Kamis, 17 Oktober 2013

Makalah Kurikulum 2013

| Kamis, 17 Oktober 2013 | 0 komentar

ORGANISASI  KURIKULUM DAN PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM
       I.            PENDAHULUAN
Pengembangan kurikulum sebenarnya merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Ia sebagai instrumen yang membantu praktisi pendidikan untuk memenuhi kebutuhan peserta didik dan kebutuhan masyarakat. Caswell menyatakan bahwa pengembangan kurikulum merupakan alat untuk membantu guru melakukan tugasnya mengajar dan memenuhi kebutuhan masyarakat. Pengembangan kurikulum tidak pernah berhenti, ia merupakan proses yang berkelanjutan dan proses siklus yang terus menerus sejalan dengan perkembangan dan tuntutan perubahan masyarakat.
Kajian-kajian pada pengembangan yang bersifat filosofis, psikologis, situasi sosial politis, dan perkembangan iptek menjadi sangat penting ketika dikehendaki perubahan –perubahan dan pengembangan pendidikan masa depan.pertinbangan-pertimbangan tentang pentingnya relevansi, fleksibilitas, dan kontinuitas merupakan prinsip-prinsip yang perlu dipertimbangkan dalam pengembangan kurikulum.[1]
    II.            RUMUSAN MASALAH
1.    Apa Pengertian dan Bentuk Organisasi Kurikulum?
2.    Apa Saja Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum?
 III.            PEMBAHASAN
1.    Pengertian dan bentuk organisasi kurikulum
a.    Pengertian organisasi kurikulum
   Organisasi kurikulum yaitu pola atau bentuk bahan pelajaran disusun dan di sampaikan kepada murid-murid, merupakan suatu dasar yang penting sekali dalam pembinaan kurikulum dan bertalian erat dengan tujuan program pendidikan yang hendak dicapai, karena bentuk kurikulum turut menentukan bahan pelajaran, urutannya dan cara menyajikannya kepada murid-murid.[2]
b.    Bentuk organisasi kurikulum
Pada garis besarnya, ada lima pengorganisasian pokok, yaitu:
1.      Separate Subject Curriculum ( kurikulum mata pelajaran)
Organisasi kurikulum ini digolongkan sebagai bentuk kurikulum yang masih tradisional. Kurikulum ini sejak lama diterapkan pada sekolah-sekolah kita, sampai dengan munculnya kurikulum tahun 1968 dan kurikulum tahun 1975.
Ciri-ciri organisasi kurikulum ini dilihat dari berbagai segi  sebagai berikut:
a)          Dilihat dari segi tujuan
Keuntungannya:
Ø Dapat mencapai pengetahuan secara mendalam.
Ø Dapat menstandarkan pengetahuan peserta didik yang tersebar di banyak tempat.
Ø Dapat menyeragamkan fasilitas yang disediakan.
Kekurangannya:
Ø Pengetahuan yang didapat kurang luas
Ø Sarana pendidikan jadi kaku
Ø Kurikulum kurang fleksibel
b)         Dilihat dari segi bahan
Keuntungannya:
Ø Disediakan dari pusat
Ø Luas bahan terbatas
Ø Bahan mudah diatur secara sistematis
Kekurangannya:
Ø Buku acuan kurang diperhatikan
Ø Bahan disusun urutannya oleh penulis buku
c)          Dilihat dari sudut metode mengajar
Keuntungannya:
Ø Bentuk pengajaran secara progresif linier
Ø Tidak banyak menggunakan metode yang bervariasi
Kekurangannya:
Ø Metode yang digunakan bersifat teacher centered
Ø Banyak metode yang dilakukan bersifat tradisional
Ø Metode ceramah dan hafalan kurang dapat membentuk perkembangan pribadi
Ø Kegiatan belajar bersifat ekspositorik
d)         Dilihat dari segi guru
Keuntunggannya:
Ø Persiapan bahan relatif mudah
Ø Bahan sudah siap dipakai
Ø Tidak perlu mengadakan bahan banding
Kekurangannya:
Ø Kurang kreatif
Ø Kalau ketinggalan buku, guru tidak dapat mengajar
Ø Dibatasi waktu penyampainnya
e)          Dilihat dari segi peserta didik
Keuntungannya:
Ø Beban tugas tidak terlalu banyak
Ø Dapat belajar secara sistematis
Kekurangannya:
Ø Tidak membedakan perbedaan individual
Ø Tidak berinisiatif[3]
2.      Broadfield Curriculum (kurikulum bidang studi)
Sebagian ahli berpandangan bahwa kurikulum bidang studi (broadfield curriculum) ini termasuk ke dalam jenis kurikulum berkolerasi. Ciri-ciri umum kurikulum bidang studi adalah sebagai berikut:
a.       kurikulum terdiri atas suatu bidang pengajaran, yang didalamnya terpadu sejumlah mata pelajaran sejenis.
b.      Pelajaran bertitik tolak dari core subject, yang kemudian diuraikan menjadi sejumlah pokok bahasan.
c.       Berdasarkan tujuan kurikuler dan tujuan instruksional yang telah digariskan.
d.      Sistem penyampaiannya bersifat terpadu.
e.       Guru berperan selaku guru bidang studi
f.       Dikenal berbagai jenis bidang studi seperti matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, bahasa, pendidikan moral Pancasila, pendidikan keterampilan, ilmu keguruan dsb.
3.      Core Curriculum (kurikulum inti)
Berbagai pengertian tentang kurikulum inti (core curriculum) sebagai berikut:
1.      Menurut Spears, mengatakan bahwa:
“the provision of a Common body of growth experiences, usually spoken of as the core curriculum”
2.      Leonard menyatakan bahwa:
“..that part of the curriculum, which takes as its major job, is the Development of personal social responsibility and competency needed by all youth to serve the needs of a democratic society”
3.      Alberty menyatakan bahwa:
“the core may be regard as that aspect of the total curriculum which is basic for all student, and which consists of learning Activities that are organised whitout reference to conventional subject or lines”
4.      Romine menyatakan bahwa:
“The core curriculum, core program, or core course may be defined as the part of the total curriculum objectivies, which is scheduled for proportionally longer blocks of time”
Ciri-ciri core curriculum sebagai berikut:
v  Perencanaan oleh guru-guru secara kooperatif
v  Penggunaan teknik problem solving dalam core program
v  Guru dan murid saling mengenal satu sama lain dengan lebih baik.
v  Penilaian dilakukan dengan bermacam bentuk
4.      Correlated Curriculum (kurikulum dengan mata pelajaran berkolerasi)
Correlated berasal dari kata correlation yang dalam bahasa Indonesia berarti korelasi yaitu adanya hubungan antara satu dengan yang lainnya.
Ciri-ciri kurikulum ini diantaranya sebagai berikut:
v  Berbagai mata pelajaran dikorelasikan satu dengan yang lainnya
v  Sudah dimulai adanya usaha untuk merelevansikan pelajaran dengan permasalahan kehidupan sehari-hari.
v  Sudah mulai mengusahakan penyesuaian pelajaran dengan minat dan kemampuan para siswa.
v  Metode penyampaiannya menggunakan metode korelasi.
v  Meski guru masih memegang peran aktif, namun aktivitas siswa mulai dikembangkan.[4]
Meskipun demikian, correlated curriculum mempunyai kelemahan yang ditinjau dari berbagai sudut sebagai berikut:[5]
1.      Tujuan pengajaran
Kadang-kadang kabur karena kompleks
2.      Bahan
bahan tidak sistematis, luas bahan tidak ditentukan batasannya
3.      Sarana/prasarana
Kadang-kadang tidak tersedia dan mahal
4.      Evaluasi
Ujian dilakukan secara lokal, dalam rapor tidak menggambarkan peserta didik itu pandai atau tidak, hanya dapat dilakukan secara konsekuen oleh sekolah swasta.
5.      Guru
Pembagian tugas pada team teaching perlu penyesuaian, tidak semua guru sanggup melaksanakan
6.      Peserta didik
Kurang mempunyai pengetahuan yang dalam, kurang mempunyai pengetahuan yang seimbang antar bidang studi untuk setiap bidang studi pengetahuan.
5.      Integrated Curriculum
Integrated curriculum adalah kurikulum yang pelaksanaannya disusun secara menyeluruh untuk membahas suatu pokok masalah tertentu.
Ciri-ciri kurikulum terintegrasi sebagai berikut:
v  Berdasarkan filsafat pendidikan demokrasi
v  Berdasarkan psikologi belajar gestalt atau organismik
v  Berdasarkan landasan sosiologis dan sosial kultural
v  Berdasarkan kebutuhan, minat, dan tingkat perkembangan atau pertumbuhan siswa
v  Bentuk kurikulum initidak hanya ditunjang oleh semua mata pelajaran tetapi lebih luas.[6]
2.    Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum
Secara umum ada beberapa prinsip dalam pengembangan kurikulum, yaitu:
1.    Prinsip relevansi
Dalam Oxford Advanced Dictionary of Curent English, kata relevansi atau relevan mempunyai arti connected with what is happening, yakni kedekatan hubungan dengan apa yang terjadi. Apabila dikaitkan dengan pendidikan, berarti perlunya kesesuaian antara pendidikan dengan tuntutan kehidupan masyarakat. Jadi pengembangan kurikulum yang relevan adalah pengembangan kurikulum yang dapat menghasilkan lulusan yang terlibat dalam proses produksi dengan menggunakan teknologi tertentu.
Soetopo dan Soemanto dan Subandijah mengungkapkan relevansi sebagai berikut:
v relevansi pendidikan dengan lingkungan anak didik
v relevansi pendidikan dengan kehidupan yang akan datang.
v relevansi pendidikan dengan dunia kerja.
v relevansi pendidikan dengan ilmu pengetahuan.
2.    Prinsip fleksibilitas
Fleksibilitas berarti tidak kaku, dan ada semacam ruang gerak yang memberikan kebebasan dalam bertindak.
3.    Prinsip efektivitas
Prinsip efektivitas yang dimaksudkan adalah sejauh mana perencanaan kurikulum dapat dicapai sesuai dengan keinginan yang telah ditentukan .
4.    Prinsip efisiensi
Prinsip efisiensi sering kali di konotasikan dengan prinsip ekonomi, yang berbunyi: dengan modal atau biaya, tenaga, dan waktu yang sekecil-kecilnya akan dicapai hasil yang memuaskan. Efisiensi proses belajar mengajar akan tercipta, apabila usaha, biaya, waktu, dan tenaga yang digunakan untuk menyelesaikan program pengajaran tersebut sangat optimal dan hasilnya bisa optimal.
5.    Prinsip berorientasi tujuan
Prinsip berorientasi tujuan berarti bahwa sebelum bahan ditentukan, langkah yang perlu dilakukan oleh seorang pendidik adalah menentukan tujuan terlebih dahulu.
6.    Prinsip dan model pengembangan kurikulum
Prinsip ini memiliki maksud bahwa harus ada pengembangan kurikulum secara bertahap dan terus menerus, yakni dengan cara memperbaiki, memantapkan dan mengembangkan lebih lanjut kurikulum yang sudah berjalan setelah ada pelaksanaan dan sudah diketahui hasilnya.[7]
7.    Prinsip kontinuitas
Prinsip kontinuitas dalam konteks ini bisa kontinuitas yang bersifat vertikal dan kontinuitas yang bersifat horizontal. Kontinuitas vertikal adalah kontinuitas antar level pendidikan yang satu dengan yang lainnya. Kontinuitas horizontal dapat dipahami sebagai ada sambungan antara mata pelajaran yang satu dengan mata pelajaran yang lain.[8]
 IV.            KESIMPULAN
Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
Organisasi kurikulum yaitu pola atau bentuk bahan pelajaran disusun dan di sampaikan kepada murid-murid, merupakan suatu dasar yang penting sekali dalam pembinaan kurikulum dan bertalian erat dengan tujuan program pendidikan yang hendak dicapai, karena bentuk kurikulum turut menentukan bahan pelajaran, urutannya dan cara menyajikannya kepada murid-murid. Pada garis besarnya, ada lima pengorganisasian pokok, yaitu:
1.    Separate Subject Curriculum ( kurikulum mata pelajaran)
2.    Broadfield Curriculum (kurikulum bidang studi)
3.    Core Curriculum (kurikulum inti)
4.    Correlated Curriculum (kurikulum dengan mata pelajaran berkolerasi)
5.    Integrated Curriculum
Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum
Secara umum ada beberapa prinsip dalam pengembangan kurikulum, yaitu:
1.   Prinsip relevansi
2.   Prinsip fleksibilitas
3.   Prinsip efektivitas
4.   Prinsip efisiensi
5.   Prinsip berorientasi tujuan
6.   Prinsip dan model pengembangan kurikulum
7.   Prinsip kontinuitas
    V.            PENUTUP
Demikianlah makalah yang dapat kami sajikan dan sampaikan, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan maupun pelafalannya kami mohon maaf. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita.

0 komentar:

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))

Posting Komentar

 
© Copyright 2012. Makalah Cyber . All rights reserved | Makalah Cyber.blogspot.com is proudly powered by Blogger.com | Template by Makalah Cyber - Zoenk