ideologi adalah kumpulan ide atau
gagasan. Kata ideologi sendiri diciptakan oleh Destutt de Tracy pada
akhir abad ke-18 untuk mendefinisikan "sains tentang ide". Ideologi
dapat dianggap sebagai visi yang komprehensif, sebagai cara memandang
segala sesuatu (bandingkan Weltanschauung), secara umum (lihat Ideologi
dalam kehidupan sehari hari) dan beberapa arah filosofis (lihat Ideologi
politis), atau sekelompok ide yang diajukan oleh kelas
yang dominan
pada seluruh anggota masyarakat. Tujuan untama dibalik ideologi adalah
untuk menawarkan perubahan melalui proses pemikiran normatif. Ideologi
adalah sistem pemikiran abstrak (tidak hanya sekadar pembentukan ide)
yang diterapkan pada masalah publik sehingga membuat konsep ini menjadi
inti politik. Secara implisit setiap pemikiran politik mengikuti sebuah
ideologi walaupun tidak diletakkan sebagai sistem berpikir yang
eksplisit.
ISI
IDEOLOGI LIBERALISME
Pengertian Liberalisme
Liberalisme
adalah sebuah ideologi, pandangan filsafat, dan tradisi politik yang
didasarkan pada pemahaman bahwa kebebasan adalah nilai politik yang
utama. Liberalisme tumbuh dari konteks masyarakat Eropa pada abad
pertengahan. Ketika itu masyarakat ditandai dengan dua karakteristik
berikut. Anggota masyarakat terikat satu sama lain dalam suatu sistem
dominasi kompleks dan kukuh, dan pola hubungan dalam system ini bersifat
statis dan sukar beruba
Pemikiran
liberal (liberalisme) berkembang sejak masa Reformasi Gereja dan
Renaissans yang menandai berakhirnya Abad Pertengahan (abad V-XV).
Disebut liberal, yang secara harfiah berarti bebas dari batasan (free
from restraint), karena liberalisme menawarkan konsep kehidupan yang
bebas dari pengawasan gereja dan raja. Ini berkebalikan total dengan
kehidupan Barat Abad Pertengahan ketika gereja dan raja mendominasi
seluruh segi kehidupan manusia.
Secara
umum, liberalisme mencita-citakan suatu masyarakat yang bebas,
dicirikan oleh kebebasan berpikir bagi para individu. Paham liberalisme
menolak adanya pembatasan, khususnya dari pemerintah dan agama.
Liberalisme menghendaki adanya, pertukaran gagasan yang bebas, ekonomi
pasar yang mendukung usaha pribadi (private enterprise) yang relatif
bebas, dan suatu sistem pemerintahan yang transparan, dan menolak adanya
pembatasan terhadap pemilikan individu. Oleh karena itu paham
liberalisme lebih lanjut menjadi dasar bagi tumbuhnya kapitalisme.
Dalam
masyarakat modern, liberalisme akan dapat tumbuh dalam sistem
demokrasi, hal ini dikarenakan keduanya sama-sama mendasarkan kebebasan
mayoritas. Bandingkan Oxford Manifesto dari Liberal International:
"Hak-hak dan kondisi ini hanya dapat diperoleh melalui demokrasi yang
sejati. Demokrasi sejati tidak terpisahkan dari kebebasan politik dan
didasarkan pada persetujuan yang dilakukan dengan sadar, bebas, dan yang
diketahui benar (enlightened) dari kelompok mayoritas, yang diungkapkan
melalui surat suara yang bebas dan rahasia, dengan menghargai kebebasan
dan pandangan-pandangan kaum minoritas.
Masyarakat
yang terbaik (rezim terbaik), menurut paham liberalisme adalah yang
memungkinkan individu mengembangkan kemampuan-kemampuan individu
sepenuhnya. Dalam masyarakat yang baik semua individu harus dapat
mengembangkan pikiran dan bakat-bakatnya. Hal ini mengharuskan para
individu untuk bertanggung jawab atas tindakannya, dan tidak menyuruh
seseorang melakukan sesuatu untuknya atau seseorang untuk mengatakan apa
yang harus dilakukan.
Ciri-ciri ideologi liberalisme
Cirri-ciri ideologi liberal sebagai berikut
1. Demokrasi merupakan bentuk pemerintahan yang lebih baik
2. Anggota masyarakat memiliki kebebasan intelektual penuh, termasuk kebebasan
berbicara, kebebasan beragama dan kebebasan pers.
