Bab I
Pendahuluan
A. Latar belakang
Sholat merupakan sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dengan hati yang selalu ingat kepada Allah Tuhan Ynag Maha ESA. Seseorang akan mendapatkan kekuatan batin dalam menghadapi segala problem kehidupan ini. Dengan sholat, ketenangan dan ketentraman hati yang selalu didambakan oleh setiap orang.
Dari sini kita dapat merasakan beberapa besar arti perintah Allah SWT agar kita memohon pertolongan-NYa dengan sholat.
Demikian pula hati yang selalu ingat kepada Allah SWT mendorong untuk mengetahui dan mengikuti tuntutan hidup yang diberikan-Nya dengan ikhlas akan menaati perintah-perintah-Nya. Dengan demikian maka sholat yang dapat membentengi seseorang dari perbuatan-perbuatan yag keji dan munkar.
B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian sholat ?
2. Bagaimana tafsir mufrodat ?
3. Bagaimana makna globalnya ?
4. Bagaimana sebab Nuzulnya ?
Bab II
Pembahasan
Ø Pengertian sholat
Kata sholat secara bahasa berarti Do’a (al-do’a),[1] sedangkan secara istilah shalat sering di definisikan sebagai ucapan ( aqwal) dan gerakan-gerakan (af’al) yang dimulai dengan takbirat al-ihram dan diakhiri dengan salam. Shalat adalah ibadah yang menjadi tiang agama. Barang siapa memegakkannya, berarti telah menegakkan agama, dan barang siapa mengabaikannya, berarti telah menghancurkan agama, didalam hadist lain menyatakan bahwa shalat sebagai amalan pertama yang akan ditanyakan malaikat di alam baqa’ (akhirat) nanti.
Selain itu, shalat juga merupakan satu-satunya ibadah yang paling banyak disebut dalam al – Qur’an. Tidak ada ibadah lain yang penyebutannya didalam al-Qur’an diulang-ulang sebanyak shalat begitu pula jumlah ayatnya tidak sebanyak ibadah shalat.
Didalam Al-baqarah (2) ayat 43-46 dibawah ini
(#qßJŠÏ%r&ur no4qn=¢Á9$# (#qè?#uäur no4qx.¨“9$# (#qãèx.ö‘$#ur yìtB tûüÏèÏ.º§9$# ÇÍÌÈ * tbrâßDù's?r& }¨$¨Y9$# ÎhŽÉ9ø9$$Î/ tböq|¡Ys?ur öNä3|¡àÿRr& öNçFRr&ur tbqè=÷Gs? |=»tGÅ3ø9$# 4 Ÿxsùr & tbqè=É)÷ès? ÇÍÍÈ (#qãZŠÏètFó™$#ur ÎŽö9¢Á9$$Î/ Ío4qn=¢Á9$#ur 4 $pk¨XÎ)ur îouŽÎ7s3s9 žwÎ) ’n?tã tûüÏèϱ»sƒø:$# ÇÍÎÈ tûïÏ%©!$# tbq‘ZÝàtƒ Nåk¨Xr& (#qà)»n=•B öNÍkÍh5u‘ öNßg¯Rr&ur Ïmø‹s9Î) tbqãèÅ_ºu‘ ÇÍÏÈ
43. dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang yang ruku'[44].
44. mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaktian, sedang kamu melupakan diri (kewajiban) mu sendiri, Padahal kamu membaca Al kitab (Taurat)? Maka tidaklah kamu berpikir?
45. Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. dan Sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu',
46. (yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya.[2]
[44] Yang dimaksud Ialah: shalat berjama'ah dan dapat pula diartikan: tunduklah kepada perintah-perintah Allah bersama-sama orang-orang yang tunduk.
