BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
belakang
Manusia sebagai makhluk individu,
keluarga, dan masyarakat oleh karenanya manusia dapat dikatakan sebagai makhluk
sosial yang selalu hidup berkelompok atau berorganisasi dan membutuhkan orang
lain. Masyarakat merupakan wadah berkumpulnya individu-individu yang hidup
secara sosial, masyarakat terdiri dari ‘Saya’, ‘Anda’ dan ‘Mereka’ yang
memiliki kehendak dan keinginan hidup bersama.[1]Kita tahu
dan menyadari bahwa manusia sebagai individu dan makhluk sosial serta memahami
tugas dan kewajibannya dalam stiap tatanan kehidupan berkelompok dan dalam
struktur dan sistem sosial yang ada.
Para sosiolog mengartikan masyarakat
sebagai sebagai kelompok di dalamnya terdapat orang-orang yang menjalankan
kehidupan bersama sebagai satu kesatuan yang diikat melalui kerjasama dan
nilai-nilai tertentu yang permanen.[2]
Oleh karena itu begitu menariknya
judul yang kami bahas ini sehingga kami mendapat tugas membuat makalah dengan
judul Manusia Sebagai Individu, Keluarga, dan Masyarakat, semoga makalah yang
kami buat ini dapat bermanfaat khususnya bagi pemakalah dan umumnya bagi para
pembaca, serta kami minta maaf apabila makalah ini belum sempurna dan jauh dari
yang diharapkan, oleh karenya kami meminta kritik dan saran yang sifatnya
mendukung untuk kemajuan makalah ini.
B. Rumusan
Masalah
1.Apa yang di maksud indifidu,
keluaga,dan masyaakat?
2.ada berapakah interksi sosial itu?
3.apa sajakah bentuk-bentuk dari
interaksi sosial itu?
4.apa sajakah ciri-cri dan
syarat-syarat terjadinya intraksi sosial?
C. Tujuan Penulisan
makalah
1. Untuk menambah wawasan bagi pembaca tentang individu
keluwarga masyarakat dan interaksi sosial.
2. Untuk melatih penulis agar dapat menulis karya
ilmiah.
3. Dapat mengetahui perbedaan-perbedaannya.
4. Sebagai pelengkap tugas mata kuliah Materi PAI.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
INDIVIDU
1.
Pengertian
individu
Kata “
Individu” berasal dari kata latin, yaitu individuum, berarti “yang
tak terbagi”. Jadi merupakan suatu sebutan yang dapat dipakai untuk menyatakan
suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas.[3] Arti
lainnya adalah sebagai pengganti “orang seorang” atau manusia perorangan.
Disini terlihat bahwa sifat dan fungsi manusia, sebagaimana ia hidup di
tengah-tengah individu lain dalam masyarakat.[4]
Individu
bukan berarti manusia sebagai suatu keseluruhan yang tak dapat dibagi,
melainkan sebagai kesatuan yang terbatas, yaitu sebagai manusia perorangan,
dapat kita uraikan, bahwa individu adalah seorang manusia yang tidak hanya
memiliki peranan khas di dalam lingkungan sosialnya, melainkan juga mempunyai
kepribadian serta pola tingkah laku spesifik dirinya.
Makna
manusia menjadi individu apabila pola tingkah lakunya hampir identik dengan
tingkah laku massa yang bersangkutan. Proses yang meningkatkan ciri-ciri
individualitas pada seseorang sampai pada ia adalah dirinya sendiri, disebut
proses individualisasi atau aktualisasi diri.
2. Tugas Manusia Sebagai Individual.
Manusia sebagai individu memiliki
tugas pada dirinya sendiri yaitu;[5]
a.
Menuntut ilmu pengetahuan,
merekayasa teknologi serta memanfaatkannya untuk kemakmuran dan
kesejahteraan. Kesadaran tersebut mendorongnya untuk terus belajar. Proses
belajar berarti proses perubahan sikap dan perilaku dengan mendapatkan
pengalaman dan pelatihan.
b.
