BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Hari-hari pertama menyambut kehadiran si kecil yang baru saja lahir adalah saat yang paling membahagiakan buat kita dan potongan. Kiri rumah pun tak lagi sepi. Karena tangis si kecil akan mulai mewarnai suasana rumah kita. Tentu banyak hal harus kita siapkan dan salah satu yang terpenting adalah memberinya “ASI”.
Mungkin, kita sudah sering membaca dan mendengar bahwa ASI adalah makanan terbaik yang dapat di berikan oleh seorang ibu kepada bayi yang dilahirkannya. Kita juga mungkin pernah mendengar tentang segala keunggulan ASI.
Akan tetapi di zaman modernisasi ini zaman yang serba canggih dan serba praktis. Perasaan keibuan seorang wanita mulai luntur. Banyaknya para ibu-ibu mulai sedikit hilang kasih sayang yang diberikan kepada anaknya. Misalnya pemberian ASI yang sangat menurun di beberapa negara industri dan juga menurun sangat cepat di negara-negara berkembang sehingga meluas dari masyarakat kota ke pinggiran kota.
Para ibu-ibu lebih banyak meminta memberi susu kaleng (formula) dari pada memberi ASI kepada anaknya, karena berbagai hal misalnya takutnya kalau tubuh mereka menjadi melar, takut kalau payudara mereka menjadi jelek dan banyaknya masyarakat sekitar yang masih kurang tahu akan pentingnya ASI sehingga mereka mengabaikannya, serta merasa rugi akan pekerjaan yang ditinggalkannya. Padahal kita bisa menyiasati pekerjaan tersebut dengan tanpa menyusui si bayi.
Ada juga sebagian dari kalangan ibu muda, bahwa menyusui sering dianggap sebagai suatu pengorbanan. Baiklah kalau menyusui di sebut pengorbanan. Bukanlah kita rela memberikan apa saja untuk sang buah hati tercinta ? namun demikian perlu diketahui, bila ibu mulai menyadari pentingnya menyusui. Ibu akan mengganti istilah pengorbanan itu menjadi sebuah keindahan.
Itulah umumnya berbagai dasar yang di kemukakan ibu-ibu muda, mengapa mereka tidak menyusui buah hatinya padahal mestinya pernyataan itu tidak perlu keluar kalau saja mereka tahu keindahan dan rahasia tersembunyi di saat-saat menyusui.
Karena banyaknya problema-problema tersebut sehingga muncullah di benak hari penulis untuk mengungkap dan menyelesaikan hal-hal tersebut dengan membuat paper yang berjudul “Pentingnya Peran ASI Bagi Bayi”.
Dengan ini penulis juga berharap agar paper ini bisa bermanfaat bagi masyarakat umumnya dan khususnya bagi para kaum hawa (calon ibu-ibu).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang sudah tercantum diatas, maka rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan ASI
2. Terdiri dari apa saja komposisi-komposisi ASI
3. Apa manfaat atau keunggulan dari ASI
4. Bagaimana cara menyusui bagi berkondisi khusus (bayi prematur, bayi kembar, dan lain-lain)
C. Tujuan dan Manfaat
Adapun tujuan dan manfaat dalam pembuatan paper ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui seluk beluk tentang ASI.
2. Untuk mengetahui komponen-komponen yang terkandung dalam ASI.
3. Untuk mengetahui manfaat atau keunggulan dari ASI.
4. Untuk mengetahui cara-cara menyusui bayi yang berkondisi khusus (prematur, kembar, dan lain-lain).
D. Metode Penelitian
Paper yang penulis buat menggunakan studi kepustakaan yaitu merupakan kegiatan penelusuran dan penelaahan literatur. Dalam hal ini penulis berusaha melacak dan mencari informasi dari buku, majalah dan koran, agar penulis bisa melakukan penelitian dengan benar dan mencari data yang konkrit dan akurat. Yang mana dalam penulisan paper ini ketekunan, kecermatan dan pemahaman sangat dibutuhkan bagi penulis.
E. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan dibagi menjadi 4 bab. Pembagian ini bertujuan untuk memudahkan penulis dalam menyusun hasil studi kasus yang telah dilakukan. Sistematika penulisan ini dapat dijabarkan sebagai berikut :
Bab Satu merupakan pendahuluan yang terdiri dari : latar belakang masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penulisan dan sistematika penulisan.
Bab dua merupakan kajian teori yang terdiri atas : pengertian tentang terjadinya ASI, kandungan-kandungan di dalam ASI, keunggulan-keunggulan yang terdapat di dalam ASI dan cara menyusui bagi bayi yang berkondisi khusus.
Bab tiga merupakan penyajian data, analisis dan pemecahan masalah, sehubungan dengan penyajian data, dalam bab ini akan menganalisis perbandingan antara bayi yang diberi ASI dan susu formula. Serta beberapa cara untuk menanggulangi masalah tersebut.
Bab empat penutup dan kesimpulan atau munculnya permasalahan yang terjadi pada masyarakat. Melalui kesimpulan yang diperoleh, dapat diberikan saran untuk memperbaiki masalah tersebut.
BAB II
KAJIAN TEORI
KAJIAN TEORI
A. Pengertian ASI
Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan terbaik untuk bayi. Namun sebelum kita mengenal lebih jauh tentang ASI, tidak ada salahnya bila kita mengenal dulu organ tubuh dimana ASI diproduksi yaitu “payudara”.
Pada dasarnya, payudara merupakan kombinasi dari sejumlah jaringan ikat, kelenjar air susu serta jaringan lunak. Dibandingkan dengan komposisi jaringan lainnya, lemak berfungsi sebagai pelindung ini mengisi sebagian besar ruang di dalam payudara.
Jumlah jaringan lunak pada payudara tersebut berbeda pada masing-masing wanita. Namun perlu diingat ukuran payudara tidak berpengaruh terhadap banyak sedikitnya produksi ASI.
Dalam masa kehamilan payudara membesar secara cepat karena pengaruh kadar hormon yakni estrogen dan progesteron. Para ahli percaya bahwa estrogen mempergiat pertumbuhan duktus-duktus dan saluran-saluran penampung dan progesteron merangsang pertumbuhan tunas-tunas alucoli (G.J. Ebrahim : 1979).
Selain itu perubahan juga terlihat di puting susu dan areola (daerah gelap berbentuk lingkaran di sekitar puting susu) akan menjadi gelap warnanya. Menurut sejumlah ahli, perubahan tersebut merupakan cara alam untuk mempermudah bayi menemukan puting susu ibunya. Munculnya semacam tonjolan di daerah areola yang disebut “kelenjar Montgomery” yang memiliki peran dalam memelihara kesehatan payudara. Semacam zat berminyak yang akan membantu membersihkan dan meminyaki daerah di sekitar puting susu. Sebaiknya ibu tidak membersihkan payudara dengan sabun karena dapat menghilangkan minyak tersebut (Supriyadi : 2002).
ASI diproduksi didalam alveoli. Air susu tersebut dapat mengalir masuk ke dalam duktul berkat kerja otot-otot halus yang mengelilingi alveoli. Dari duktul, air susu kemudian mengalir ke saluran air susu yang lebih besar dan selanjutnya masuk ke dalam jaringan penyimpan air susu yang terletak tepat di bawah areola. Jaringan ini berfungsi seperti bak penampung air susu sementara, sampai tiba saatnya bayi menghisapnya, melalui celah pada puting susu (Cherry : 2002).
B. Komponen-Komponen ASI
ASI mempunyai kandungan yang sangat bervariasi. ASI yang dikeluarkan pada 7 hari pertama setelah bayi lahir disebut kolostrum. Kolostrum sangat baik diberikan pada bayi baru lahir karena mengandung banyak anti bodi dan sel darah putih, serta vitamin A yang diperlukan bayi karena dapat memberikan perlindungan terhadap infeksi dan alergi (http://www.google.ASI.co.id).
Adapun kandungan ASI adalah sebagai berikut :
1. Protein
ASI mempunyai kadar protein yang paling rendah diantara air susu mamalia. Dibandingkan dengan beberapa jenis mamalia lainnya. Walaupun demikian, protein yang terkandung di dalam ASI merupakan zat nutrisi yang dibutuhkan oleh otot dan tulang bayi manusia, agar dapat berkembang baik dan berfungsi optimal (G.J. Ebrahim : 1979).
Protein dalam susu adalah kasein dan whey yang bersifat lebih mudah dicerna oleh tubuh bayi, dibandingkan protein yang berasal dari sumber makanan pengganti lainnya, termasuk protein dan susu sapi (Supriyadi : 2002).
Protein di dalam ASI benar-benar diciptakan dengan tepat, sehingga sesuai dengan tingkat metabolisme yang dijalankan oleh berbagai sistem organ di tubuh bayi, dengan demikian tubuh bayi menjadi sangat efisien (Dafid : 2002).
2. Lemak
Lemak merupakan zat gizi yang berperan penting dalam proses metabolisme. Hampir 50% dari energi yang diperlukan bayi diambil dari lemak. Kadar lemak di dalam ASI bersifat jauh lebih mudah diuraikan dan diserap oleh tubuh bayi ketimbang lemak yang terdapat di dalam air susu sapi.
Lemak ASI terdiri dari beberapa jenis antara lain DHA, ALA, AA dan lain-lain. DHA dianggap sangat penting untuk membantu pertumbuhan, perkembangan serta mempertahankan fungsi kerja jaringan otak. Jadi semakin lama menyusui semakin tinggi pula kadar DHA di dalam otak bayi (Supriyadi : 2002).
ASI juga mengandung kolesterol yang diperlukan untuk membangun sel-sel anak, membentuk hormon, serta vitamin D. Lemak yang terdapat di dalam ASI juga berpengaruh untuk membentuk kulit sehat (G.J. Ebrahim : 1979).
3. Karbohidrat
Karbohidrat utama dalam ASI adalah laktosa. Laktosa merupakan zat gizi yang penting untuk pertumbuhan dan perkembangan jaringan otak. Dari hasil penelitian yang dilakukan para ahli bahwa semakin pintar jenis mamalia semakin banyak ditemukan laktosa dalam air susunya, dan didalam ASI lah jumlah tertinggi diantara susu mamalia (Surpiyadi : 2002).
4. Zat-zat yang lain
Selain mengandung areola jenis zat gizi, ASI juga mengandung enzim pencernaan. Enzim tersebut antara lain lipase (untuk menguraikan lemak), amilase (untuk menguraikan karbohidrat) dan protase (untuk menguraikan protein). Yang mana hal ini akan memudahkan kerja sistem pencernaan bayi yang memang belum sempurna perkembangannya (Supriyadi : 2002).
Uniknya komposisi zat gizi di dalam ASI akan berubah-ubah sesuai dengan proses tumbuh kembang yang dicapai bayi. Tidak seperti susu formula yang komposisi zat gizinya selalu sama. Air susu yang keluar pada awal kelahiran sampai seminggu sesudahnya, terbukti mempunyai kadar protein yang lebih tinggi, yang berfungsi untuk membantu dalam menyerap dan menguraikan zat gizi lainnya yang dibutuhkannya.
C. Manfaat Menyusui
“Let food be your medicine” demikian kata Hippocrates, Bapak Kedokteran Dunia. Ungkapan itu sangat tepat untuk ASI yang diberikan kepada seorang bayi. ASI dapat menjadi obat khususnya untuk diare yang diderita si kecil. Ini hanyalah salah satu manfaat dari ASI bagi bayi. Masih banyak lagi manfaat lain dari ASI, bahkan bagi sang ibu.
1. Manfaat Menyusui Bagi Bayi
Menyusui memberikan beberapa keuntungan bagi bayi. Sebagai makanan bayi yang paling sempurna, ASI mudah dicerna dan diserap karena mengandung enzim pencernaan. ASI dapat mencegah terjadinya penyakit infeksi karena mengandung zat penangkal penyakit antara lain immunoglobulin. ASI mengandung rangkaian asam lemak tak jenuh yang sangat penting dalam pertumbuhan dan perkembangan otak. ASI selalu berada dalam suhu yang tepat, tidak menyebabkan alergi, dapat mencegah kerusakan gigi dan mengoptimalkan perkembangan bayi (http://www.google.co.id).
Selain itu ASI dapat memupuk ikatan emosional, tidak akan pernah bayi mempunyai susu yang tepat dan dapat diberikan kapan saja, dimana saja kecuali ASI dan masih banyak juga manfaat lainnya. (Sumarwan : 2004)
2. Manfaat Menyusui Bagi Ibu
Bila bayi baru lahir segera menyusu ke ibunya, maka proses ini akan merangsang keluarnya hormon oksitosin yang akan mengkontraksikan kandungan. Pendarahan pasca persalinan pun bisa dihindari. (Diana D. : 1999)
Selain itu, ibu yang menyusui jarang terkena kanker payudara, dapat menghambat kesuburan (merupakan alat kontrasepsi alami), tidak perlu mengeluarkan biaya ekstra untuk membeli susu formula.
D. Menyusui Bayi Berkondisi Khusus
Setiap ibu tentu mengharapkan bayinya lahir dengan selamat dan sehat. Apabila bayi Anda kebetulan terlahir dalam kondisi khusus. Anda sebaliknya tak usah berkecil hati, apalagi sampai mengurungkan niat untuk memberikan ASI kepadanya.
1. Bayi Prematur
Pada awalnya para dokter khawatir kepada bayi prematur dengan berat badan kurang dari 1,8 kg tidak akan mampu menghisap dan menelan ASI, mengingat perkembangan otot-otot tubuhnya yang belum sempurna. Selain itu para dokter belum dapat mengetahui secara pasti kurva standar pertumbuhan dan perkembangannya. Mereka menduga bayi prematur akan mencapai laju pertumbuhan tercepat apabila minum susu formula khusus berkadar protein. Namun, susu sejenis ini ternyata menimbulkan masalah baru bagi mereka, kadar protein tinggi mengakibatkan didalam tubuh bayi tersimpan sisa proses metabolisme protein dalam jumlah berlimpah. Timbunan bahan ini tidak mampu dibuang dengan cepat oleh tubuh bayi dan malah bisa menyebabkan munculnya gangguan perkembangan otak (Cherry : 2002).
Hingga kini, penelitian terus dilakukan dan menunjukkan ASI dari sang ibu adalah tetap yang terbaik untuk memenuhi kebutuhan bayi prematur. ASI ibu dengan bayi prematur mengandung kadar nitrogen, protein, laktosa, sodium, vitamin A, khlorida, mineral, lipase lebih tinggi dari pada ASI ibu dengan bayi normal. Tingginya kadar lipase tersebut bersifat lebih mudah dicerna dan diserap oleh sistem pencernaan bayi yang belum mencapai tahap perkembangan matang. Disamping itu ASI ibu dengan bayi prematur kadar anti bodi yang berlipat ganda khususnya dalam kolostrumnya (Hanna Lauthrop : 1999).
2. Bayi kembar
Sebaiknya ibu tidak selalu menyusui satu bayi pada satu payudara melainkan harus bergantian, karena bayi kembar tidak sama daya isapnya. Bila bayi yang daya isapnya lemah selalu disusui pada payudara kiri dan bayi yang daya isapnya kuat selalu disusui pada payudara kanan. Jadi bila pada suatu saat menyusui bayi yang daya isapnya lemah pada payudara kiri, maka pada saat menyusui berikutnya dia menyusui pada payudara kanan. Dengan demikian, kedua payudara akan mendapat rangsangan yang relatif sama untuk memproduksi ASI. Bila mungkin bayi yang disusui bersamaan juga diberi payudara secara bergantian (Supriyadi : 2002).
Agar menyusui si kembar menjadi kegiatan yang menyenangkan dan mempererat jalinan kasih sayang antara ibu dan si kembar, ibu harus menjaga kondisinya dengan selalu mengkonsumsi makanan bergizi seimbang, meluangkan waktu untuk istirahat dan tidak segan meminta bantuan orang lain khususnya suami tercinta. (Candace : 1996)
BAB III
PENYAJIAN DATA, ANALISIS DAN
PEMECAHAN MASALAH
PENYAJIAN DATA, ANALISIS DAN
PEMECAHAN MASALAH
A. Penyajian Data
Berdasarkan dari data yang kami peroleh bahwa angka kematian bayi yang minum susu buatan (formula) jauh lebih besar daripada bayi yang minum ASI, seperti tabel yang ada di bawah ini :
(Sumber : Bulletin of the World Health Organization, 48 : 203-220 (1973))
Dari tabel diatas bahwa bayi yang minum ASI menunjukkan angka kematiannya rendah. Hal ini disebabkan kandungan nutrisi dalam ASI sangat tinggi. Adapun perbedaan bandingan nutrisi ASI dengan susu formula, adalah sebagai berikut :
Perbedaan Komposisi ASI dan Susu Formula
Nutrisi ASI Susu Formula Keterangan
Lemak - Mengandung faktor pembentuk sel otak terutama DNA dan AA
- Secara otomatis, zat gizi didalamnya berubah sesuai masa kehamilan, cara menyusui dan usia bayi
- Mengandung kadar kolesterol yang lebih tinggi
- Hampir seluruh zat dapat diserap tubuh bayi
- Baru belakangan ini sejumlah produsen menambahkan unsur DNA dan AA
- Tidak dapat berubah otomatis sesuai masa kehamilan, cara menyusui dan usia bayi
- Kadar kolesterol tidak setinggi ASI
- Tidak seluruh zat yang didapat diserap tubuh bayi
- Lemak merupakan zat gizi paling penting yang ada di dalam ASI, lemak dibutuhkan otak dan tubuh bayi
Protein - Mengandung whey yang lunak dan mudah dicerna oleh sistem pencernaan bayi
- Protein lebih mudah diserap secara keseluruhan
- Mengandung laktoferin untuk kesehatan usus halus bayi
- Mengandung lisozim zat anti mikroba
- Kaya kandungan protein pembangun otak dan tubuh
- Mengandung gumpalan protein yang sulit dicerna oleh sistem pencernaan bayi
- Hanya sedikit, sehingga lebih banyak sampah yang dihasilkan serta membuat ginjal bayi harus bekerja keras
- Tidak ada, kalaupun ada hanya sedikit sekali kadarnya
- Tidak mengandung lisozim
- Tidak atau sangat rendah kandungannya
- Sistem pencernaan bayi maupun tubuh bayi, tidak alergi terhadap protein yang dihasilkan atau berasal dari tubuh manusia
Karbo-hidrat - Kaya kandungan laktosa
- Kaya kandungan oligosakarida yang berfungsi untuk menjaga kondisi usus halus
- Tidak semua mengandung laktosa
- Sangat sedikit oligosakaridanya
- Laktosa merupakan salah satu jenis karbohidrat yang penting untuk perkembangan otak
Anti bodi - Kaya kandungan sel darah putih hidup dalam jumlah berjuta-juta setiap kali ia menyusu
- Kaya kandungan imunoglobulin
- Tidak ada sel darah putih hidup. Kalaupun ada apapun jenisnya semua dalam keadaan mati.
