eliminasi
Pada usia 6 tahun, 85 % anak memiliki kendala penuh terhadap kandung kemih dan defekasi, enurisis Nokturnal (mengompol) terjadi pada 15% anak berusia 6 tahun.
II. Perkembangan Motorik
a. Motorik Kasar
Biasanya anak bermain sepatu roda, berenang, kemampuan berlari dan melompat meningkat secara progresif .
b. Motorik Halus
Anak mampu menulis tanpa merangkai huruf misalnya. Hanya menulis salah satu huruf saja.
Pada usia ini anak masih sukar terhadap kecelakaan, terutama karena peningkatan kemampuan motorik orang tua harus terus memberikan bimbingan pada anak dalam situasi yang baru dan mengancam keamanan.
III. Perkembangan Psikososial
a. Tinjauan
1. Krisis psikososial yang dihadapi sebagai ”Industri Versus Inferioritas”
a. Hubungan dengan orang terdekat anak meluas hingga mencakup teman sekolah dan guru.
b. Anak usia sekolah secara normal telah menguasai tiga tugas perkembangan pertama (kepercayaan, otonomi, dan inisiatif) dan saat ini berfokus pada penguasaan kepandaian (Industry).
c. Perasaan industri berkembang dari suatu keinginan untuk pencapaian.
d. Perasaan inferioritas dapat tumbuh dari harapan yang tidak realistis atau perasaan gagal dalam memenuhi standar yang ditetapkan orang lain untuk anak. Ketika anak merasa tidak adekuat, rasa percaya dirinya akan menurun.
2. Anak usia sekolah terikat dengan tugas dan aktivitas yang dapat ia selesaikan.
3. Anak usia sekolah mempelajari peraturan, kompetensi, dan kerja sama untuk mencapai tujuan.
4. Hubungan sosial menjadi sumber pendukung yang penting semakin meningkat.
b. Rasa takut dan stesor
1. Sebagian perasaan takut yang terjadi sejak masa kanak-kanak awal dapat terselesaikan atau berkurang, namun, anak dapat menyembunyikan rasa takutnya untuk menhindari dikatakan sebagai ”pengecut” atau ”bayi”.
2. Rasa takut yang sering terjadi
a. Gagal di sekolah
b. Gertakan
c. Guru yang mengintimidasi
d. Sesuatu yang buruk terjadi pada orang tua
3. Stresor yang sering terjadi
a. Stresor untuk anak usia sekolah yang lebih kecil, yaitu dipermalukan, membuat keputusan, membutuhkan izin / persetujuan, kesepian, kemandirian, dan lawan jenis.
b. Stresor untuk anak usia sekolah yang lebih besar yaitu kematangan seksual, rasa malu, kesehatan, kompetensi, tekanan dari teman seksual, rasa malu, kesehatan, kompetisi, tekanan dari teman sebaya, dan keinginan untuk menggunakan obat-obatan.
4. Orang tua dan pemberi asuhan lainnya dapat membantu mengurangi rasa takut anak dengan berkomunikasi secara empati dan perhatian tanpa menjadi overprotektif.
5. Anak perlu mengetahui bahwa orang – orang akan mendengarkan mereka dan memahami perkataannya.
c. Sosialisasi
1. Masa usia sekolah merupakan periode perubahan dinamis dan kematangan seiring dengan peningkatan keterlibatan anak dalam aktivitas yang lebih kompleks, membuat keputusan,dan kegiatan yang memiliki tujuan.
2. Ketika anak usia sekolah belajar lebih banyak mengeani tubuhnya, perkembangan sosial berpusat pada tubuh dan kemampuannya.
3. Hubungan dengan teman sebaya memegang peranan penting yang baru.
4. Aktivitas kelompok, termasuk tim oleh raga, biasanya menghabiskan banyak waktu dan energi.
d. Bermain dan mainan
1. Bermain menjadi lebih kompetetif dan kompleks selama periode usia sekolah.
2. Karakteristik kegiatan meliputi tim oleh raga, klub rahasia, aktivitas ”geng”, pramuka atau organisasi lain. Puzzle yang rumit, koleksi, permaianan papan, membaca, dan mengagumi pahlawan tertentu.