Menghiasi diri dan budi pekerti
dengan baik serta akhlak yang terpuji, setiap tindakan dan perbuatan dalam kehidupan
bermasyarakat selalu bercermin pada keindahan dan keelokan budi pekerti maka
akan tercipata kesejukan dalam kehidupan bermasyarakat.
B. KELUARGA
1. Pengertian Keluarga
Keluarga
diartikan sebagai suatu satuan sosial terkecil yang dimiliki manusia sebagai
makhluk sosial, yang ditandai dengan adanya kerja sama ekonomi. Fungsi keluarga
adalah berkembang biak, mensosialisasi, mendidik anak, menolong, melindungi,
atu merawat orang-orang tua (jompo). Bentuk keluarga terdiri dari seorang
suami, seorang istri, dan anak-anak yang biasanya tinggal dalam satu rumah yang
sama ( keluarga inti). Secara resmi terbentuk dari hasil perkawinan.[6]
2. Fungsi Keluarga
Secara umum
fungsi keluaraga meliputi;[7]
1. Pengaturan Seksual
Dapat dibayangkan apabila tidak ada keluarga maka akan
terjadi seks bebas yang diakibatkan tidak adanya pengaturan seksual, oleh
karena itu, disinilah fungsi keluarga agar pengaturan seksual dapat dikontrol
dan tidak ada lagi kelahiran di luar nikah.
2. Reproduksi
Keluarga berfungsi untuk membentuk keturunan, walaupan
banyak yang berpandangan bahwa banyak anak akan menambah beban hidup, dan ada
pula yang mengharapkan banyak anak untuk jaminan bagi orang tua di masa depan.
3. Sosialisasi
Sebelum bersosialisasi dalam masyarakat ada halnya
kita bersosialisasi terlebih dahulu dalm keluarga agar terbebtuknya
kepribadian, sikap, perilaku, dan tanggapan emosinya, sehingga ketika kita
bermasyarakat dapat diterima dengan baik.
4.Kontrol
sosial
Keluarga yang berfungsi dalam
sosialisai, yaitu bagi individu pada saat ia tumbuh menjadi dewasa memerlukan
suatu sistem nilai sebagai semacam tuntunan untuk mengarahkan aktivitasnya
dalam masyarakat, dan berfungsi sebagai tujuan akhir pengembangan
kepribadiannya.
C. MASYARAKAT
1.
Pengertian
Mayarakat
Dalam bahasa
Inggris masyarakat disebut juga society, asal katanya socius
yang berarti kawan. Adapun kata “masyarakat” berasal dari bahasa Arab,
yaitu syirk, artinya bergaul. Adanya saling bergaul ini tentu
karena ada bentuk-bentuk aturan hidup, yang bukan disebabkan oleh manusia
sebagai perseorangan, melainkan oleh unsur-unsur lain dalam lingkungan sosial
yang merupakan kesatuan.
2.
Tugas
Manusia
Tugas manusia sebagai anggota masyarakat;
1. Saling
tolong menolong dan bantu membantu dalam kebajikan
2. Ikut
meringankan beban kesengsaraan orang lain
3. Menjaga dan
memelihara keamanan, ketentraman dan ketertiban lingkungan dan masyarakat
4. Menghindari
perkataan dan tindakan yang menyakitkan orang lain sehingga tercipta
ketergantungan yang saling menguntungka
D. INTERAKSI SOSIAL
1. Pengertan Interaksi Sosial
Manusia
dalam hidup bermasyarakat, akan saling berhubungan dan saling membutuhkan satu
sama lain. Kebutuhan itulah yang dapat menimbulkan suatu proses interaksi
sosial. Maryati dan Suryawati (2003) menyatakan bahwa, “Interaksi sosial adalah
kontak atau hubungan timbal balik atau interstimulasi dan respons antar
individu, antar kelompok atau antar individu dan kelompok” (p. 22). Pendapat
lain dikemukakan oleh Murdiyatmoko dan Handayani (2004), “Interaksi sosial
adalah hubungan antar manusia yang menghasilkan suatu proses pengaruh
mempengaruhi yang menghasilkan hubungan tetap dan pada akhirnya memungkinkan
pembentukan struktur sosial” (p. 50).“Interaksi positif hanya mungkin terjadi
apabila terdapat suasana saling mempercayai, menghargai, dan saling mendukung”
(Siagian, 2004, p. 216).