- Hanya sedikit kandungannya, sebagian besar merupakan jenis untuk anak sapi
- Apabila si ibu diserang oleh sejenis kuman penyakit, tubuhnya akan membentuk anti bodi untuk melawannya dan anti bodi itu akan diberikan ke bayi melalui air susunya
Vitamin & mineral - Lebih mudah diserap oleh bayi, khususnya zat besi (Fe), seng (Zn) dan kalsium (Ca)
- Zat besi yang dapat diserap sekitar 50-75%
- Mengandung selenium yang banyak sejenis anti oksidan
- Lebih susah diserap oleh sistem pencernaan bayi
- Hanya dapat diserap sekitar 5-10%
- Kandungan seleniumnya jauh lebih rendah
- Vitamin dan mineral di ASI banyak diserap tubuh bayi, sementara pada susu formula semakin banyak vitamin dan mineral, justru menjadi semakin sulit dicerna
Enzim & hormon - Untuk membantu pencernaan antara lipase dan amilase
- Kaya kandungan aneka jenis hormon terutama tiroid, prolaktin, oksitosin, dan sekitar 15 jenis enzim lainnya
- Serangkaian proses produksi yang dilaluinya mengakibatkan enzim pencernaan mati
- Proses produksi juga mematikan aktivitas hormon yang ada di dalam bahan batunya
- Enzim pencernaan memicu dan mempertahankan kondisi saluran pencernaan dan memiliki andil dalam keseimbangan tubuh bayi
Rasa - Bervariasi sesuai dengan jenis senyawa atau zat yang terkandung di dalam makanan dan minuman yang dikonsumsi ibu
- Berapa rasa sama dari waktu ke waktu
- Dengan meminum ASI yang bervariasi rasanya sesuai menu yang dikonsumsi ibu bayi secara bertahap dipersiapkan untuk mengenal menu keluarga
(Sumber : Martha Sears, R.N. dan William Sears, M.D. The Breast Feeding Book, Little Brown and Company, USA, 2000)
Berdasarkan tabel diatas bahwa nutrisi ASI jauh lebih tinggi daripada susu formula. Begitu juga dengan kolostrum ASI dari ibu yang melahirkan kurang bulan (AKB) lebih tinggi daripada ibu yang melahirkan cukup bulan (ACB) seperti yang ada di tabel di bawah ini :
Perbedaan Kolostrum ASI Peralihan dan ASI Mature
Nutrien 3 – 5 hari 8 – 11 hari 15 – 18 hari 26 – 29 hari
Energi gr/dl
Lemak gr/dl
Protein gr/dl
Laktosa gr/dl ACB AKB
48 58
1,85 3,00
1,87 2,10
5,14 5,04 ACB AKB
59 71
2,9 4,14
1,7 1,86
5,98 5,55 ACB AKB
62 71
3,06 4,33
1,52 1,71
6,00 5,63 ACB AKB
62 70
3,05 4,09
1,29 4,41
6,51 5,92
(Sumber : Anderson Pediatric Clinic, North America, 32 : 335 – 52,1985)
B. Analisis dan Pemecahan Masalah
Berdasarkan data yang kami peroleh tentang angka kematian bayi yang minum susu buatan (formula) jauh lebih besar daripada bayi yang minum ASI, sebab ASI merupakan makanan yang terbaik bagi bayi dan memenuhi kebutuhan gizi bayi selama 4-6 bulan. Penelitian menunjukkan bayi yang mendapat ASI yang cukup biasanya lebih sehat, sedangkan yang tidak mendapatkan ASI lebih sering sakit dan penyakit yang diderita si bayi biasanya lebih serius misalnya diare dan radang pernafasan. Berdasarkan data yang ada sekitar 50 dari 1000 anak akan meninggal sebelum mencapai 1 tahun. Penyebabnya adalah diare dan radang pernafasan (Vivian Krause : 1999).
Badan dunia WHO melihat bahwa mortalitas (angka kematian) anak justru semakin tinggi akibat pengkonsumsian susu formula yang kurang hygienis, sehingga mereka kembali mempromosikan kemampuan ASI bahkan WHO menganjurkan agar ASI diberikan kepada anak selama 6 bulan pertama (Rulina, 1999).
Melihat fakta demikian, apakah para ibu-ibu masih enggan menyusui buah hatinya setelah mengetahui bahwa morbiditas (angka terkena penyakit) dan mortalitasnya jauh lebih rendah dibandingkan dengan bayi yang mendapatkan ASI yang dicampur dengan susu formula apabila dibandingkan dengan yang tidak mendapatkan ASI.
Kandungan nutrisi di dalam ASI sangat jauh berbeda dibandingkan dengan kandungan nutrisi yang ada di dalam susu formula. ASI sudah diatur sedemikian rupa oleh alam sehingga mengandung semua zat nutrisi spesifik yang dibutuhkan oleh bayi.
Sedangkan pada data yang kami sajikan di atas tentang perbedaan kolostrum ASI peralihan dengan ASI mature menjelaskan bahwa AKB lebih tinggi kadar nutriennya atau lebih baik daripada ACB bagi bayi yang kurang bulan (prematur).
Selain mengandung semua zat gizi yang dibutuhkan bayi, komposisi ASI pun bisa berubah-ubah dari waktu ke waktu, sesuai usia bayi dan kondisi kesehatan ibu serta bayinya. Adapun perubahan tersebut karena adanya beberapa faktor diantaranya yaitu usia kehamilan, usia bayi stadium penyusuan (sedang berada pada tahap permulaan atau pada tahap akhir menyusui) serta frekuensi (seberapa sering) bayi disusui.
Perubahan kolostrum yakni suatu cairan bening berwarna kekuningan yang biasanya keluar pada awal kelahiran sampai kira-kira satu minggu sesudah melahirkan juga berpengaruh karena kolostrum mempunyai kadar protein yang lebih tinggi serta kadar lemak dan laktosa (gula susu) yang lebih rendah. Dibandingkan ASI mature (ASI yang keluar setelah kurang lebih 14 hari dari waktu melahirkan).
Dengan demikian komposisi ASI bayi kurang bulan (AKB) pun juga berbeda dengan komposisi ASI bayi cukup bulan (ACB). Jadi bila kita mempunyai bayi kurang bulan (bayi prematur) lebih baik kita beri ASI yang cukup sebagai asupan kesehariannya dan gizinya.
Dan yang perlu diketahui oleh para ibu-ibu dalam menyusui anak dengan ASI adalah tidak terlalu cepat mengalihkan si anak/bayi untuk menyusu pada payudara yang lain sebelum payudara yang diisap benar-benar habis, sebab kandungan ASI pada awal menyusui (fore milk) berbeda dengan ASI yang keluar pada akhir menyusui (hind milk). Fore milk biasanya berwarna bening dan encer yang memiliki kandungan protein tinggi tetapi memiliki kandungan lemak yang rendah dibandingkan hind milk (putih dan kental) sehingga bayi yang mendapatkan fore milik saja akan menunjukkan pertambahan badan yang kurang baik meskipun secara fisik tampak sehat (Supriyadi : 2002).
Dan yang paling menggembirakan bagi ibu-ibu adalah dengan menyusui semua timbunan lemak yang dikumpulkan selama hamil akan berkurang, semakin banyak ASI yang keluar semakin banyak juga kalori di dalam tubuh yang dibakar sehingga akan mempercepat penurunan berat tubuh itu. (Diana D. : 1999)
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan dari uraian yang telah kami jelaskan sebelumnya maka dapat kami simpulkan sebagai berikut :
1. ASI merupakan makanan terbaik bayi, yang mana proses pembentukan ASI dipicu oleh hormon prolaktin dan hormon oksitosin yang berfungsi dalam mengeluarkan ASI.
