Dasar-Dasar Biologis Prilaku
A. Pendahuluan
Kehidupan
kita setiap hari adalah penuh dengan contoh-contoh yang menunjukan
peran yang dimainkan oleh otak dalam perilaku. Dibawah ini adalah
beberapa kejadian yang menyentuh kehidupan manusia.
Seseorang
mempunyai teman yang dioperasi untuk mengangkat tumor dari sisi kanan
otaknya. Dia sembuh dari operasi itu. Tetapi dalam proses pengangkatan
tumor, operasi tersebut mengenai cerebral cortex dari hemisphere kanan
dari otaknya. Hasilnya adalah kelemahan dan paralysis parsial dari sisi
kiri tubuhnya. Harapannya, temannya akan sembuh dari kehilangan kekuatan
tangan kanan dan kaki kirinya.
Aspek
lain dari biologi perilaku adalah studi tentang hubungan antara
perilaku dan peristiwa-peristiwa mental-ingatan ( memory ), belajar,
persepsi, motivasi dan bicara-dan proses dalam nervus system ( sistem syaraf ) khusunya dalam otak.
Cabang
psikologi yang membicarakan tentang aktivitas sistem syaraf di
hubungkan dengan perilaku dan pengalaman disebut dengan banyak nama: Fisiologikal Psikologi, Biologikal Psikologi, Biopsikologi Neuropsikologi, Psikobiologi, dan Psikofisiologi.
B. Pengertian Perilaku
Perilaku
adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai
bentangan yang sangat luas antara lain : berjalan, berbicara, menangis,
tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. Dari uraian
ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku manusia adalah semua
kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati langsung, maupun yang
tidak dapat diamati oleh pihak luar.
Menurut Skinner, seperti yang dikutip oleh Notoatmodjo, merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus
atau rangsangan dari luar. Oleh karena perilaku ini terjadi melalui
proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme
tersebut merespon, maka teori Skinner ini disebut teori “S-O-R” atau
Stimulus – Organisme – Respon.[1]
Adapun
yang disebut tingkah laku mempunyai arti yang lebih kongkrit dari pada
jiwa. Karena itu, maka tingkah laku lebih mudah dipelajari daripada jiwa
dan melalui tingkah laku, kita dapat mengenal seseorang. Termasuk dalam
tingkah laku disini adalah perbuatan-perbuatan yang terbuka maupun
tertutup.
Tingkah
laku yang tertutup adalah tingkah laku yang hanya dapat diketahui
secara tidak langsung melalui alat-alat atau metode khusus, misalnya
berfikir, sedih, berhayal, bermimpi, takut, dan sebagainya. Tingkah laku
terbuka adalah tingkah laku yang dapat diketahui secara langsung dari
orang yang bersangkutan, misalnya berbicara, bercakap-cakap, dan
sebagainya.[2]
Dalam
psikologi masa kini, kedua jenis tingkah laku tersebut sama pentingnya,
tetapi dahulu ada aliran-aliran yang hanya mementingkan tingkah laku
yang terbuka saja, misalnya behaviourism, dan aliran tertutup seperti aliran psikologi intropeksi.[3]
C. Studi Masalah Keperilakuan
Studi
sistematik terhadap masalah keperilakuan, terutama mengenai perilaku
manusia secara keseluruhan, komunitas tertentu atau perilaku manusia
dalam hubunganya dengan objek-ebjek fisik bukan manusia diluar dirinya,
dapat dilakukan melalui pendekatan tunggal atau pendekatan antar
disiplin.
Untuk
dapat melakukan studi sistematik terhadap masalah keperilakuan,
peneliti sosial harus memahami minimal tiga hal, yaitu konsep dasar,
metode pencarian, dan pentingnya studi; hal ini sejalan dengan konsep
studi-studi sosial sebagaimana dikemukakan oleh Skeel ( 1979 ) memang
hanya mewakili beberapa cabang saja dari ilmu sosial secara keseluruhan.
Namun demikian, prinsip dasar dari pengkajian atau studi sistematik
mengenai masalah keprilakuan dari disiplin lain dalam lingkup ilmu
sosial dapat mengikuti kerangka berpikir tersebut.
Lebih
jauh, peneliti yang ingin melakukan studi masalah keperilakuan,
disamping harus memahami fokus studi, juga harus memahami mengenai
informasi yang diperlukan dalam rangka memecahkan masalah menjadi fokus,
untuk selanjutnya menyusun generalisasi.[4]
D. Tingkah Laku Kelompok
Ada
dua teori yang menerangkan tingkah laku kelompok, teori pertama adalah
yang dikemukakan oleh ahli-ahli psikologi dari aliran-aliran klasik,
yang berpendapat bahwa unit terkecil yang dipelajari psikologi adalah
inddividu.[5]
Oleh
karena itu, kelompok tidak lain adalah sekumpulan individu dan tingkah
laku kelompok adalah gabungan dari tingkah laku-tingkah laku individu-
individu secara bersama-sama. Teori kedua adalah teori yang bertolak
belakang dengan teori pertama yang diajukan oleh seorang sarjana
psikologi Prancis bernama Gustave Le Bon ( 1841-1931 ) dalam bukunya
yang terkenal “ Psychlogy des Foules” ( 1895 ). Dalam teorinya ,
Le Bon mengatakan bahwa bila dua orang atau lebih berkumpul di suatu
tempat tertentu, mereka akan menampilkan prilaku yang sama sekali
berbeda dari pada ciri-ciri tingkah laku individu-individu itu
masing-masing.
Demikian
juga kelompok orang tidak mempunyai sifat-sifat yang ada pada
anggota-anggota kelompok itu. Oleh kerena itu, menurut teori jiwa
kelompok ini, suatu kelompok merasa dan bertindak berbeda dari
masing-masing individu. Sebagai anggota kelompok seorang dapat saja
melakukan hal-hal yang luar biasa yang tidak pernah dilakukannya kalau
dia sedang berada sendirian. Sama halnya dengan orang yang berada dalam
pengaruh hipnotis. Itulah sebabnya banyak orang tua dan guru bertanya-
tanya, mengapa jagoan-jagoan tawuran yang ganas sekali mencelurit
lawannya, ketika di rumah justru sangat baik membentu orang tua. Tidak
pernah melawan, dan rajin beribadah.[6]
E. Ciri- Ciri Tingkah Laku Intelegen
Menurut Effendi & Praja, beberapa ciri tingkah laku yang intelegen ialah sebagai berikut:
1. Purposeful behavior, artinya tingkah laku yang intelegen, selalu terarah pada tujuan atau mempunyai tujuan yang jelas.
2. Organized behavior, artinya tingkah laku yang terkoordinasi atau tidak acak-acakan.[7]
3. Physical well toned behavior, artinya memiliki sifat jasmaniah yang baik, penuh tenaga dan tangkas atau lincah.
4. Adaptable
behavior, artinya tingkah laku yang luas fleksibel, tidak statis dan
kaku, tetapi selalu siap untuk mengadakan penyesuaian/perubahan terhadap
situasi yang baru.
5. Success
oriented behavior, artinya tingkah laku yang didasari perasaan aman,
tenang, gairah, dan penuh kepercayaan akan sukses/optimis.
6. Clearly
motivated behavior, artinya tingkah laku yang dapat memenuhi
kebutuhannya dan bermanfaat bagi orang lain atau masyarakat.
7. Rapid behavior, artinya tingkah laku yang efesien, efektif, dan cepat atau menggunakan waktu yang singkat.
8. Broad
behavior, artinya tingkah laku yang mempunyai latar belakang dan
pandangan luas yang meliputi sikap dasar serta jiwa yang terbuka.[8]
F. Tinjauan Tethadap Perilaku
Pada
umumnya, perilaku dapat ditinjau secara sosial, yaitu pengaruh hubungan
antara organisme dengan lingkungannya terhadap perilaku; intrapsikis,
yaitu proses dan dinamika mental/ psikologis yang mendasari prilaku;
serta biologis yaitu proses-proses dan dinamika yang syaraf faali ( neural-fisiologis ) yang ada dibalik suatu prilaku. Ketiga tinjauan ini sama pentingnya dan mendapat perhatian yang sama besarnya.[9]
G. Sel-Sel Tubuh
Tubuh kita dibekali dengan sel-sel yang berfungsi sebagai penerima rangsang ( receptor ); penerus rangsang ( adjustor ) dan sel-sel penanggap rangsang ( affector ).[10]
Dengan
berfungsinya ketiga jenis sel-sel tubuh ini, organisme dapat menerima
rangsang ( bunyi ) dan menanggapinya secara tepat ( berbunyi ). Secara
skematis, ketiga jenis sel tubuh ini dapat di rinci sebagai berikut:
Penerima penerima rangsang thermal ( suhu )
Penerima rangsang mekanis
Penerima rangsang kimiawi
Penerima rangsang phodk ( sinar warna )
SEL-SEL TUBUH penerus sel-sel syaraf otot-otot
Penanggap glandula ( kelenjar )
Skema sel-sel tubuh kita.[11]
H. Sistem Syaraf Kita
Sistem
syaraf kita terbagi menjadi dua, yaitu sistem syaraf pusat, yang
terdiri dari sel-sel syaraf di otak dan di sumsum tulang belakang; serta
sistem syaraf tepi ( perifer ) yang terdapat dalam semua organ lain dalam tubuh manusia.
Sistem
syaraf pusat berfungsi mengkoordinasi perilaku. Perilaku yang kompleks
di koordinasi oleh otak dan yang sederhana ( seperti refleks ) oleh
sumsum tulang belakang. Sistem syaraf tepi tidak memiliki fungsi
koordinasi. Tugas utamanya adalah menyalurkan rangsang – rangsang yang
diterima baik dari dalam maupun dari luar tubuh ke sistem syaraf pusat.[12]
Sel-sel syaraf yang menghantar impuls-impuls dari sistem syaraf tepi ke sistem syaraf pusat disebut afferent; dan yang menghantar impuls-impuls dari sistem syaraf pusat ke sistem tepi disebut efferent.
a. Otak Manusia
Otak memiliki +10 milyar sel syaraf atau +
90 % dari seluruh sel syaraf yang ada pada tubuh kita. Kalau tempurung
kepala dibuka akan terlihat sebuah benda setengah padat, seperti jamur
keriput, dan berwarna abu-abu kemerahan. Lapisan teratas yang tebalnya +1/2 inci, merupakan kumpulan berjuta-juta syaraf yang disebut Cortex. Inilah pusat pengelolaan segala hal kita pikirkan, rasakan, dan lakukan.
Penerimaan
rangsang di hantar ke korteks melalui jalur sensoris dan perintah dari
cortex ke organ-organ tubuh disalurkan lewat jalur motorik. Dalam cortex
terdapat pusat bicara ( Daeraah Broca ), pusat penglihatan, dan
pusat penciuman serta pengecapan. Gangguan pada pusat ini akan
mengakibatkan gangguan pada organ-organ yang bersangkutan.
Bila otak dilihat dari atas, maka akan nampak dua bagian yang simetris. Kedua belahan yang nampaknya mirip benar ini di sebut hemisfer cerebrum kiri dan kanan. Hemisfer yang domonan disebut hemisfer mayor dan yang tidak domonan di sebut hemisfer monor.[13]
b. Sumsum Tulang Belakang dan Sistem Syaraf Otonom
Sumsum tulang belakang atau medulla spinalis
merupakan penghubung antara otak dengan semua bagian tubuh. Disini juga
disalurkan impuls-impuls maupun dari otak lewat jalur sensoris dan
motoris. Selain itu, sumsum tulang belakang mengkoordinasi reflex, yaitu suatu prilaku yang mempertahankan diri yang terjadi jauh lebih cepat dari pada gerak sadar.
Untuk
tugas ini, ia dibekali dengan organ-organ sensorik, yaitu indera, dan
serabut syaraf sensorik yang menghantar impuls-impuls inderawi tersebut
ke bagian yang menerima di medulla spinalis.
c. Sistem Endokrin
Selain
sistem syaraf pusat, tubuh kita memiliki sistem lain yang berfungsi
membantu sistem syaraf pusat sekaligus dapat mempengaruhi tingkah laku.
Inilah sistem endokrin, yang terdiri dari rangkaian kelenjar ( glandula )
yang dapat mengeluarkan cairan kimiawi tertentu langsung ke dalam
darah. Banyak sedikitnya cairan kimiawi ini, disebut hormon, sangat
menentukan fungsi tubuh manusia dan akhirnya menentukan perilaku.
Kelenjar-kelenjar itu, dapat disebutkan beberapa di antaranya yang
terpenting:
1. Kelenjar gondok ( thyroid ): mengeluarkan hormon trioksin yang membantu mengatur metabolism tubuh.
2. Kelenjar
pituitary: mengeluarkan hormon pitutiari yang bekerjasama dengan
hipotalamus ikut mengatur berbagai reaksi emosional individu.
3. Kelenjar
adrenal: menghasilkan hormon adrenalin yang dikeluarkan atas pengaruh
hormon pitutiari pada saat seorang sedang stress.
4. Kelenjar kelamin ( gonad ): yang menghasilkan hormon-hormon yang mempengaruhi perilaku seksual.
5. Kelenjar pancreas: menghasilkan insulin yang mengatur kadar gula dalam darah.[14]
I. Kesimpulan
Perilaku
adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai
bentangan yang sangat luas antara lain : berjalan, berbicara, menangis,
tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya.
Perilaku
ditinjau secara sosial, yaitu pengaruh hubungan antara organisme dengan
lingkungannya terhadap perilaku; intrapsikis, yaitu proses dan dinamika
mental/ psikologis yang mendasari perilaku; serta biologis yaitu
proses-proses dan dinamika yang syaraf faali ( neural-fisiologis ) yang ada dibalik suatu perilaku.
Sel-sel syafaf yang menghantar impuls-impuls dari sistem syaraf tepi ke sistem syaraf pusat disebut afferent; dan yang menghantar impuls-impuls dari sistem syaraf pusat ke sistem tepi disebut efferent.
Sistem endokrin, yang terdiri dari rangkaian kelenjar ( glandula
) yang dapat mengeluarkan cairan kimiawi tertentu langsung ke dalam
darah. Banyak sedikitnya cairan kimiawi ini, disebut hormon, sangat
menentukan fungsi tubuh manusia dan akhirnya menentukan perilaku. Yaitu
antara lain: Kelenjar Gondok ( thyroid ), Kelenjar pituitary, Kelenjar Adrenal, Kelenjar Kelamin, Kelenjar Pancreas
DAFTAR PUSTAKA
Danim, Sudarman.( 1997 ). Metode Penelitian Untuk Ilmu-Ilmu Prilaku. Jakarta: Bumi Aksara
Fauzi, Ahmad.( 2004 ). Psikologi Umum. Bandung: CV Pustaka Setia
Irwanto.( 2002 ). Psikologi Umum. Jakarta: PT. Prenhallindo
Sarwono, Sarlito W.( 2009 ). Pengantar Psikologi Umum. Jakarta: Rajawali Pers
Sobur, Alex.( 2003 ). Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia
www.peutuah.com/konsep-dasar-prilaku-manusia
0 komentar:
Posting Komentar