KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan YME karena
atas rahmat dan karunia-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan
makalah ini masih banyak kekurangan, baik
dari segi isi, penulisan maupun kata-kata yang digunakan. Oleh karena itu,
segala kritik dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan makalah
ini selanjutnya, akan kami terima dengan senang hati.
Tidak
lupa kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini. Karena tanpa bantuan
dari mereka makalah ini tak akan dapat kami selesaikan dengan baik. Semoga
informasi yang ada dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca
sekalian.
Surabaya , 01 maret 2013
Penulis
DAFTAR ISI :
KATA PENGANTAR
..................................................................................................
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................
A. LATAR BELAKANG ...............................................................................................
B. RUMUSAN MASALAH ....................................................................................……
C. TUJUAN PENELITIAN …………………………………………………………………………………………
D. MANFAAT PENELITIAN ……………………………………………………………………………………..
BAB II PEMBAHASAN ……………………………………………………………..
1. Pengertian
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................
A. LATAR BELAKANG ...............................................................................................
B. RUMUSAN MASALAH ....................................................................................……
C. TUJUAN PENELITIAN …………………………………………………………………………………………
D. MANFAAT PENELITIAN ……………………………………………………………………………………..
BAB II PEMBAHASAN ……………………………………………………………..
1. Pengertian
2. Tujuan sosialisasi
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses Sosialisasi
4. Tahapan sosialisasi
4.1. Tahap persiapan (preparatory
stage)
4.2. Tahap meniru (play stage)
4.3. Tahap siap bertindak (game
stage)
4.4. Tahap penerimaan norma kolektif
(generalized stage)
5. Media Sosialisasi dalam Pembentukan Kepribadian
5.1. Media
sosialisasi keluarga
5.2. Media sosialisasi teman
sepermainan
5.3. Media sosialisasi sekolah
5.4. Media sosialisasi lingkungan
kerja
5.5. Media massa sebagai media
sosialisasi
6. Jenis-Jenis Sosialisasi
6.1.
Sosialisasi primer
6.2. Sosialisasi sekunder
7. Sosialisasi Sebagai Pembentuk Kepribadian
7.1.
Pengertian kepribadian
7.2. Faktor pembentuk kepribadian
7.3. Tahapan
perkembangan kepribadian sebagai hasil sosialisasi
7.4. Sosialisasi nilai dan norma dalam pembentukan kepribadian
7.5. Tipe-tipe
kebudayaan
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ...........................................................................
A. KESIMPULAN ……………………………………………………………………………………………………
B. SARAN ………………………………………………………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………………………………………
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ...........................................................................
A. KESIMPULAN ……………………………………………………………………………………………………
B. SARAN ………………………………………………………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Manusia berbeda dari
binatang.Perilaku pada binatang dikendalikan oleh instink/naluri yang merupakan
bawaan sejak awal kehidupannya. Binatang tidak menentukan apa yang harus
dimakannya, karena hal itu sudah diatur oleh naluri. Binatang dapat hidup dan
melakukan hubungan berdasarkan nalurinya
Manusia merupakan mahluk tidak
berdaya kalau hanya mengandalkan nalurinya.Naluri manusia tidak selengkap dan
sekuat pada binatang.Untuk mengisi kekosongan dalam kehidupannya manusia
mengembangkan kebudayaan. Manusia harus memutuskan sendiri apa yang akan
dimakan dan juga kebiasaan-kebiasaan lain yang kemudian menjadi bagian dari
kebudayaannya. Manusia mengembangkan kebiasaan tentang apa yang dimakan,
sehingga terdapat perbedaan makanan pokok di antara kelompok/masyarakat.
Demikian juga dalam hal hubungan antara laki-laki dengan perempuan, kebiasaan
yang berkembang dalam setiap kelompok menghasilkan bermacam-macam sistem
pernikahan dan kekerabatan yang berbeda satu dengan lainnya.
Dengan kata lain, kebiasaan-kebiasaan
pada manusia/masyarakat diperoleh melalui proses belajar, yang disebut
sosialisasi.
B. Rumusan Masalah
1.
Apakah pengertian sosialisasi dan
kepribadian?
2.
Apa sajakah agen-agen sosialisai?
3.
Apa sajakah factor-faktor pembentuk
kepribadian?
C. Tujuan
1.
Menjelaskan pengertian sosialisasi
dan kepribadian
2.
Menjelaskan agen dan jenis- jenis
sosialisasi
3.
Menjelaskan factor-faktor pembentuk
kepribadian
D. Manfaat
Untuk menambah pengetahuan penulis
dan juga para pembaca
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian
Sosialisasi
Secara
sederhana sosialisasi adalah sebagai sebuah proses seumur hidup yang berkenaan
dengan cara individu mempelajari hidup, norma, dan nilai sosial yang terdapat
dalam kelompoknya agar dapat berkembang menjadi pribadi yang dapat diterima
oleh kelompoknya. Adapun definisi sosialisasi menurut para ahli antara lain:
Sosialisasi
adalah proses yang membantuk individu-individu belajar dan menyesuaikan diri,
tentang cara hidup dan berpikir kelompoknya agar dia dapat berperan dan
berfungsi dalam kelompoknya.
2. Peter Berger
Sosialisasi
adalah suatu proses dimana seorang anak belajar menjadi seorang anggota yang
berpartisipasi dalam masyarakat.
3. Bruce J. Cohen
Sosialisasi
adalah proses-proses manusia mempelajari tata cara kehidupan dalam masyarakat
untuk memperoleh kepribadian dan membangun kapasitasnya agar berfungsi dengan
baik sebagai individu maupun sebagai anggota.
2. Tujuan
Sosialisasi
- Memberi keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk melangsungkan kehidupan seseorang kelak ditengah-tengah masyarakat tempat dia menjadi salah satu anggotanya.
- Menambah kemampuan berkomunikasi secara efektif dan efisien serta mengembangkan kemampuannya untuk membaca, menulis, dan bercerita.
- Membantu pengendalian fungsi organik yang dipelajari melalui latihan mawas diri yang tepat.
- Membiasakan individu dengan dengan nilai-nilai dan kepercayaan pokok yang ada pada masyarakat.
- Untuk mengetahui lingkungan alam sekitar.
- Untuk mengetahui lingkungan sosial, tempat individu bertempat tinggal termasul lingkungan sosial yang baru.
- Untuk mengetahui nilai-nilai dan norma-norma dalam masyarakat.
- Untuk mengetahui lingkungan sosial-budaya suatu masyarakat.
3.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses Sosialisasi
- Faktor intrinsik, merupakan faktor-faktor yang berasal dari dalam diri seseorang. Seringkali disebut dengan pembawaan atau warisan biologis. Bentuk nyata dari faktor intrinsik ini antara lain postur tubuh, golongan darah, bakat-bakat seni, olahraga, ketrampilan-ketrampilan, IQ atau tingkat kecerdasan, dll.
- Faktor ekstrinsik, adalah faktor-faktor yang berasal dari luar diri seorang individu. Faktor ekstrinsik ini berupa faktor lingkungan sosial budaya, tempat seorang individu hidup dan melaksanakan pergaulan dengan warga masyarakat yang lain. Adapun kondisi faktor ekstrinsik antara lain, kondisi lingkungan masyarakat setempat, kondisi lingkungan pergaulan, kondisi lingkungan pendidikan, kondisi lingkungan pekerjaa, kondisi lingkungan masyarakat luas, termasuk sebagai sarananya adalah media massa baik media massa cetak maupun elektronik.
4. Tahapan
Sosialisasi
Tahapan
sosialisasi menurut George Herbert Mead dapat dibedakan melalui tahap-tahap:
4.1. Tahap persiapan (preparatory
stage)
Tahap
ini dialami sejak manusia dilahirkan saat seorang anak mempersiapkan diri untuk
mengenal dunia sosialnya, termasuk untuk memperoleh pemahaman tentang diri.
Pada tahap ini juga, anak-anak mulai melakukan kegiatan meniru meski tidak
sempurna.