Ø Tafsir Mufrodat
o4qn=¢Á9$# : secara harfiah berarti do’a ; menurut terminology syara’, ialah serangkaian ucapan dan perbuatanyang diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam
ŽÉ9ø9$$Î/ : kebajikan yang sngat luas ( banyak) ; diantaranyakata “ al-barru” dan al-barriyah” digunkan bagi lapangan yang luas
Žö9¢Á9$ : menahan diri dari melakukukan hal-hal yang tercela atau kurang disenangi
ouŽÎ7s3s9 : teramat berat
tûüÏèϱ»sƒø:$ : orang-orang yang mengkonsentrasikan seluruh anggota badan curahan perhatian kepada Allah
Al- Falaqi : kemenangan/ keberuntungan dengan meraih tuntunan berupa kebahagiaan yang kekal diakhirat diakhirat dan keselamatan hidup di dunia.
Ø Makna Global
Pada ayat pertama, al-baqoroh (2) : 43, Allah memerintahkan umat manusia supaya menegakan shalat, menunaikan zakat dan ruku’ bersama. Sama orang-orang lainyang mau ruku’. Sedangkan pada ayat 44, Allah mengingatkan agar kaum muslimin jangan sampai seperti sebagaian yahudi yang menyuruh orang lain berbuat kebajikan, sementara dirinya sendiri tidak melakukan hal ia perintahkan. Jadi , ibarat lilin yang menerangi orang lain sementara dirinya sendiri dikorbankan.
Dalam ayat 45, Allah memerintahkan umat manusia supaya memohon pertolongan kepada Allah dengan sabar dan shalat, dan sekaligus mengingatkan bahwa kedua perbuatan tersebut memang sangat berat bagi kebanyakan orang, kecuali bagi orang-orang yang khusuk, yaitu orang-orang yang yakin oleh ayat 36 surat yang sama dinyatakan sebagai orang-orang yang yakin benar bahwa dirinya akan menjumpai Allah kelak didalam akhirat.[3]
Ø Sebab Nuzul
Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa ayat 44 surat Al-baqoroh (2) turun berkenaan dengan kasus salah seorang rahib yahudi madinah yang berkata kepada menantu, kaum kerabat dan saudara sesusuannya yang masuk islam, seraya ia berkata, “ tataplah kamu pada agama yang kamu anut ( Islam ), dan amalkan apa-apa yang diperintahkan oleh Muhammad,[4] karena perintahnya memang benar-benar. Tetapi, ia senfiri tidak mau melakukan apa yang diucapkan. “ lalu turunlah ayat “ata’ muruna al-nasa bi al birri wa-tansuma anfusakum” dan seterusnya. Ayat ini pada dasarnya mengingatkan pada semua umat manusia khususnya kaum muslimin agar tidak bersifat seperti para ruhhban dan rahib ahli kitab.
#qßJŠÏ%r&ur no4qn=¢Á9$# (#qè?#uäur no4qx.¨“9$# (#qãèx.ö‘$#ur yìtB tûüÏèÏ.º§9$#
Berkata muqatil, firman Allah ini ditunjukan kepada orang-orang ahli kitab supaya menegakkan shalat bersama-sama Nabi SAW, menunaikan zakat dan ruku’ bersama-sama orang-orang yang ruku’ dari umat Nabi Muhammad SAW. Allah mengususkan penyebutan kata ruku’ dalam ayat ini.
tbrâßDù's?r& }¨$¨Y9$# ÎhŽÉ9ø9$$Î/ tböq|¡Ys?ur öNä3|¡àÿRr&,
sasaran pembicaraan ayat ini paling tidak menurut analisis mufassir, ditunjukan kepada para pendeta yahudi dan nashrani, yang disinyalir memerintahkan umatnya supaya bebuat kebajikan, tetapi mereka sendiri tidak melakukan apa yang mereka ucapkan. Yang dimaksud dengan “al-nisyam” pada ayat diatas ialah meninggalkan dengan sengaja, bukan karena lupa atau sebab lainnya öNçFRr&ur tbqè=÷Gs? |=»tGÅ3ø9$#, padahal tokoh-tokoh ahli kitab itu pada membaca al-kitab, karenanya kamu tentu mengetahui persis berbagai kebajikan yang kalian perintahkan melakukannya kepada para pengikut kalian yang tidak mengetahui. bqè=É)÷ès?Ÿxsùr & = apakah kamutidak menggunakan akal pikiranmu hai ahli kitab.
