skip to main |
skip to sidebar
Diposting oleh
admin
di
02.21
|
|
Label:
Makalah,
Makalah Belajar dan Pembelajaran,
Makalah Dasar Kependidikan,
Makalah Pendidikan,
Makalah Psikologi
BAB I
PENDAHULUAN
- A. Latar Belakang
Pada dasarnya pendidikan merupakan suatu usaha sadar yang dilakukan
dengan proses mendidik, yakni proses dalam rangka mempengaruhi peserta
didik agar mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dalam lingkungannya
sehingga akan menimbulkan perubahan dalam dirinya, yang dilakukan dalam
bentuk
pembimbingan, pengajaran, dan atau pelatihan. Dimana setiap orang
berhak mendapatkan pendidikan yang layak. Jadi pendidikan merupakan
kebutuhan pokok yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia.
Dalam proses pendidikan, belajar merupakan salah satu bagian yang tak
terpisahkan. Dimana belajar merupakan suatu proses perubahan perilaku
dan pola pikir yang dialami oleh seseorang, misalnya dari sesuatu hal
yang tidak bisa menjadi bisa,dari tidak tau menjadi tau. Selama proses
belajar manusia pasti tak luput dari kesalahan. Untuk itu perlu adanya
teori-teori belajar yang tepat yang diterapkan dalam proses pembelajaran
agar tujuan pembelajaran yang diinginkan bisa tercapai dengan maksimal.
Teori – teori pembelajaran berpedoman pada prinsip-prinsip
pembelajaran yang dihasilkan daripada kajian-kajian ahli psikologi
pendidikan. Teori ini merupakan azas kepada para pendidik agar dapat
memahami tentang cara pelajar belajar. Selain itu, dengan adanya
pengetahuan yang menyeluruh tentang teori ini pendidik diharapkan agar
dapat menghubungkan prinsip dan hukum pembelajaran dengan kaedah dan
teknik yang akan digunakan.
Berdasarkan pemaparan diatas, dalam makalah ini penulis akan
membahas mengenai “Teori Belajar Kognitif dalam Pembelajaran”. Teori
belajar kognitif lebih menekankan pada belajar merupakan suatu proses
belajar yang terjadi dalam akal pikiran manusia atau gagasan manusia
bahwa bagian-bagian suatu situasi saling berhubungan dalam konteks
situasi secara keseluruhan. Jadi belajar melibatkan proses berfikir yang
kompleks dan mementingkan proses belajar.
- B. TUJUAN
Tujuan penyusunan makalah ini penulis ingin mengetahui tentang:
- Pengertian teori belajar kognitif
- Tokoh-tokoh teori belajar kognitif
- Prinsip-prinsip teori belajar kognitif
- Kelebihan dan kelemahan teori belajar kognitif dalam pembelajaran.
BAB II
TINJAUAN TEORI
- A. Pengertian Teori Belajar Kognitif
- Pengertian Belajar
Belajar merupakan salah satu kebutuhan hidup manusia yang penting,
dalam upaya mempertahankan hidup dan mengembangkan diri. Melalui belajar
seseorang dapat memahami sesuatu konsep yang baru, dan atau mengalami
perubahan tingkah laku, sikap, dan ketrampilan. Pernyataan di atas
didukung oleh Gagne dalam buku Ratna Wilis bahwa (1988:12-13)“ Belajar
dapat didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu organisme berubah
perilakunya sebagai akibat pengalaman.” Kutipan diatas dapat diartikan
bahwa belajar membutuhkan waktu yang lama dan melalui proses perubahan
perilaku dan pola pikir dari seseorang.
Belajar menurut Drs. Bambang Warsita bahwa (2008:87)“ Belajar
merupakan suatu kumpulan proses yang bersifat individu, yang mengubah
stimulasi yang datang dari lingkungan seseorang ke dalam sejumlah
informasiyang selanjutnya dapat menyebabkan adanya hasil belajar dalam
bentuk ingatan jangka panjang.” Menurut Prof. Dr. Made Pidarta, belajar
adalah perubahan perilaku yang bersifat relatif permanen sebagai hasil
pengalaman (bukan hasil perkembangan, pengaruh obat atau kecelakaan) dan
bisa melaksanakanya pada
pengetahuan lain serta mampu mengkomunikasikanya kepada orang lain.