Berdasarkan
definisi di atas maka, penulis dapat menyimpulkan bahwa interaksi sosial adalah
suatu hubungan antar sesama manusia yang saling mempengaruhi satu sama lain
baik itu dalam hubungan antar individu, antar kelompok maupun atar individu dan
kelompok.
2. Macam - Macam Interaksi Sosial
Menurut Maryati dan Suryawati
(2003) interaksi sosial dibagi menjadi tiga macam, yaitu (p. 23) :
1.
Interaksi antara individu dan individu
Dalam hubungan ini bisa terjadi
interaksi positif ataupun negatif. Interaksi positif, jika jika hubungan yang
terjadi saling menguntungkan. Interaksi negatif, jika hubungan timbal balik
merugikan satu pihak atau keduanya (bermusuhan).
2. Interaksi antara individu dan
kelompok
Interaksi ini pun dapat berlangsung
secara positif maupun negatif. Bentuk interaksi sosial individu dan kelompok
bermacam - macam sesuai situasi dan kondisinya.
3. Interaksi sosial antara
kelompok dan kelompok
Interaksi sosial kelompok dan
kelompok terjadi sebagai satu kesatuan bukan kehendak pribadi. Misalnya, kerja
sama antara dua perusahaan untuk membicarakan suatu proyek.
3.
Bentuk - Bentuk Interaksi Sosial
Berdasarkan
pendapat menurut Tim Sosiologi (2002), interaksi sosial dikategorikan ke dalam
dua bentuk, yaitu (p. 49) :
1. Interaksi sosial yang bersifat
asosiatif, yakni yang mengarah kepada bentuk - bentuk asosiasi (hubungan atau
gabungan) seperti :
a. Kerja
sama
Adalah suatu usaha bersama antara
orang perorangan atau kelompok untuk mencapai tujuan bersama.
b. Akomodasi
Adalah suatu proses penyesuaian
sosial dalam interaksi antara pribadi dan kelompok - kelompok manusia untuk
meredakan pertentangan.
c. Asimilasi
Adalah proses sosial yang timbul
bila ada kelompok masyarakat dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda, saling
bergaul secara intensif dalam jangka waktu lama, sehingga lambat laun
kebudayaan asli mereka akan berubah sifat dan wujudnya membentuk kebudayaan baru
sebagai kebudayaan campuran.
d. Akulturasi
Adalah proses sosial yang timbul,
apabila suatu kelompok masyarakat manusia dengan suatu kebudayaan tertentu
dihadapkan dengan unsur - unsur dari suatu kebudayaan asing sedemikian rupa
sehingga lambat laun unsur - unsur kebudayaan asing itu diterima dan diolah ke
dalam kebudayaan sendiri, tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian dari kebudayaan
itu sendiri.
2. Interaksi sosial yang bersifat
disosiatif, yakni yang mengarah kepada bentuk - bentuk pertentangan atau
konflik, seperti :
a. Persaingan
Adalah suatu
perjuangan yang dilakukan perorangan atau kelompok sosial tertentu, agar
memperoleh kemenangan atau hasil secara kompetitif, tanpa menimbulkan ancaman
atau benturan fisik di pihak lawannya.
b.
Kontravensi
Adalah
bentuk proses sosial yang berada di antara persaingan dan pertentangan atau
konflik. Wujud kontravensi antara lain sikap tidak senang, baik secara
tersembunyi maupun secara terang - terangan yang ditujukan terhadap perorangan
atau kelompok atau terhadap unsur - unsur kebudayaan golongan tertentu. Sikap
tersebut dapat berubah menjadi kebencian akan tetapi tidak sampai menjadi
pertentangan atau konflik.
c. Konflik
Adalah
proses sosial antar perorangan atau kelompok masyarakat tertentu, akibat adanya
perbedaan paham dan kepentingan yang sangat mendasar, sehingga menimbulkan
adanya semacam gap atau jurang pemisah yang mengganjal interaksi sosial di
antara mereka yang bertikai tersebut.