3. Pemerintah hanya mengatur kehidupan masyarakat secara terbatas. Keputusan
yang dibuat hanya sedikit untuk rakyat sehingga rakyat dapat belajar membuat
keputusan diri sendiri.
4. Kekuasaan dari seseorang terhadap orang lain merupakan hal yang buruk.
5. Semua masyarakat dikatakan berbahagia apabila setiap individu atau sebagian terbesar individu berbahagia.
6. Hak-hak tertantu yang tidak dapat dipindahkan dan tidak dapat dilanggar oleh kekuasaan manapun..
Ideologi Liberaisme Terbentuk
Ajaran liberalisme ortodoks sangat mewarnai pemikiran para The Founding
Father Amerika seperti George Wythe, Patrick Henry, Benjamin Franklin, ataupun
Thomas Jefferson
Negara yang menganut Ideologi Liberalisme
Beberapa
Negara di Benua Amerika yang menganut ideology liberalisme Amerika
Serikat, Argentina, Bolivia, Brazil, Cili, Cuba, Kolombia, Ekuador,
Honduras, Kanada, Meksiko, Nikaragua, Panama, Paraguay, Peru, Uruguay
dan Venezuela. Sekarang ini, kurang lebih liberalisme juga danut oleh
negara Aruba, Bahamas, Republik Dominika, Greenland, Grenada, Kosta
Rika, Puerto Rico dan Suriname.
Masih banyak lagi negara-negara yang menganut Ideologi Liberalisme di benua lainnya.
IDEOLOGI SOSIALISME
Pengertian Sosialisme
Sosialisme
merupakan merupakan reaksi terhadap revolusi industri dan
akibat-akibatnya. Awal sosialisme yang muncul pada bagian pertama abad
ke-19 dikenal sebagai sosialis utopia. Sosialisme ini lebih didasarkan
pada pandangan kemanusiaan (humanitarian). Paham sosialis berkeyakinan
perubahan dapat dan seyogyanya dilakukan dengan cara-cara damai dan
demokratis. Paham sosialis juga lebih luwes dalam hal perjuangan
perbaikan nasib buruh secara bertahap.
Istilah
sosialisme atau sosialis dapat mengacu ke beberapa hal yang berhubungan
dengan ideologi atau kelompok ideologi, sistem ekonomi, dan negara.
Istilah ini mulai digunakan sejak awal abad ke-19. Dalam bahasa Inggris,
istilah ini digunakan pertama kali untuk menyebut pengikut Robert Owen
pada tahun 1827. Di Perancis, istilah ini mengacu pada para pengikut
doktrin Saint-Simon pada tahun 1832 yang dipopulerkan oleh Pierre Leroux
dan J. Regnaud dalam l'Encyclopédie Nouvelle[1]. Penggunaan istilah
sosialisme sering digunakan dalam berbagai konteks yang berbeda-beda
oleh berbagai kelompok, tetapi hampir semua sepakat bahwa istilah ini
berawal dari pergolakan kaum buruh industri dan buruh tani pada abad
ke-19 hingga awal abad ke-20 berdasarkan prinsip solidaritas dan
memperjuangkan masyarakat egalitarian yang dengan sistem ekonomi menurut
mereka dapat melayani masyarakat banyak daripada hanya segelintir
elite.
Ajaran tentang Ideologi Sosialisme
1.
Menciptakan masyarakat sosialis yang dicita-citakan dengan kejernihan
dan kejelasan argument, bukan dengan cara-cara kekerasan dan revolusi.
2. Permasalahan seyogyanya di selesaikan dengan cara demokratis.
Nama-nama penting dalam Ideologi Sosialisme
Nama-nama
penting dalam Ideologi Sosialisme C.H. Saint Simon (1760-1825), F.M
Charles Fourier (1772-1837), EtinneCabet (1788-1856), Wilhelm Weiling
(1808-1871), dan Louis Bland (1811-1882).
Negara yang menganut Ideologi Sosialisme
Negraa yang menganut Ideologi Sosialisme adalah Negara-negara di Eropa Barat.
IDEOLOGI KOMUNISME
Pengertian Komunisme
Komunisme
adalah salah satu ideologi di dunia, selain kapitalisme dan ideologi
lainnya. Komunisme lahir sebagai reaksi terhadap kapitalisme di abad
ke-19, yang mana mereka itu mementingkan individu pemilik dan
mengesampingkan buruh.
Secara
umum komunisme sangat membatasi agama pada rakyatnya, dengan prinsip
agama dianggap candu yang membuat orang berangan-angan yang membatasi
rakyatnya dari pemikiran yang rasional dan nyata.