Berdasarkan beberapa pengertian belajar di atas, dapat disimpulkan
bahwa pada dasarnya belajar merupakan suatu proses perubahan perilaku
dan pola pikir baik yang berupa pengetahuan pemahaman, ketrampilan dan
nilai sikap, dimana perubahan- perubahan yang dialami bersifat relatif
permanen atau jangka panjang yang merupakan hasil dari pengalaman hidup
manusia dalam berinteraksi dengan lingkungan.
- Pengertian Teori Belajar
Teori menurut Ratna Wilis (1988:5) menyatakan bahwa “ Teori-teori
berarti sejumlah proposisi-proposisi yang terintegrasi secara sintatik
(artimya, kumpulan proposisi ini mengikuti aturan-aturan tertentu yang
dapat menghubungkan secara logis proposisi yang satu dengan proposisi
yang lain dan pada data yang diamati) dan yang digunakan untuk
memprediksi dan menjelaskan peristiwa-peristiwa yang diamati”.
Sedangkan pengertian belajar seperti yang sudah diuraikan di atas
bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan perilaku yang berasal
dari hasil pengalaman. Jadi, belajar sebagai suatu proses berfokus pada
apa yang terjadi ketika belajar berlangsung. Penjelasan tentang apa yang
terjadi merupakan teori-teori belajar. Teori belajar
adalah upaya untuk menggambarkan bagaimana orang dan hewan belajar,
sehingga membantu kita memahami proses kompleks inheren pembelajaran. http://belajarpsikologi.com/macam-macam-teori-belajar/
Berdasarkan pengertian- pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
teori belajar merupakan suatu upaya yang dilakukan seseorang untuk
membantu dalam memahami pada saat proses pembelajaran. Jadi, teori
belajar merupakan proses dimana dalam proses belajar menghasilkan
pengajaran yang baik, manjemen yang baik dengan menggunakan teori belajaryang relevan, sesuai dan disukai sehingga tujuan belajar yang diinginkan bisa tercapai.
- Pengertian Teori Belajar kognitif
Salah satu teori belajar yang dikembangkan selama abad ke-20 adalah
teori belajar kognitif, yaitu teori belajar yang melibatkan proses
berfikir secara komplek dan mementingkan proses belajar. Menurut Drs. H.
Baharuddin dan Esa Nur wahyuni (2007: 89) yang menyatakan” aliran
kognitif memandang kegiatan belajar bukan sekedar stimulus da respons
yang bersifat mekanistik, tetapi lebih dari itu, kegiatan belajar juga
melibatkan kegiatan mental yang ada di dalam individu yang sedang
belajar”.
Kutipan tersebut di atas berarti bahwa belajar adalah sebuah proses
mental yang aktif untuk mencapai, mengingat dan menggunakan perilaku,
sehingga perilaku yang tampak pada manusia tidak dapat diukur dan
diamati tanpa melibatkan proses mental seperti motivasi, kesengajaan,
keyakinan dan lain sebagainya.
Teori belajar kognitif menurut Drs. Bambang Warsita yang beranggapan
bahwa” Belajar adalah pengorganisasian aspek-aspek kognitif dan persepsi
untuk memperoleh pemahaman”. Maksudnya bahwa belajar adalah perubahan
persepsi dan pemahaman yang tidak selalu dapat dilihat sebagai tingkah
laku. Dimana teori ini menekankan pada gagasan bahwa bagian-bagian suatu
situasi saling berhubungan dalam kontek situasi secara keseluruhan.