3. Peraturan dan ritual merupakan aspek penting dalam bermain dan permaianan.
4. Mainan, permainan, dan aktivitas yang mengingatkan pertumbuhan dan perkembangan meliputi:
a. Permainan kartu dan papan bertingkat yang rumit
b. Buku dan kerajinan tangan
c. Musik dan seni.
d. Kegiatan olah raga (mis., berenang)
e. Kegiatan tim
f. Video game (Tingkatkan pemantauan orang tua terhadap isi permainan untuk menghindari pajanan terhadap perilaku kekerasan dan seksual yang tidak dikehendaki).
e. Disiplin
1. Anak usia sekolah mulan menginternalisasikan pengendalian diri dan membuthkan sedikit pengarahan dari luar. Mereka melakukannya, walaupun membutuhkan orang tua atau orang dewasa lain yang dipercaya untuk menjawab pertanyaan dan memberikan bimbingan untuk membuat keputusan.
2. Tanggung jawab pekerjaan rumah tangga membantu anak usia sekolah merasa bahwa mereka merupakan bagian penting keluarga dan meningkatkan rasa pencapaian terhadap prestasi mereka.
3. Izin mingguan, diatur sesuai dengan kebutuhan dan tugas anak, membantu dalam mengajarkan keterampilan, nilai, dan rasa tanggung jawab.
4. Ketika mendisiplinkan anak usia sekolah, maka orang tua dan pemberi asuhan lain harus menyusun batasan yang konkret dan beralasan (memberikan penjelasan yang meyakinkan) serta mempertahankan peraturan sampai batas minimal.
IV. Perkembangan Psikoseksual
a. Tinjauan
1. Periode latensi, yang terjadi dari usia 5 sampai 12 tahun, menunjukkan tahap yang relatif tidak memperhatikan masalah seksual sebelum masa pubertas dan remaja.
2. Selama periode ini, perkembangan harga diri berkaitan erat dengan perkembangan keterampilan untuk menghasilkan konsep nilai dan menghargai seseorang.
b. Perkembangan Seksual
1. Masa praremaja dimulai pada akhir usia sekolah, perbedaan pertumbuhan dan kematangan diantara kedua gender semakin nyata pada masa ini.
2. Pada tahap awal usia sekolah, anak memperoleh lebih banyak pengetahuan dan sikap mengenai seks. Selama masa usia sekolah, anak menyaring pengetahuan dan sikap tersebut.
3. Pertanyaan mengenai seks memerlukan jawaban jujur yang berdasarkan tingkat pemahaman anak.
V. Perkembangan Kognitif
a. Tinjauan
1. Anak berusia antara selama 7 dan 11 tahun berada dalam tahap konkret operasional, yang ditandai denga penalaran induktif, tindakan logis, dan pikiran konkret yang reversibel.
2. Karakteristik spesifik tahap ini antara lain:
a. Transisi dari egosentris ke pemikiran objektif (yi., melihat dari sudut pandang orang lain, mencari validasi, bertanya).
b. Berfokus pada kenyataan fisik saat ini disertai ketidakmampuan melihat untuk melebihi kondisi saat ini.
c. Kesulitan menghadapi masalah yang jauh, masa depan atau hipotesis.
d. Perkembangan berbagai klasifikasi mental dan aktivitas yang di minta.
e. Perkembangan prinsip konservasi (yi., volume, berat, massa, dan angka).
3. Aktivitas yang khas pada anak tahap ini antara lain:
a. Mengumpulkan dan menyortir benda (mis., kartu baseball, boneka, dan kelerang).
b. Meminta / memesan barang-barang menurut ukuran, bentuk, berat, dan kriteria lain.
c. Mempertimbangkan pilihan dan variabel ketika memecahkan masalah.
4. Bahasa
1. Anak mengembangkan pola artikulasi orang dewasa formal pada usia 7 sampai 9 tahun.
2. Anak belajar bahwa kata-kata dapat dirangkai dalam bentuk terstruktur.
3. Kemampuan membaca merupakan salah satu keterampilan paling penting yang dikembangkan oleh anak.
VI. Perkembangan Moral
Anak-anak sampai pada tingkat konvensional tahap konformitas peran, biasanya antara usia 10 dan 13 tahun. Mereka mengalami peningkatan keinginan untuk menyenangkan orang lain. Mereka juga mengamati dan untuk beberapa pengembangan, eksternalisasi standar orang lain dan ingin di anggap ”baik” oleh orang-orang yang pendapatnya mereka penting.
Sabtu, 07 April 2012
Tingkat Perkembangan anak Umur 6-7 tahun
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar