KATA PENGANTAR
Pertama
- tama, Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena atas burkat dan rahmat serta karunia-Nyalah penulis dapat
menyelesaikan tugas karya ilmiah yang disusun untuk memenuhi Tugas
praktek Bahasa Indonesia sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Terima
Kasih Penulis sampaikan kepada Guru Bidang Studi Bahasa Indonesia yang
telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk mengerjakan Tugas Karya
Ilmiah ini, sehingga Penulis menjadi lebih mengerti dan memahami tentang
Pendidikan, Tak lupa Penulis juga mengucapkan Terima kasih yang sebesar
- besarnya kepada Seluruh Pihak yang baik secara langsung maupun tidak
langsung telah tnembantu dalam upaya penyelesaian Karya Ilmiah ini baik
mendukung secara moril maupun materil.
Adapun
yang menjadi judul daripada Karya Ilmiah ini adalah "Idiologi
Pendidikan Liberal'; Sesuai dengan judul yang dipilih, maka Karya ilmiah
ini membahas tentang Paradigma Idiologi Pendidikan, Paradigma Idialogi
Kritis dan Idiologi Liberal serta Paradigma Idiologi Pendidikan Liberal
saat ini. Hingga dapat disimpulkan bahwa Pada paradigma pendidikan
liberal, fokus utama terletak pada bagaimana membuat anak didik memiliki
kemampuan untuk bersaing di tengah system yang berlaku di masyarakat.
Ibarat
pepatah "Tak Ada Gading Yang Tak Retak", maka begitu pulalah dengan
hanya Ilmiah ini, walaupun Penulis telah berusaha semaksimal mungkin,
akan tetapi Penulis menyadari bahura masih banyak terdapat kesalahan,
kekurangan dan kesilapan dalam. Karya Ilmiah ini, untuk itu, Saran dan
kritik tetap penulis harapkan demi perbaikan makalah ini kedepan. Akhir
kata penulis berharap Karya Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Terima Kasih.
Medan, Maret 2009
Penulis,
HENDYANTO
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring
pergantian zaman, paham-paham yang berkembang didunia mengalami
berbagai perubahan. Hal ini dipengaruhi oleh pola pikir yang berkembang
pada zaman tertentu. Ada pertentangan-pertentangan yang senantiasa bertarung dan secara silih berganti mendominasi pola pemikiran masyarakat.
Misalnya
pertarungan antara agama dan sains. Pada zaman pertengahan agama
mendominasi, dan sains termarjinalkan. Selanjutnya pada zaman
renaissance hingga sekarang, sains mendorninasi dan menjadi alat ukur
kebenaran sedangkan agama lebih cenderung dimarjinalkan. Dalam tataran
ideologi, pertarungan antara kapitalisme dan sosialisme mewarnai
ideologi masyarakat dunia.
Kapitalisme
yang dimotori oleh Amerika berpegang pada kebebasan individu secara
mutlak, sedangkan sosialisme yang dimotori oleh Rusia berpegang pada
pembatasan terhadap kebebasan individu, dan semuanya diatur oleh Negara
untuk kepentingan bersama. Pertarungan ini akhirnya dimenangkan oleh
Amerika sebagai pembawa bendera kapitalis yang akhimya berdampak pada
berbagai sector kehidupan masyarakat, salah satunya pada sector
pendidikan.
Pendidikan
memiliki peranan penting dalam pengembangan kemampuan seseorang.
Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk mendapatkan pengetahuan
yang nantinya menjadi bekal dalam kehidupan ditengah masyarakat. Isu
tentang pendidikan menarik dan senantiasa actual pendidikan tidak pernah
lekang oleh zaman, mulai dari zaman Adam, Hermes, sampai zaman kita
sekarang bahkan juga pada zaman-zaman berikutnya.
Pendidikan
juga tidak bisa lepas dari ideologi yang berkembang ditengah
masyarakat. Ideologi ini turut mewarnai pendidikan sehingga pendidikan
yang dilakukan ditengah masyarakat memiliki karakteristik tertentu yang
identik dengan ideologi tertentu pula. Setidal-nya ada tiga ideologi
yang berkembang dalam dunia pendidikan, yaitu konservatif, liberal dan
kapitalis. Perbedaan dari ketiga ideology tersebut terkait dengan
bagaimana pandangan manusia terkait dengan apa yang menimpanya. Hal ini
akan berdampak pada metode dan cara pembelajaran yang diberikan oleh
pendidikan dengan ideologi tertentu.
Kapitalisme
global berimplikasi pada pengakuan terhadap hak individu. Hal ini
menimbulkan paham liberalisme yang menekankan kebebasan pada
masing-masing individu dalam segala hal. Dalam menghadapi ha1 tersebut,
pendidikan dituntut untuk mempersiapkan generasi-generasi yang mampu
berinteraksi dengan keadaaan yang terjadi sekarang. Untuk itu kemudian
ideologi pendidikan liberal muncul. Selanjutnya tulisan ini akan
membahas tentang ideologi pendidikan liberal saat ini.
1.2. Rumusan Masalah
Dalam penulisan karya ilmiah ini terdapat rumusan masalah yaitu sebagai berikut :
- Bagaimankah perkembangan ideology Pendidikan liberal?
- Bagaimana ideologi Pendidikan liberal Saat ini?
1.3. Identifikasi Masalah
Dalam karya ilmiah ini terdapat masalah yang dapat diidentitikasikan yaitu :
- Apakah pendidikan akan melegitimasi sistem dan struktur sosial yang ada ataukah berperan kritis dalam usaha melakukan perubahan sosial dan transformasi menuju dunia yang lebih adil.
- Terdapat tiga ideologi yang berkembang dalam dunia pendidikan, yaitu konservatif, liberal dan kapitalis. Perbedaan dari ketiga ideology tersebut terkait dengan bagaimana pandangan manusia terkait dengan apa yang menimpanya. Hal ini akan berdampak pada metode dan cara pembelajaran yang diberikan oleh pendidikan dengan ideologi tertentu,
1.4. Manfaat Penulisan
Adapun yang menjadi manfaat daripada penulisan karya ilmiah ini adalah :
- Untuk mengetahui apa itu idiologi pendidikan liberal
- Untuk mengetahui perkembagan idiologi liberal
- Untuk mengetahui kondisi idiologi pendidikan liberal saat ini
- Untuk dijadikan sebagai pedoman pada penulisan perkembangan karya ilmiah selanjutnya.
1.5. Tujuan Penulisan
Tujuan
penulisan karya ilmiah ini selain sebagai pemenuhan tugas Praktek
Bahasa Indonesia, juga sebagai media untuk mempraktekkan ilmu yang telah
dipelajari dan didapat selama ini tentu saja khususnya dalam mengalnati
idialogi pendidikan liberal di Indonesia dan untuk mengetahui Paradigma
idiologi pendidikan Liberal saat ini khususnya di Indonesia.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Pengertian Paradigma
Berdasarkan
KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), Paradigma memiliki arti daftar
semua bentukan dari sebuah kata yang memperlihatkan konjugasi dan
deklinasi kata tersebut; Model dalam Teori Ilmu Pengetahuan; dan
Kerangka berpikir;
2.2. Pengertian Idiologi
Berdasarkan
KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), idiologi memiliki arti Kumpulan
konsep bersistem yang dijadikan asas pendapat (kejadian) yang memberikan
arah dan tujuan untuk kelangsungan hidup; cara berpikir seseorang atau
suatu golangan; Paham, Teori dan Tujuan yang merupakan satu program
sosial politik;
2.3. Pengertian Pendidikan
Menurut Wikipedia (http://id.wikipedia.orglwiki/Pendidikan),
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian din', kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Pendidikan
meliputi pengajaran keahlian khusus, dan juga sesuatu yang tidak dapat
dilihat tetapi lebih mendalam yaitu pemberian pengetahuan, pertimbangan
dan kebijaksanaan. Salah satu dasar utama pendidikan adalah untuk
mengajar kebudayaan melewati generasi.
Ada dua faktor yang mempengaruhi kualitas pendidikan khususnya di Indonesia yaitu :
• Faktor
internal, meliputi jajaran dunia pendidikan baik itu Departemen
Pendidikan Nasional, Dinas Pendidikan daerah, dan juga sekolah yang
berada di garis depan. Dalam hal ini, interfensi dari pihak-pihak yang
terkait sangatlah dibutuhkan agar pendidikan senantiasa selalu terjaga
dengan baik.