Seperti juga di ungkapkan oleh Winkel (1996:53) bahwa “Belajar adalah
suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi
aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam
pengetahuan pemahaman, ketrampilan dan nilai sikap. Perubahan itu
bersifat secara relatif dan berbekas.” (http://hasanahworld.wordpress.com/2009/03/01/teori-belajarkognitif/).
Hal ini berarti bahwa perubahan yang terjadi dipengaruhi oleh
pengalaman hidup yang dialami oleh manusia, dimana pengalaman tersebut
bersifat relatif menjadi proses belajar yang membekas dalam fikiran
manusia. Selain itu teori belajar kognitif memandang “belajar sebagai
proses pemfungsian unsur-unsur kognisi, terutama unsur pikiran, untuk
dapat mengenal dan memahami stimulus yang datang dari luar. Aktivitas
belajar pada diri manusia ditekankan pada proses internal berfikir,
yakni proses pengolahan informasi.” (http://teoripembelajaran.blogspot.com/2008/04/teori-belajar-kognitif.html)
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya belajar adalah suatu
proses usaha yang melibatkan aktivitas mental yang terjadi dalam diri
manusia sebagai akibat dari proses interaksi aktif dengan lingkungannya
untuk memperoleh suatu perubahan dalam bentuk pengetahuan, pemahaman,
tingkah laku, ketrampilan dan nilai sikap yang bersifat relatif dan
berbekas.
- B. Tokoh – tokoh Teori Belajar Kognitif
Tokoh-tokoh aliran kognitif di antaranya adalah Thorndike,Watson,
Clark L. Hull, Edwin Guthrie, dan Skinner. Berikut akan dibahas
karya-karya para tokoh aliran kognitivisme, antara lain:
- 1. Piaget
Menurut Piaget dalam buku “Teknologi Pembelajaran” dari Drs.
Bambang Warsita (2008:69) yang menjelaskan bahwa perkembangan kognitif
merupakan suatu prosess genetika yaitu proses yang didasarkan atas
mekanisme biologis yaitu perkembangan sistem syaraf. Dalam buku “Psikologi Pendidikan”
karya Wasty Soemanto (1997:123) yang menyatakan teori belajar piaget
disebut cognitive-development yang memandang bahwa proses berfikir
sebagai aktivitas gradual dari pada fungsi intelektual dari kongkrit.
Belajar terdiri dari tiga tahapan yaitu :asimilasi, akomodasi dan
equilibrasi. Piaget juga mengemukakan bahwa proses belajar harus
disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif yang dilalui siswa.
Proses belajar yang dialami seorang anak berbeda pada tahap satu debfab
tahap lainnya yang secara umum semakin tinggi tingkat kognitif seseorang
maka semakin teratur dan juga semakin abstrak cara berpikirnya. Oleh
karena itu guru seharusnya memahami tahap-tahap perkembangan kognitif
anak didiknya serta memberikan isi, metode, media pembelajaran yang
sesuai dengan tahapannya.
Langkah-langkah pembelajaran dalam merancang pembelajaran
menurut Piaget, antara lain:1) menentukan tujuan pembelajaran; 2)memilih
materi pembelajaran; 3) menentukan topik-topik yang dapat dipelajari
oleh peserta didik; 4) menentukan dan merancang kegiatan pembelajaran
sesuai topik; 5) mengembangkan metode pembelajaran; 6) melakukan
penilaian proses dan hasil peserta didik.
- David Ausubel
Menurut Ausubel dalam buku karya Drs. Bambang Warsita bahwa “belajar
haruslah bermakna, materi yang dipelajari diasimilasi secara nonarbitrer
dan berhubungan dengan pengetahuan yang dimiliki sebelumnya”(2008:72).