2. ASI mengandung semua zat nutrisi spesifik yang sesuai yang dibutuhkan bayi diantaranya lemak, protein, karbohidrat, anti bodi, vitamin, mineral dan berbagai zat penting lainnya.
3. ASI juga memiliki rasa yang bervariasi sesuai dengan zat yang terkandung di dalam makanan dan minuman yang dikonsumsi ibu.
4. Bayi yang diberi ASI akan terhindar dari berbagai penyakit diantaranya diare, radang pernafasan dan lain-lain. Di samping itu ASI juga membantu pertumbuhan, perkembangan bayi, dan meningkatkan IQ hingga 10 poin.
5. Selain bermanfaat bagi bayi menyusui juga bermanfaat bagi ibu, misalnya mencegah pendarahan pasca melahirkan, mempercepat mengecilnya rahim, menunda masa subur, mengurangi anemia, mencegah kanker ovarium dan kanker payudara.
6. Meskipun kita mempunyai bayi yang berkondisi khusus (prematur) maka kita tidak usah khawatir tetap berilah ASI, karena kandungan ASI sesuai dengan keadaan bayi.
B. Saran-saran
Berdasarkan dari beberapa penjelasan yang sudah kami uraikan di atas, maka penulis memberikan beberapa saran yang mudah-mudahan dapat berguna bagi pembaca, diantaranya :
1. Makanan yang baik, cukup air elektrolit vitamin, terutama vitamin A dan bahan lain (seperti daun katuk, bayam, kunyit) akan membantu agar ASI tetap banyak.
2. Makan kunyit mentah akan mengurangi bau amis pada payudara.
3. Bila seorang ibu akan bekerja, jangan memberi ASI melalui botol, berikan melalui cangkir atau sendok yang mulai dilatih 1 minggu sebelum ibu memulai bekerja, tutup cangkir tersebut dengan kain bersih, simpan di tempat sejuk dan aman, agak gelap dan bersih (lemari es).
4. ASI jangan dimasak atau dipanaskan, karena bisa merusak bahan anti bodi yang ada di dalam ASI.
5. Supaya payudara tidak mulur, janganlah melepaskan payudara saja waktu meneteki, namun tahanlah dengan tangan jika anak kurang menghisap. Sayuran segar akan membantu agar payudara tetap bagus.
6. Bila payudara membengkak maka kompreslah payudara dengan air hangat dan dingin bergantian, supaya rasa sakit berkurang sekaligus melancarkan peredaran darah.
7. Susui bayi secara bergantian, jangan pada satu posisi saja.
8. Jangan menyusui bayi kembar pada payudara tetap, melainkan harus bergantian karena bayi kembar tidak sama daya hisapnya.
DAFTAR PUSTAKA
- Any, “Menyusui Bermasalah, Ada Solusinya”. Jawa Pos, 28 Agustus 2007, hlm. 41.
- Diana, D. Dkk. “Mengapa ASI Saya Bermasalah”. Ayahbunda, No. 09, 8-21 Mei 1999, hlm. 34-37.
- Ebrahim, G.J. 1979, Air Susu Ibu, Yogyakarta : Yayasan Essentia Medica.
- Lestariningsih, Sri, Dkk. “ASI Tak Tertandingi”. Ayahbunda, No. 01, Mei 2000, hlm. 20 – 25.
- Sumarwan, Dkk. 2004. Biologi SMP. Jakarta : Erlangga.
- Supriyadi, Retno Wahab, Dkk. “Kiat Sukses Menyusui”. Ayahbunda, No. 01, Mei 2000, hlm. 25 – 25.
- Utami, Rusli. http//www.google.ASI.co.id.
0 komentar:
Posting Komentar