3. Ciri
- Ciri Interaksi Sosial
Menurut Tim Sosiologi (2002), ada
empat ciri - ciri interaksi sosial, antara lain (p. 23) :
a.
Jumlah pelakunya lebih dari satu orang.
b.
Terjadinya komunikasi di antara pelaku melalui kontak sosial.
c.
Mempunyai maksud atau tujuan yang jelas.
d.
Dilaksanakan melalui suatu pola sistem sosial tertentu
5. Syarat - Syarat Terjadinya Interaksi Sosial
Berdasarkan
pendapat menurut Tim Sosiologi (2002), interaksi sosial dapat berlangsung jika
memenuhi dua syarat di bawah ini, yaitu (p. 26) :
a.Kontak sosial
Adalah
hubungan antara satu pihak dengan pihak lain yang merupakan awal terjadinya
interaksi sosial, dan masing - masing pihak saling bereaksi antara satu dengan
yang lain meski tidak harus bersentuhan secara fisik.
b.
Komunikasi
Artinya
berhubungan atau bergaul dengan orang lain.
BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Manusia sebagai makhluk individu
bukan berarti manusia yang hidup sendiri tanpa orang lain, tapi manusia senagai
makhluk individu bisa diartikan bila tingkah polahnya bersifat spesifik dari
dalam dirinya bukan lagi mengikuti tingkah polah khalayak ramai atau umum.
Seorang manusia pastinya akan menyingkirkan sifat keindividuannya apabila dia
sedang berinteraksi dengan manusia lainya dalam kelompok. Dalam perkembangannya
manusia sebagai makhluk individu selalu berhadapan dengan konflik, karena
tingkah lakunya selalu ataupun ada yang bertentangan dengan peranan yang dituntut
kelompok/masyarakat.
B.
SARAN-SARAN
DAFTAR
PUSTAKA
Soelaeman, Dr. M. Munandar. Ilmu
Sosial Dasar. Refika Aditama.2006
Bainar, Prof. Dr. Hajjah, dkk. Ilmu
Sosial, Budaya, dan Kealaman Dasar. CV. Jenki Satria. 2006
Agus, Bustanuddin. Pengembangan
Ilmu-Ilmu Sosial Studi Banding Pandangan Ilmiah Dan Ajaran Agama. Gema
Insani. Jakarta. 1999.
http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/05/interaksi-sosial-definisi-bentuk-ciri.html
[1] Prof. Dr. Hajjah Bainar, Drs. H.
Ruslan Abdul Rahman, Drs. M. Jafar Anwar, M, Si. Ilmu Sosial, Budaya, dan
Kealaman Dasar hal 64.
[2] Prof. Dr. Hajjah
Bainar, Drs. H. Ruslan Abdul Rahman, Drs. M. Jafar Anwar, M, Si. Ilmu Sosial,
Budaya, dan Kealaman Dasar hal 64.
[3] Dr.M.
Munandar Soelaeman, Ilmu Sosial Dasar refika Aditama hal 113
[4] Prof. Dr.
Hajjah Bainar, Drs. H. Ruslan Abdul Rahman, Drs. M. Jafar Anwar, M, Si. Ilmu
Sosial, Budaya, dan Kealaman Dasar hal 65
[5] Prof. Dr.
Hajjah Bainar, Drs. H. Ruslan Abdul Rahman, Drs. M. Jafar Anwar, M, Si. Ilmu
Sosial, Budaya, dan Kealaman Dasar hal 66
[6] Dr.M.
Munandar Soelaeman, Ilmu Sosial Dasar refika Aditama hal 115
[7] Goode,
William The Family, terjemahan bahsa Indonesia oleh Dra. Lailahanoum
Hasyim, PT Bina Aksara,1983 hal 44-48
0 komentar:
Posting Komentar