Hal ini berari bahwa pembelajaran bermakna merupakan suatu proses yang
dikaitkan dengan informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat
dalam struktur kognitif peserta didik. Dimana Proses belajar tidak
sekedar menghafal konsep-konsep atau fakta-fakta saja, tetapi merupakan
kegiatan yang menghubungkan konsep-konsep untuk menghasilkan pemahaman
yang utuh sehingga konsep yang dipelajari akan dipahami secara baik dan
tidak mudah dilupakan. Jadi guru harus menjadi perancang pembelajaran
dan pengembang program pembelajaran dengan berusaha mengetahui dan
menggali konsep-konsep yang dimiliki peserta didik dan membantu
memadukan secara harmonis dengan pengetahuan baru yang dipelajari.
Langkah-langkah pembelajaran bermakna menurut Ausebel,dalam merancang
pembelajaran antara lain: 1) menentukan tujuan pembelajaran; 2)
melakukan identifikasi peserta didik; 3) memilih materi pembelajaran
sesuai karakteristik peserta didik dan mengaturnya dalam bentuk konsep
inti; 4) menentukan topik peserta didik dalam bentuk advance organizers;
5) mengembangkan bahan belajar untuk dipelajari peserta didik; 6)
mengatur topik pembelajaran dari yang sederhana ke kompleks; 7)
melakukan penilaian proses dan hasil belajar peserta didik.
- Jerome Bruner
Berdasarkan Drs. Wasty Soemanto (1997:127) dan Drs. Bambang
warsita(2008:71) dimana Jarome Bruner mengusulkana teori yang
disebutnya free discovery learning.Teori ini bertitik tolak pada teori
kognitif, yang menyatakan belajar adalah perubahan persepsi dan pemahan.
Maksudnya, teori ini menjelaskan bahwa proses belajar akan berjalan
dengan baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk menemukan suatu aturan termasuk konsep, teori, ide, definisi dan
sebagainya melalui contoh-contoh yang menggambarkan atau mewakili aturan
yang menjadi sumbernya.
Keuntungan belajar menemukan : Menimbulkan rasa ingin tahu siswa
sehingga dapat memotivasi siswa sehingga dapat menemukan jawabannya.
Menimbulkan keterampilan memecahkan masalahnya secara mandiri dan
mengharuskan siswa untuk menganalisis dan memanipulasi informasi.
Menurut Burner ada tiga tahap perkembangan kognitif seseorang yang
ditentukan oleh cara melihat lingkungan, antara lain: tahap pertama
enaktif yaitu peserta didik melakukan aktivitas dalam usaha memahami
lingkungan; tahap kedua, ikonik yaitu peserta didik melihat dunia
melalui gambar dan visualisasi verbal; tahap yang ketiga, simbolok yaitu
peserta didik mempunyai gagasan abstrak dimana komunikasi dibantu
sistem simbolik.
Langkah-langkah pembelajaran dalam merancang pembelajaran menurut
Bruner antara lain: 1) menentukan tujuan pembelajaran; 2) melakukan
identifikasi peserta didik; 3) memilih materi pembelajaran; 4)
menentukan topik secara induktif; 5) mengembangkan bahan belajar untuk
dipelajari peserta didik; 6) mengatur topik pembelajaran dari yang
sederhana ke kompleks; 7) melakukan penilaian proses dan hasil belajar
peserta didik.
- 4. Albert Bandura
Bandura berpendapat tentang teori kognitif sosial. Seperti
yang dijelaskan dalam buku karya John W. Santrock (2007:285) yang
menyatakan bahwa teori Kognitif Sosial (Social Cognitive Theory)
merupakan faktor sosial dan kognitif dan juga faktor perilaku, memainkan
peran penting dalam pembelajaran. Hal ini berarti bahwa faktor kognitif
berupa ekspektasi murid untuk meraih keberhasilan sedangkan faktor
sosial mencakup pengamatan murid terhadap perilaku orang tuanya. Jadi
menurut Bandura antara faktor kognitif/person, faktor lingkungan dan
faktor perilaku mempengaruhi satu sama lain dan faktor-faktor ini bisa
saling berinteraksi untuk mempengaruhi pembelajaran. Faktor kognitif
mencakup ekspektasi, keyakinan, strategi, pemikiran dan kecerdasan.
- 5.