4.2. Tahap meniru (play stage)
Tahap
ini ditandai dengan makin sempurnanya seorang anak menirukan peran-peran yang
dilakukan oleh orang dewasa. Pada tahap ini mulai terbentuk kesadaran tentang
nama diri dan siapa nama orang tuanya, kakaknya, dsb. Dengan kata lain
kemampuan untuk menempatkan diri pada posisi orang lain jika mulai terbentuk
pada tahap ini. Kesadaran bahwa dunia sosial manusia berisikan orang-orang yang
jumlahnya banyak telah mulai terbentuk. Sebagian dari orang tersebut merupakan
orang-orang yang dianggap penting bagi pembentukan dan bertahannya diri yakni
asal anak menyerap nilai dan norma. Bagi seorang anak, orang-orang ini disebut
orang-orang yang amat berarti (significant other).
4.3. Tahap siap bertindak (game
stage)
Peniruan
yang dilakukan sudah mulah berkurang dan digantikan oleh peran secara langsung
dimainkan sendiri dengan penuh kesadaran. Kemampuannya menempatkan diri pada
posisi orang lain juga meningkat sehingga memungkinkan adanya kemampuan bermain
secara bersama-sama. Anak mulai menyadari adanya tuntutan untuk membela
keluarga dan bekerjasama dengan teman-temannya. Pada tahap ini, lawan
berinteraksi makin banyak dan mulai berhubungan dengan taman-temannya yang
sebaya di luar rumah. Bersama dengan itu, anak mulai menyadari bahwa ada norma
tertentu yang berlaku di luar keluarganya.
4.4. Tahap penerimaan norma kolektif (generalized
stage)
Pada
tahap ini seseorang telah dianggap dewasa. Anak sudah dapat menempatkan dirinya
pada posisi masyarakat secara luas. Dengan kata lain, anak dapat bertenggang
rasa tidak hanya dengna orang-orang yang berinteraksi dengannya tetapi juga
dengan masyarakat secara luas. Manusia secara dewasa menyadari peraturan,
kemampuan, bekerjasama bahkan dengan orang lain yang tidak dikenalnya menjadi
mantap. Manusia dengan perkembandan diri pada tahap ini telah menjadi warga
masyarakat dalam arti sepenuhnya.
5. Media
Sosialisasi dalam Pembentukan Kepribadian
5.1. Media sosialisasi keluarga
Dalam
keadaan normal, lingkungan pertama yang berhubungan dengan anak adalah
orangtua, saudara-saudara, serta mungkin kerabat dekat yang tinggal serumah.
Melalui lingkungan, anak mengenal dunia sekitarnya, dan pola pergaulan sehari-hari.
Kebijakan
orangtua yang menunjang proses sosialisasi anak-anaknya antara lain:
- Mengusahakan agar anak-anaknya selalu berdekatan dengan orangtuanya.
- Memberikan pengawasan dan pengendalian yang wajar, sehingga jiwa anak tidak merasa tertekan.
- Mendorong anak agar dapat membedakan yang benar dan yang salah, yang baik dan buruk, yang pantas dan tidak pantas.
- Memperlakukan anak dengan baik. Untuk itu, orangtua harus dapat berperan dengan baik.
- Menasehati anak-anak jika melakukan kesalah atau kekeliruan.
Dalam
lingkungan keluarga dikenal dua macam pola sosialisasi, yaitu:
5.1.1. Sosialisasi represif
Ciri-ciri
sosialisasi represif antara lain:
- Menghukum perilaku yang keliru
- Hukuman dan imbalan materil
- Kepatuhan anak kepada orangtua
- Komunikasi sebagai perintah
- Komunikasi non verbal
5.1.2. Sosialisasi partisipasif
Ciri-ciri
sosialisasi partisipasif antara lain:
- Pemberian imbalan dan sanksi
- Hukuman dan imbalan simbolis
- Otonomi anak
- Komunikasi sebagai interaksi
- Komunikasi verbal
5.2. Media sosialisasi teman
sepermainan
Peranan
positif dari kelompok persahabatan bagi perkembangan kepribadian anak, yaitu:
- Remaja merasa aman dan dianggap penting dalam kelompok persahabatan.
- Remaja dapat tumbuh dengan baik dalam kelompok persahabatan.
- Remaja mendapat tempat yang baik bagi penyaluran rasa kecewa, takut, khawatir, tertekan, gembira yang mungkin tidak di dapatkan di rumah.
5.3. Media sosialisasi sekolah
Fungsi
sekolah dalam proses sosialisasi adalah memberikan pengetahuan dan keterampilan
yang di perlukan siswa serta membentuk kepribadian siswa agar sesuai dengan
nilai-nilai dan norma-norma yang ada dalam masyarakat.