Paham
komunis berkeyakinan perubahan atas system kapitalisme harus dicapai
dengan cara-cara revolusi dan pemerintahan oleh diktator proletariat
sangat
diperlukan pada masa
transisi. Dalam masa transisi dengan bantuan Negara dibawah diktator
proletariat, seluruh hak milih pribadi dihapuskan dan diambillah untuk
selanjutnya berada dalam control negara.
Komunisme
sebagai ideologi mulai diterapkan saat meletusnya Revolusi Bolshevik di
Rusia tanggal 7 November 1917. Sejak saat itu komunisme diterapkan
sebagai sebuah ideologi dan disebarluaskan ke negara lain. Pada tahun
2005 negara yang masih menganut paham komunis adalah Tiongkok, Vietnam,
Korea Utara, Kuba dan Laos.
Ciri-ciri Ideologi Komunisme
Adapun
ciri pokok pertama ajaran komunisme adalah sifatnya yang ateis, tidak
mengimani Allah. Orang komunis menganggap Tuhan tidak ada, kalau ia
berpikir Tuhan tidak ada. Akan tetapi, kalau ia berpikir Tuhan ada,
jadilah Tuhan ada. Maka, keberadaan Tuhan terserah kepada manusia.
Ciri
pokok kedua adalah sifatnya yang kurang menghargai manusia sebagai
individu. Manusia itu seperti mesin. Kalau sudah tua, rusak, jadilah ia
rongsokan tidak berguna seperti rongsokan mesin. Komunisme juga kurang
menghargai individu, terbukti dari ajarannya yang tidak memperbolehkan
ia menguasai alat-alat produksi.
Komunisme
mengajarkan teori perjuangan (pertentangan) kelas, misalnya proletariat
melawan tuan tanah dan kapitalis. Pemerintah komunis di Rusia pada
zaman Lenin pernah mengadakan pembersihan kaum kapitalis (1919-1921).
Stalin pada tahun 1927, mengadakan pembersihan kaum feodal atau tuan
tanah.
Salah satu doktrin komunis
adalah the permanent atau continuous revolution (revolusi
terus-menerus). Revolusi itu menjalar ke seluruh dunia. Maka, komunisme
sering disebut go international.. Komunisme memang memprogramkan
tercapainya masyarakat yang makmur, masyarakat komunis tanpa kelas,
semua orang sama. Namun, untuk menuju ke sana, ada fase diktator
proletariat yang bertentangan dengan demokrasi. Salah satu pekerjaan
diktator proletariat adalah membersihkan kelas-kelas lawan komunisme,
khususnya tuan-tuan tanah dan kapitalis.
Dalam
dunia politik, komunisme menganut sistem politik satu partai, yaitu
partai komunis. Maka, ada Partai Komunis Uni Soviet, Partai Komunis
Cina, PKI, dan Partai Komunis Vietnam, yang merupakan satu-satunya
partai di negara bersangkutan. Jadi, di negara komunis tidak ada partai
oposisi. Jadi, komunisme itu pada dasarnya
tidak menghormati HAM.
Siapa yang menciptakan?
Karl
Heinrich Marx (Trier, Jerman, 5 Mei 1818 – London, 14 Maret 1883)
adalah seorang filsuf, pakar ekonomi politik dan teori kemasyarakatan
dari Prusia.
Karl Heinrich Marx Lambang Komunisme
Negara yang menganut Ideologi Komunis
Komunisme
sebagai ideologi mulai diterapkan saat meletusnya Revolusi Bolshevik di
Rusia tanggal 7 November 1917. Pada tahun 2005 negara yang masih
menganut paham komunis adalah Republik Rakyat Cina (sejak 1949),
Vietnam, Korea Utara, Kuba dan Laos
IDEOLOGI KONSERVATISME
Pengertian Konservatisme
Konservatisme
adalah sebuah filsafat politik yang mendukung nilai-nilai tradisional.
Istilah ini berasal dari kata dalam bahasa Latin, conservāre,
melestarikan; "menjaga, memelihara, mengamalkan". Karena berbagai budaya
memiliki nilai-nilai yang mapan dan berbeda-beda, kaum konservatif di
berbagai kebudayaan mempunyai tujuan yang berbeda-beda pula. Sebagian
pihak konservatif berusaha melestarikan status quo, sementara yang
lainnya berusaha kembali kepada nilai-nilai dari zaman yang lampau, the
status quo ante.