Patut diingatkan bahwa meskipun kitab ayat diatas ditunjukan kepada para pendeta yahudi dan nashrani namun tidak berarti ayat ini tidak memberikan sindiran kepada kaum muslim, terutama yang mengetahui ajaran-ajaran al-Qur’an. Orang-orang seperti inilah yang mendapatkan perngatan keras dari Allah sebagai terdapat dalam ayat dibawah ini :
uŽã9Ÿ2 $ºFø)tB y‰YÏã «!$# br& (#qä9qà)s? $tB Ÿw šcqè=yèøÿs? ÇÌÈ
Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan. (QS. Al Shaf /61 :3)
(#qãZŠÏètFó™$#ur ÎŽö9¢Á9$$Î/ Ío4qn=¢Á9$#ur ,terdapat perbedaan pendapat dikalangan para ahli tafsur tentang makna sabar dalam firman Allah ini. Ada yang mengartikan dengan puasa (menahan diri) dan ada pula yang mengartikannya dari melakukan perbuatan perbuatan maksiat, dan membarenginya dengan menunaikan berbagai ibadah. Dan ada yang mengarahkannyadengan puasa (menahan diri) dan ada pula yang membarenginya dengan menunaikan berbagai ibadah. Dan ibadah yang tertinggi nilainya adalah sholat. Jadi, dalam ayat ini Allah memerintahkan hamba-Nya yang mengharapkan kebaikan didunia dan diakhirat supaya memohon pertolongan kepada Allah Swt, dengan sikap sabar dan shalat.
îouŽÎ7s3s9 žwÎ) ’n?tã tûüÏèϱ»sƒø:$#$pk¨XÎ), yakni sholat itu memang terasa berat dan memayahkan mengerjakannya, kecuali bgi orang yang berhati lapang seraya merendahkan diri kepada Allah SWt. Dengan merasa takut akan siksa-Nya yang sangat pedih. Mereka itulah yang dimaksud dengan orang-orang yang khusu’. Ayat berikutnya yaitu :
tbqãèÅ_ºu‘ mø‹s9Î) t Nåk¨Xr& (#qà)»n=•B öNÍkÍh5u‘ öNßg¯Rr&ur Ïbq‘ZÝàtƒ tûïÏ%©!$#, orang orang yang yakin benar bahwa kelak mereka akan menjumpai Allah didalam akhirat. Bagi Orang-orang yang khusu’, shalat itu bukanlah suatu pekerjaan yang berat, melainkan sebaliknya, sebagai sesuatu yang menyenangkan dan menentramkan.[5]
Bab III
Penutup
A. Kesimpulan
Rukun islam kedua setelah ikrar dua kalimat syahadat adalah sholat. Shalat sebagai ibadah yang paling awal disyariatkan mempunyai kedudukan yang [aling penting dari lima rukun islam yang ada. Shalat adalah tiangnya agama
Allah memerintahkan untuk manusia supaya menegakkan shalat, menunaikan zakat dan ruku’ bersama orang yang ruku’. Sedangkan orang yahudi hannya menyuruh orang lain berbuat kebajikan, sementara dirinya sendiri tidak mau melakukannya. Allah mengingatkan agar kaum muslimin jangan sampai seperti orang yahudi.
Daftar pustaka
- Ulfa, Isnatin. Fiqih ibadah. Ponorogo :STAIN PO Press,2009
- Suma, Muhammad Amin. Tafsir Ahkam 1. Jakarta : Logos,1997
[1] Isatin ulfah, fiqih ibadah, (ponorogo : stain po press,2009) halm 59
[2] Muhammad amin suma, Tafsir ahkam 1, (Jakarta : Logos,1997) hlm 37-38
[3] Muhammad amin suma, Tafsir ahkam 1, (Jakarta : Logos,1997) hal 39-40
[4] Ibid, hal 40-41
[5] Muhammad amin suma, Tafsir ahkam 1, (Jakarta : Logos,1997) hal 41-42
Tidak ada komentar:
Posting Komentar