5.4. Media sosialisasi lingkungan kerja
Lingkungan
kerja juga mempunyai pengaruh yang besar dalam pembentukan kepribadian seseorang.
Di lingkungan kerja, seseorang akan berinteraksi dengan teman sekerja, pimpinan
dan relasi bisnis. Dalam proses interaksi akan terjadi proses saling
mempengaruhi. Pengaruh-pengaruh itu akan menjadi bagian dari dirinya.
5.5. Media massa sebagai media
sosialisasi
Media
massa merupakan alat sosialisasi yang penting karena dapat membantu memberikan
pengetahuan kepada masyarakat tentang norma-norma dan nilai-nilai yang ada
dalam masyarakat,
6. Jenis-Jenis
Sosialisasi
6.1. Sosialisasi primer
Pengertian
sosialisasi primer menurut Peter L Berger dan Luckmann adalah sosialisasi
pertama yang dijalani individu semasa kecil dengan belajar menjadi anggota
keluarga (masyarakat). Sosialisasi primer berlangsung saat berusia 1-5 tahun
atau saat anak belum masuk ke sekolah.
6.2. Sosialisasi sekunder
Sosialisasi
sekunder adalah proses sosialisasi lanjutan setelah sosialisasi primer yang
memperkenalkan individu ke dalam kelompok tertentu dalam masyarakat.proses
dsosialisasi, yaitu proses pencabutan identitas diri yang lama dan dilanjutkan
dengan resosialisasi, yaitu pemberian identitas baru yang didapat melalui
institusi sosial.
7. Sosialisasi
Sebagai Pembentuk Kepribadian
Kepribadian
seseorang diperoleh karena adanya proses sosialisasi ketika individu belajar
dari lingkungan sosial sedikit demi sedikit.
7.1. Pengertian kepribadian
Menurut
beberapa ahli :
a.
Theodore M. Newcomb seorang sosiolog berkebangsaan
Amerika (dalam soisologi suatu pengantar, soerjono soekanto, 1990) menyatakan
bahwa kepribadian merupakan organisasi sikap yang dimiliki seseorang sebagai
latar belakang dari perlakunya.
b.
Roucek dan warren dalam buku mereka yang berjudul “sociology
and introduction” mendefinisikan kepribadian sebagai organisasi factor-faktor
biologis, psikologi, dan sosiologis yang mendasari perilaku seorang individu.
c.
Koentjaraningrat, seorang ahli antropologi Indonesia
(dalam bukunya pengantar antropologi I, 1996) menyatakan kepribadian sebagai
susunan dari unsure-unsur akal dan jiwa yang menentukan tingkah laku atau
tindakan seorang individu.
Berdasarkan
pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa:
a.
Kepribadian merupakan abstraksi dari pola perilaku ,
b.
Kepribadian merupakan cirri-ciri watak yang khas dan
konsisten sebagai identitas seorang individu, dan
c.
Kepribadian mencakup kebiasaan-kebiasaan, skiap dan
berbagai sifat yang khas apabila seseorang berhubungan dengan orang lain
7.2. Faktor pembentuk kepribadian
Perbedaan
kepribadian terjadi karena dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut:
- Warisan biologis, biasanya berupa bawaan ayah, ibu, nenek, dan kakek. Pengaruh ini tampak pada intelegensi dan kematangan fisik.
- Lingkungan alam, perbedaan iklim, topografi, dan SDA menyebabkan manusia harus menyesuaikan diri terhadap alam.
- Lingkungan sosial, kelompok tempat bergabung seperti lingkungan keluarga, sekolah, kerja, dan masyarakat luas, juga dapat mempengaruhi kepribadian seseorang.
- Lingkungan budaya, perbedaan kebudayaan dalam setiap masyarakat dapat mempengaruhi kepribadian seseorang.
- Pengalaman yang unik, kepribadian seseorang akan dipengaruhi oleh sejumlah pengalaman yang dilalui dalam hidupnya
7.3. Tahapan
perkembangan kepribadian sebagai hasil sosialisasi
a.
Tahap pertama
Merupakan proses perkembangan
kepribadian seseorang dimulai ketika anak berusia 1-2 tahun.
b. Tahap kedua
Merupakan tahap dimana rasa ego yang
sudah dimiliki oleh seorang anak mulai berkembang karakternya sesuai dengan
tipe pergaulan yang ada dilingkungan sekitar anak tersebut, termasuk pula
struktur tata nilai dan budayanya.
c.
Tahap ketiga
Merupakan tahap kedewasaan yang
berlangsung ketika seseorang berusia antara
25-28 tahun.
7.4. Sosialisasi nilai dan norma dalam
pembentukan kepribadian
Sosialisasi
berperan dalam membentuk kepribadian seseorang. Kepribadian seseorang
dipengaruhi oleh nilai dan norma sosial kebudayaan yang berlaku di lingkungan
sekitar. Nilai dan norma sosial yang berlaku dalam masyarakat diperkenalkan
kepada generasi selanjutnya melalui proses sosialisasi. Melalui proses
sosialisasi ini, masyarakat dapat mewariskan nilai dan norma sosial budaya pada
generasi selanjutnya.
7.5.
Tipe-tipe Kebudayaan khusus
Kebudayaan-kebudayaan khusus atas
dasar :
·
factor kedaerahan. Di sini dijumpai
kepribadian yang saling berbeda antara individu-individu yang merupakan anggota
suatu masyarakat tertentu, karena masing-masing tinggal di daerah yang tidak
sama dan dengan kebudayaan-kebudayaan khusus yang tidak sama pula. Contoh
adat-istiadat melamar mempelai di Minangkabau berbeda dengan adat-istiadat
melamar mempelai di Lampung.
·
Cara hidup di kota dan di desa yang
berbeda (urban dan rural ways of life). Contoh perbedaan antara
anak yang dibesarkan di kota dengan seorang anak yang dibesarkan di desa. Anak
kota terlihat lebih berani untuk menonjolkan diri di antara teman-temannya dan
sikapnya lebih terbuka untuk menyesuaikan diri dengan perubahan sosial dan
kebudayaan tertentu. Sedangkan seorang anak yang dibesarkan di desa lebih
mempunyai sikap percaya diri sendiri dan lebih banyak mempunyai sikap menilai (sense
of value).
·
Kebudayaan khusus kelas sosial. Di
dalam setiap masyarakat akan dijumpai lapisan sosial karena setiap masyarakat
mempunyai sikap menghargai yang tertentu pula.
·
Kebudayaan khusus atas asar agama.
Agama juga mempunyai pengaruh besar di dalam membentuk kepribadian seorang
individu. Bahkan adanya berbagai madzhab di dalam satu agama pun melahirkan
kepribadian yang berbeda-beda pula di kalangan umatnya.
·
Kebudayaan berdasarkan profesi. Pekerjaan atau
keahlian juga memberi pengaruh besar pada kepribadian seseorang. Kepribadian
seorang dokter, misalnya, berbeda dengan kepribadian seorang pengacara, dan itu
semua berpengaruh pada suasana kekeluargaan dan cara-cara mereka bergau
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Sosialisasi adalah proses belajar individu atau seseorang
untuk mengenal kebudayaan masyarakat dilingkungannya. Melalui media keluarga,
kelompok bermain, lingkungan sekolah, lingkungan kerja, dan media massa. Jenis
sosialisasi ada dua yaitu, sosialisasi primer dan sekunder. Memalui tahap
sosialisasi masa anak-anak. Masa remaja, dan masa dewasa.
Kepribadian
adalah cirri-ciri watak yang khas dan konsisten sebagai identitas seorang
individu. Factor pembentuk kepribadian ada 4, yaitu warisan biologis, Lingkungan alam,
lingkungan sosial dan lingkungan budaya.
Saran
Pentingnya pengetahuan tentang sosialisasi dan pembentukan
kepribadian yang sekarang harus diterima oleh siswa-siwi sekolah menengah atas,
agar kelak mereka tidak melakukan kesalahan terhadap anak serta mereka dapat
berperan penting dilingkungan masyarakat dengan pengetahuan yang mereka miliki.
Daftar Pustaka
v Internet
v Buku sosiologi 1 penerbit yudhistira
0 komentar:
Posting Komentar