Samuel Francis
mendefinisikan konservatisme yang otentik sebagai “bertahannya dan
penguatan orang-orang tertentu dan ungkapan-ungkapan kebudayaannya yang
dilembagakan.”[1] Roger Scruton menyebutnya sebagai “pelestarian ekologi
sosial” dan politik penundaan, yang tujuannya adalah mempertahankan,
selama mungkin, keberadaan sebagai kehidupan dan kesehatan dari suatu
organisme sosial.
Ciri-Ciri Ajaran Ideologi Konservatisme
1. Lebih mementingkan lembaga-lembaga kerajaan dan gereja
2. Agama dipandang sebagai kekuatan utama disamping upaya pelestarian tradisi dan kebiasaan dalam tata kehidupan masyarakat.
3. Lembaga-lembaga yang sudah mapan seperti keluarga, gereja, dan Negara semuanya dianggap suci.
4. Konservatisme juga menentang radikalisme dan skeptisisme.
Siapa yang menciptakan?
Ideologi
konservatisme yang dikumandangkan oleh Edmund Burke, 1729-1797. Dimana
ideologi konservatisme ini telah merasuk ke beberapa negara sekular yang
ada sekarang. Nasionalisme dan kebangsaan ini sekarang kalau di
Indonesia dijadikan lambang perjuangan Partai Amanat Nasional di bawah
Amien Rais dan Partai Kebangkitan Bangsa yang lahirnya dibidani oleh Gus
Dur.
Edmund Burke
Negara yang menganut Ideologi Konservatisme
Negara yang pernah menganut Ideologi Konservatisme adalah Inggris, Kanada, Bulgaria, Denmark, Hongaria, Belanda, Swedia.
IDEOLOGI FASISME
Pengertian Ideologi Fasisme
Fasisme
merupakan sebuah paham politik yang mengangungkan kekuasaan absolut
tanpa demokrasi. Dalam paham ini, nasionalisme yang sangat fanatik dan
juga otoriter sangat kentara.
Kata
fasisme diambil dari bahasa Italia, fascio, sendirinya dari bahasa
Latin, fascis, yang berarti seikat tangkai-tangkai kayu. Ikatan kayu ini
lalu tengahnya ada
kapaknya dan
pada zaman Kekaisaran Romawi dibawa di depan pejabat tinggi. Fascis ini
merupakan simbol daripada kekuasaan pejabat pemerintah.
Pada
abad ke-20, fasisme muncul di Italia dalam bentuk Benito Mussolini.
Sementara itu di Jerman, juga muncul sebuah paham yang masih bisa
dihubungkan dengan fasisme, yaitu Nazisme pimpinan Adolf Hitler. Nazisme
berbeda dengan fasisme Italia karena yang ditekankan tidak hanya
nasionalisme saja, tetapi bahkan rasialisme dan rasisme yang sangat
sangat kuat. Saking kuatnya nasionalisme sampai mereka membantai
bangsa-bangsa lain yang dianggap lebih rendah.
Fasisme
dikenal sebagai ideologi yang lahir dan berkembang subur pada abad
ke-20. Ia menyebar dengan pesat di seluruh dunia pada permulaan Perang
Dunia I, dengan berkuasanya rezim fasis di Jerman dan Italia pada
khususnya, tetapi juga di negara-negara seperti Yunani, Spanyol, dan
Jepang, di mana rakyat sangat menderita oleh cara-cara pemerintah yang
penuh kekerasan. Berhadapan dengan tekanan dan kekerasan ini, mereka
hanya dapat gemetar ketakutan. Diktator fasis dan pemerintahannya yang
memimpin sistem semacam itu—di mana kekuatan yang brutal, agresi,
pertumpahan darah, dan kekerasan menjadi hukum—mengirimkan gelombang
teror ke seluruh rakyat melalui polisi rahasia dan milisi fasis mereka,
yang melumpuhkan rakyat dengan rasa takut. Lebih jauh lagi, pemerintahan
fasis diterapkan dalam hampir semua tingkatan kemasyarakatan, dari
pendidikan hingga budaya, agama hingga seni, struktur pemerintah hingga
sistem militer, dan dari organisasi politik hingga kehidupan pribadi
rakyatnya. Pada akhirnya, Perang Dunia II, yang dimulai oleh kaum fasis,
merupakan salah satu malapetaka terbesar dalam sejarah umat manusia,
yang merenggut nyawa 55 juta orang.
Pelopor Ideologi Fasisme
Nazisme Hitler dengan bukunya Mein Kampft, dan Mussolini dengan Doktrine of Fascism.