• Faltor
eksternal, adalah masyarakat pada umumnya. Dimana, masyarakat merupakan
ikon pendidikan dan merupakan tujuan dari adanya pendidikan yaitu
sebagai objek dari pendidikan
2.4. Pengertian Liberal
Berdasarkan KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), liberal memiliki arti bersifat bebas; berpandangan bebas (luas dan terbuka);
Jadi
berdasarkan pengertian - pengeertian diatas, Paradigma Idiologi
Pendidikan Liberal dapat diartikan sebagai Model dalam Teori Ilmu
Pengetahuan dalam usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat yang sesuai
dengan Paham, Teori dan Tujuan yang merupakan satu program sosial
politik yang bebasm berpandangan luas dan terbuka.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Paradigma Ideologi Pendidikan
Menurut
William O'neil, pakar pendidikan dari University of Southern California
dalam ideologi Pendidikan (2001 ) bahwa pendidikan kalau boleh
diibaratkan seperti seorang musafir yang sedang berada pada persimpangan
jalan. Jalan mana yang akan ditempuh untuk mencapai tujuan adalah
pilihan. Begitu juga dengan pendidikan, memilih jalan itu merupakan hal
yang amat penting dan menentukan keberhasilan.
Akan
tetapi, dalam pendidikan yang menjadi persoalan adalah apakah
pendidikan akan melegitimasi sistem dan struktur sosial yang ada ataukah
berperan kritis dalam usaha melakukan perubahan sosial dan transformasi
menuju dunia yang lebih adil. Dari adanya dua pilihan itulah, akhirnya
melahirkan Ideologi pendidikan liberal dan Kritis. Kedua paradigma
tersebut dijabarkan sebagai Paradigma kritis dan paradigma liberal.
3.2. Paradigma Idiologi Kritis dan Idiologi Liberal
Menurut
paradigma kritis, pendidikan merupakan arena perjuangan politik. Dalam
perspektif kritis, urusan pendidikan adalah melakukan refleksi kritis,
terhadap 'the dominant ideologi' kearah transformasi sosial. Tugas utama
pendidikan adalah menciptakan ruang agar cikap kritis terhadap sistim
dan sruktur ketidakadilan, serta melakukan dekonstruksi dan advokasi
menuju sistem sosial yang lebih adil. Pendidikan tidak bisa bersikap
netral, bersikap obyektif maupun berjarak dengan masyarakat (detachment)
seperti anjuran positivisme. Visi pendidikan adalah melakukan kritik
terhadap sistim dominan sebagai pemihakan terhadap rakyat kecil dan yang
tertindas untuk mencipta sistim sosial baru dan lebih adil. Dalam
perspektif kritis, pendidikan harus mampu menciptakan ruang untuk
mengidentifikasi dan menganalisis secara bebas dan kritis untuk
transformasi sosial. Dengan kata lain tugas utama pendidikan adalah
'memanusiakan' kembali manusia yang mengalami dehumanisasi karena sistem
dan struktur yang tidak adi1.
Kedua
yakni paradigma Liberal, berangkat dari keyakinan bahwa tidak ada
masalah dalam sistim yang berlaku ditengah masyarakat, masalahnya
terletak pada mentalitas, kreativitas, motivasi, ketrampilan teknis,
serta kecerdasan anak didik. Paradigma pendidikan liberal kemudian
menimbulkan suatu kesadaran, yang Dengan meminjam istilah Freire (1970)
disebut sebagai kesadaran naif Keadaan yang di katagorikan dalam
kesadaran ini adalah lebih melihat `aspek manusia` menjadi akar penyebab
masalah masarakat. Dalam kesadaran ini 'masalah etika, kreativitas,
'need for achevernent' dianggap sebagai penentu perubahan sosial.
Jadi
dalam menganalisis misalnya mengapa suatu masyarakat miskin menurut
paradigtna pendidikan liberal karena `salah' masyarakat yang miskin itu
sendiri, yakni mereka malas, tidak memiliki kewiraswataan, atau tidak
memiliki budaya 'membangunan' dan seterusnya. Oleh karena itu 'man power
development' adalah sesuatu yang diharapkan akan menjadi pemicu
perubahan. Pendidikan dalam kontek ini tidak mempertanyakan systim dan
struktur yang berlaku, bahkan systim dan struktur yang ada dianggap
sudah baik dan benar.