Kurt Lewin
Yang juga merupakan tokoh teori belajar kognitif adalah Kurt
Lewin yang menyatakan tentang teori belajar medan kognitif
(cognitive-field learning theory). Seperti yang di jelaskan oleh Nana
Sudjana dalam bukunya yang menjelaskan bahwa dalam teori belajar medan
kognitif, “belajar didefinisikan sebagaai proses interaksional dimana
pribadi menjangkau wawasan-wawasan baru dan atu merubah sesuatu yang
lama”(1991:97). Hal ini berarti bahwa seseorang harus peduli dengan
diri mereka sendiri dan juga dengan orang lain, dengan belajar secara
afektif sehingga diharapkan mereka atau seorang guru bisa mengerti
dengan dirinya sendiri dan dapat melaksanakan tugas dengan lebih baik
selain itu juga mengembangkan sistem psikologis yang bermanfaat dalam
berurusan dengan anak-anak dan pemuda dalam ssituasi belajar.
- C. Prinsip-Prinsip Teori Belajar Kognitif
Berdasarkan pendapat dari Drs. Bambang Warsita (2008:89) yang
menyatakan tentang prinsip- prinsip dasar teori kognitivisme, antara
lain:
- Pembelajaran merupakan suatu perubahan status pengetahuan
- Peserta didik merupakan peserta aktif didalam proses pembelajaran
- Menekankan pada pola pikir peserta didik
Berpusat pada cara peserta didik mengingat, memperoleh kembali dan menyimpan informasi dalam ingatannya
- Menekankan pada pengalaman belajar, dengan memandang pembelajaran sebagai proses aktif di dalam diri peserta didik
- Menerapkan reward and punishment
- Hasil pembelajaran tidak hanya tergantung pada informasi yang
disampaikan guru, tetapi juga pada cara peserta didik memproses
informasi tersebut.
- D. Kelebihan dan Kelemahan Teori Belajar Kognitif
Setiap teori belajar tidak akan pernah sempurna, demikian pula
dengan teori belajar kognitif. Di samping memiliki kelebihan –
kelebihannya ada pula kelemahan – kelemahannya. Berikut adalah beberapa
kelebihan dan kelemahan teori kognitif menurut http://alhafizh84.wordpress.com/2010/10/15/teori-belajar-kognitif/, antara lain:
1. Kelebihan Teori Belajar Kognitif
a. Menjadikan siswa lebih kreatif dan mandiri.
Dengan teori belajar kognitif siswa dituntut untuk lebih kreatif
karena mereka tidak hanya merespon dan menerima rangsangan saja, tapi
memproses informasi yang diperoleh dan berfikir untuk dapat menemukan
ide-ide dan mengembangkan pengetahuan. Sedangkan membuat siswa lebih
mandiri contohnya pada saat siswa mengerjakan soal siswa bisa
mengerjakan sendiri karena pada saat belajar siswa menggunakan fikiranya
sendiri untuk mengasah daya ingatnya, tanpa bergantung dengan orang
lain dengan.
b. Membantu siswa memahami bahan belajar secara lebih mudah
Teori belajar kognitif membantu siswa memahami bahan ajar lebih mudah
karena siswa sebagai peserta didik merupakan peserta aktif didalam
proses pembelajaran yang berpusat pada cara peserta didik mengingat,
memperoleh kembali dan menyimpan informasi dalam ingatannya. Serta
Menekankan pada pola pikir peserta didik sehingga bahan ajar yang ada
lebih mudah dipahami.
b. Kelemahan Teori Belajar kognitif
a. Teori tidak menyeluruh untuk semua tingkat pendidikan.
b. Sulit di praktikkan khususnya di tingkat lanjut.
c. Beberapa prinsip seperti intelegensi sulit dipahami dan pemahamannya masih belum tuntas.