Ajaran pokok Ideologi Fasisme
Namun
demikian, bukan berarti fasisme tidak memiliki ajaran. Setidaknya para
pelopor fasisme meninggalkan jejak ajaran mereka perihal fasisme. Hitler
menulis Mein Kampft, sedangkan Mussolini menulis Doktrine of Fascism.
Ajaran fasis model Italia-lah yang kemudian menjadi pegangan kaum fasis
didunia, karena wawasannya yang bersifat moderat. Menurut Ebenstein,
unsur-unsur pokok fasisme terdiri dari tujuh unsur:
Pertama,
ketidak percayaan pada kemampuan nalar. Bagi fasisme, keyakinan yang
bersifat fanatik dan dogmatic adalah sesuatu yang sudah pasti benar dan
tidak boleh lagi didiskusikan. Terutama pemusnahan nalar digunakan dalam
rangka “tabu” terhadap masalah ras, kerajaan atau pemimpin.
Kedua,
pengingkaran derajat kemanusiaan. Bagi fasisme manusia tidaklah sama,
justru pertidaksamaanlah yang mendorong munculnya idealisme mereka. Bagi
fasisme, pria melampaui wanita, militer melampaui sipil, anggota partai
melampaui bukan anggota partai, bangsa yang satu melampaui bangsa yang
lain dan yang kuat harus melampaui yang lemah. Jadi fasisme menolak
konsep persamaan tradisi yahudi-kristen (dan juga Islam) yang
berdasarkan aspek kemanusiaan, dan menggantikan dengan ideology yang
mengedepankan kekuatan.
Ketiga,
kode prilaku yang didasarkan pada kekerasan dan kebohongan. Dalam
pandangan fasisme, negara adalah satu sehingga tidak dikenal istilah
“oposan”. Jika ada yang bertentangan dengan kehendak negara, maka mereka
adalah musuh yang harus dimusnahkan. Dalam pendidikan mental, mereka
mengenal adanya indoktrinasi pada kamp-kamp konsentrasi. Setiap orang
akan dipaksa dengan jalan apapun untuk mengakui kebenaran doktrin
pemerintah. Hitler konon pernah mengatakan, bahwa “kebenaran terletak
pada perkataan yang berulang-ulang”. Jadi, bukan terletak pada nilai
obyektif kebenarannya.
Keempat,
pemerintahan oleh kelompok elit. Dalam prinsip fasis, pemerintahan harus
dipimpin oleh segelintir elit yang lebih tahu keinginan seluruh anggota
masyarakat. Jika ada pertentangan pendapat, maka yang berlaku adalah
keinginan si-elit.
Kelima,
totaliterisme. Untuk mencapai tujuannya, fasisme bersifat total dalam
meminggirkan sesuatu yang dianggap “kaum pinggiran”. Hal inilah yang
dialami kaum wanita, dimana mereka hanya ditempatkan pada wilayah 3 K
yaitu: kinder (anak-anak), kuche (dapur) dan kirche (gereja). Bagi
anggota masyarakat, kaum fasis menerapkan pola pengawasan yang sangat
ketat. Sedangkan bagi kaum penentang, maka totaliterisme dimunculkan
dengan aksi kekerasan seperti pembunuhan dan penganiayaan.
Keenam,
Rasialisme dan imperialisme. Menurut doktrin fasis, dalam suatu negara
kaum elit lebih unggul dari dukungan massa dan karenanya dapat
memaksakan kekerasan kepada rakyatnya. Dalam pergaulan antar negara maka
mereka melihat bahwa bangsa elit, yaitu mereka lebih berhak memerintah
atas bangsa lainnya. Fasisme juga merambah jalur keabsahan secara
rasialis, bahwa ras mereka lebih unggul dari pada lainnya, sehingga yang
lain harus tunduk atau dikuasai. Dengan demikian hal ini memunculkan
semangat imperialisme.
Terakhir
atau ketujuh, fasisime memiliki unsur menentang hukum dan ketertiban
internasional. Konsensus internasional adalah menciptakan pola hubungan
antar negara yang sejajar dan cinta damai. Sedangkan fasis dengan jelas
menolak adanya persamaan tersebut. Dengan demikian fasisme mengangkat
perang sebagai derajat tertinggi bagi peradaban manusia. Sehingga dengan
kata lain bertindak menentang hukum dan ketertiban internasional.
Negara-negara yang menganut Ideologi Fasisme
Negara-negara yang pernah menganut Ideologi Fasisme adalah Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Italia dan Jerman.
0 komentar:
Posting Komentar