Dalam
memandang tentang realitas sosial yang sedang berjalan, kaum liberal
lebih berorientasi pada upaya menyesuaikan "subyek" terhadap realitas
yang melingkupinya. Dengan demikian, berdasarkan pandangan ini, yang
harus berubah adalah "subyeknya", dalam hal ini peserta didik, agar bisa
beradaptasi dengan sistem dan struktur yang sedang berjalan.
2.1. Paradigma Idiologi Pendidikan Liberal
Berkaitan
dengan pendidikan, kaum liberal beranggapan bahwa persoalan pendidikan
terlepas dari persoalan politik dan ekonomi masyarakat. Dan pendidikan
tidak memiliki kemudian lebih diarahkan pada penyesuaian atas sistem dan
struktur sosial yang berjalan. Yang lebih diperhatikan adalah bagaimana
meningkatkan kualitas dari proses belajar mengajar sendiri, fasilitas
dan kelas yang baru, modernisasi peralatan sekolah, penyeimbangan rasio
guru-murid. Selain itu juga berbagai investasi untuk meningkatkan
rnetodologi pengajaran dan pelatihan yang lebih effisien dan
partisipatif, seperti kelompok dinamik (group dynamics) 'learning by
doing', 'experimental learning', ataupun bahkan Cara Belajar Siswa Aktif
(CBSA) sebagainya. LTsaha peningkatan tersebut terisolasi dengan svstem
dan struktur ketidak adilan kelas dan gender, dominasi budaya dan
represi politik yang ada dalam masyarakat.
Kaum
Libera sama-sama berpendirian bahwa pendidiakan adalah politik, dan
“excellence" haruslah merupakan target utama pendidikan. Kaum Liberal
beranggapan bahwa masalah mayarakat dan pendidikan adalah dua masalah
yang berbeda. Mereka tidak melihat kaitan pendidikan dalam struktur
kelas dan dominasi politik dan budaya serta diskriminasi gender
dimasyarakat luas. Bahkan pendidikan bagi salah satu aliran liberal
yakni `structural funrtionalisme' justu dimaksud sebagai sarana untuk
menstabilkan norma dan nilai masyarakat. Pendidikan justru dimaksudkan
sebagai media untuk mensosialisasikan dan mereproduksi nilai nilai tata
susila keyakinan dan nilai - nilai dasar agar masyarakat luas berfungsi
secara baik.
Pendekatan
liberal inilah yang mendominasi segenap pemikiran tentang pendidikan
rti berbagai macam pelatihan. Akar dan pendidikan ini adalah
Liberalisme, yakni suatu pandangan yang menekankan pengembangan
kemampuan, melindungi hak, dan kebebasan (freedoms), serta
mengidentifikasi problem dan upaya perubahan sosial secara inskrimental
demi menjaga stabilitas jangka panjang.
Konsep
pendidikan dalam tradisi liberal berakar pada cita cita Barat tentang
individualisme. Ide palitik liberalisme sejarahnya berkait erat dengan
bangkitnya kelas liberalisme dalam pendidikan dapat dianalisa dengan
melihat komponen komponennya. Komponen pertama, adalah komponen pengaruh
filsafat Barat tentang model manusia universal yaitu manusia yang
"rational liberal". Ada
beberapa asumsi yang mendukung konsep manusia "rasional liberal"
seperti: pertama bahwa semua manusia memiliki potensi sama dalam
intelektual, kedua baik tatanan alam maupun norma sosial dapat ditangkap
oleh akal. Ketiga adalah "individualis" yakni adanya angapan bahwa
manusia adalah atomistik dan atanom (Bay,1988). Menernpatkan individu
socara atomistic, membawa pada keyakinan bahwa hubungan sosial sebagai
kebetulan, dan masyarakat dianggap tidak stabil karena interest
anggotanya yang tidak stabil.
Pengaruh
liberal ini kelihatan dalam pendidikan yang mengutamakan prestasi
melalui proses persaingan antar murid. Perankingan untuk menentukan
murid terbaik, adalah implikasi dari paham pendidikan ini. Pengaruh
pendidikan liberal juga dapat dilihat dalam berbagai training
management, kewiraswastaan, dan training-training yang lain. Contoh
kongkrit pendekatan liberal bisa kita lihat pada Achievement Motivation
Training (AMT) McClelland. McClelland berpendapat bahwa akar masalah
keterbelakangan dunia ketiga karena mereka tidak memiliki apa yang
dinamakannya N Ach. Oleh karena sarat pembangunan bagi rakyat dunia ketiga adalah perlu virus "N ach" yang membuat individu agresif dan rasional
Komponen
kedua adalah Positivisme. Positivisme sebagai suatu paradigma ihnu
sosial yang dominan sewasa ini juga menjadi dasar bagi model pendidikan
Liberal. Positivisme pada dasarnya adalah ilmu sosial yang dipinjam dari
pandangan, metode dan teknik ilmu alarn memahami realitas. Positivisme
sebagai suatu aliran filsafat berakar pada tradisi ilmu ilrnu sosial
yang dikembangkan dengan mengambil cara ilmu alam menguasai benda, yakni
dengan kepercayaan adanya universalisme and generalisasi, melalui
metode determinasi, 'fixed law' atau kumpulan hukum teori (Schoyer,
1973). Positivisme berasumsi bahwa penjelasan tungal dianggap
"appropriate" untuk semua fenomena.
Oleh
karena itu riset sosial ataupun pendidikan dan pelatihan harus didekati
dengan positivisme yang melibatkan unsur-unsur seperti obyektivitas,
empiris, tidak memihak, detachment, rasional dan bebas nilai.
Pengetahuan selalu menganut hukum ilmiah yang bersifat universal,
prosedur harus dikuantifisir dan diveritikasi dengan metode
"scientific". Dengan kata lain, positivism mensaratkan pemisahan fakta
dan nilai dalam rangka menuju pada pemahaman obyektif atas realitas
sosial.
Pendidikan
dan pelatihan dalam positivistik bersifat fabrikasi dan mekanisasi
untuk memproduksi keluaran pendidikan yang harus sesuai dengan `pasar
kerja'. Dalam pola pemikiran positivistic Murid dididik untuk tunduk
pada struktur yang ada. Dari sana,
bisa kita lihat bahwa pada paradigma liberal pendidikan biasanya lebih
melanggengkan system yang ada dengan melahirkan anak-anak didik yang
berperan dalam mempertahankan system tersebut.
Tradisi
liberal telah mendominasi konsep pendidikan hingga saat ini. Pendidikan
liberal adalah menjadi bagian dari globalisasi ekonomi 'liberal'
kapitalisme. Dalam kontek lokal, paradigma pendidikan liberal telah
menjadi bagian dari sistim developmentalisme, dimana sistim tersebut
ditegakan pada suatu asumsi bahwa akar 'underdevelopment' karena rakyat
udak mampu terlibat dalam sistim kapitalisme. Pendidikan harus membantu
peserta didik untuk masuk dalam sistim developmentalisme tersebut,
sehingga masyarakat memiliki kemampuan dalam kompetisi di system
kapitalis.
BAB IV
KESIMPULAN
Berdasarkan
pembahasan pada Bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan yaitu
Pada paradigma pendidikan liberal, fokus utama terletak pada bagaimana
membuat anak didik memiliki kemampuan sehingga mereka bisa bersaing di
tengah sistem yang berlaku pada masyarakat. Pendidikan liberal tidak
melihat masalah yang berkembang daiam masyarakat karena sistem sosial
masyarakat tersebut, tetapi karena ketidaksiapan manusia dalam
menghadapi sistem. Sehingga ini akan mengakibatkan pembelajaran yang
bersifat memberikan pengetahuan dan keterampilan yang berguna
sebanyak-banyaknya kepada anak didik, pengetahuan bersifat doktriner dan
menilai sesuatu hanya dengan melihat kecerdasan intelektual yang
dimiliki oleh anak didik. Menariknya ideologi pendidikan inilah yang
sekarang sedang berkembang ditengah-tengah masyarakat global.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.fppm.org/Info%20Anda/pendidikan%20yang%20membebaskan.htm.
Mansaor Faqih dan Toko Raharjo. Pendidikan yang memebebaskan . Agustus 2002
http://www.pikiran-rakyat.com/Artikel/0802.htm
Ahmad Dahidi & Miftachul Amri. Potrt Pendidikan di Jepang, Sebuah Refleksi. 22 Mei 2003
http://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan
0 komentar:
Posting Komentar