BAB III
PENUTUP
- A. Kesimpulan
Dalam dunia pendidikan belajar merupakan aktivitas pokok dalam
penyelenggaraan proses belajar-mengajar. Melalui belajar seseorang dapat
memahami sesuatu konsep yang baru, dan atau mengalami perubahan tingkah
laku, sikap, dan ketrampilan. Teori belajar kognitif memandang belajar
sebagai proses pemfungsian unsur-unsur kognisi, terutama unsur pikiran,
untuk dapat mengenal dan memahami stimulus yang datang dari luar.
Aktivitas belajar pada diri manusia ditekankan pada proses internal
berfikir, yakni proses pengolahan informasi. Pada hakekatnya teori
belajar kognitif lebih menekankan pada belajar merupakan suatu proses
yang terjadi dalam akal pikiran manusia, dimana belajar adalah suatu
aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif
dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam
pengetahuan pemahaman, ketrampilan dan nilai sikap. Perubahan itu
bersifat secara relatif dan berbekas.
Tokoh-tokoh aliran kognitivisme di antaranya adalah Piaget, David
Ausubel, Jerome Bruner, Bandura dan Kurt Lewin . Dimana setiap tokoh
menjelaskan tentang teori kognitif sesuai dengan hasil penelitian mereka
secara detail. Teori ini juga memiliki kelebihan dan kelemahan pada
saat diterapkan dalam proses pembelajaran.
- B.
SARAN
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa penyusunan
makalah ini tidak luput dari kesalahan dan kekurangan, seda. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang konstruktif akan senantiasa penyusun nanti
dalam upaya evaluasi diri. Akhirnya penulis hanya bisa berharap, bahwa
dibalik ketidaksempurnaan penulisan dan penyusunan makalah ini adalah
ditemukan sesuatu yang dapat memberikan manfaat atau bahkan hikmah bagi
penulis, pembaca, dan bagi seluruh mahasiswa Universitas Islam Malang.
Sehingga teori belajar kognitif ini bisa bisa dijadikan salah satu
pilihan yang bisa digunakan dalam proses pembelajaran karena teori ini
dapat menjadikan siswa lebih kreatif dan mandiri. Selain itu juga bisa
membantu siswa memahami bahan belajar secara lebih mudah.
DAFTAR PUSTAKA
Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Ar – Ruzz Media
Dahar, Ratna Wilis. 1988. Teori – Teori Belajar. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Djamarah, Syaiful Bahri. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta
Pidarta, Made. 1997. Landasan Kependidikan. Jakarta : Rineka Cipta
Santrock, John W. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Prenada Media Group
Slavin, Robert E. 2008. Psikologi Pendidikan : Teori dan Praktik. Jakarta : PT. Indeks
Soemanto, Wasty. 1987. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Bina Aksara
Sujana, Nana. 1991. Teori – Teori Belajar Untuk Pengajaran. Jakarta :Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi
Suryabrata, Sumadi. 1990. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Rajawali
Warsita, Bambang. 2008. Teknologi Pembelajaran, Landasan dan Aplikasinya. Jakarta : Rineka Cipta
(http://belajarpsikologi.com/macam-macam-teori-belajar/) diakses tanggal 15 Oktober 2011: “Pengertian Teori belajar”
(http://hasanahworld.wordpress.com/2009/03/01/teori-belajarkognitif/).Diakses tanggal 15 Oktober 2011.” Pengertian Teori Belajar Kognitif”
(http://teoripembelajaran.blogspot.com/2008/04/teori-belajar-kognitif.html) Diakses tanggal 15 Oktober 2011.” Pengertian Teori Belajar Kognitif”
(http://alhafizh84.wordpress.com/2010/10/15/teori-belajar-kognitif/) Diakses tanggal 15 Oktober 2011.” Kelebihan dan Kelemahan Teori Belajar Kognitif”
© Copyright 2012. Makalah Cyber . All rights reserved | Makalah Cyber.blogspot.com is proudly powered by Blogger.com | Template by Makalah Cyber - Zoenk
1 komentar:
nice artikel gan, jangan lupa kunjungi website kami kembali gan :)
Posting Komentar