Rabu, 02 Mei 2012

MAKALAH ANATOMI SISTEM MUSKULOSKELETAL

| Rabu, 02 Mei 2012 | 0 komentar

BAB I
PENDAHULUAN
Sel-sel otot, seperti juga neuron, dapat dirangsang secara kimmiawi, listrik dan mekanik untuk membangkitkan potensi aksi yang dihantarkan sepanjang membrane sel. Berbeda dengan neuron, otot memiliki mekanisme kontraktil yang digiatkan oleh potensial aksi. Protein kontraktil aktin dan miosin, yang menghasilkan kontraksi, terdapat dalam jumlah yang sangat banyak di otot. Namun, protein kontraktil juga ditemukan hamper disemua sel tubuh. Miosin adalah salah satu penggerak molekuler yang mengubah hasil energi hidrolisis ATP menjadi gerakan suatu komponen seluler di sepanjang komponen lainnya.
Otot dibagi atas tiga jenis yaitu otot rangka, otot jantung, dan otot polos meskipun otot polos bukan satu kategori tunggal homogen. Otot rangka merupakan masa yang besar yang menyusun jaringan otot somatik. Gambaran garis lintang sangat jelas, tidak  berkontraksi tanpa adanya rangsangan dari saraf, tidak ada hubungan anatomik dan fungsional antara sel-selnya, dan secara umum dikendalikan oleh kehendak (Volunter). Otot jantung juga berpola garis lintang, tetapi membentuk sinsitium fungsional. Dapat berkontraksi ritmis walaupun tanpa persarafan eksternal, karena adaanya sel-sel picu di miokardium yang men cetuskan impuls spontan. Otot polos tidak memperlihatkan gambaran garis lintang. Jenis seperti ini, ditemukan hamper di semua alat visera yang berongga, membentuk sinsitium fungsional dan memiliki sel-sel pemicu yang melepaskan impuls tidak teratur. Jenis yang ada di mata dan beberapa tempat lainnya, tidak mempunyai kegiatan spontan dan menyerupai otot rangka.

       










BAB II
PEMBAHASAN
A.      PENGERTIAN OTOT

Otot adalah alat gerak aktif, karena kemampuan berkontraksi. Otot memendek jika berkontraksi dan memanjang jika sedang berelaksasi. Kontraksi otot terjadi jika otot sedang melakukan kegiatan, sedangkan relaksasi otot terjadi jika sedang beristirahat. Dengan demikian oto meiliki 3 karakter:

a.       Kontraksibilitas
Yaitu kemampuan otot untuk memendek dan menjadi lebih pendek dari ukuran semula, hal ini terjadi jika otot sedang melakukan kegiatan.
b.      Ekstensibilitas
Yaitu kemampuan otot untuk memanjang dan lebih panjang dari ukuran semula.
c.       Elastisitas
Yaitu kemampuan otot untuk kembali pada ukuran semula.

Otot tersusun atas dua macam filamen dasar, filament aktin dan filament miosin. Filamen aktin tipis dan filament miosin tebal. Kedua filamen  ini menyusun myofibril. Miofibril menyusun serabut otot, dan serabut otot-serabut otot menyusun satu otot.
Berdasarkan bentuk morfologi, sistem kerja, dan lokasinya dalam tubuh, otot dibedakan menjadi tiga, yaitu otot lurik, otot polos, dan otot jantung.

a.       Otot Lurik
Otot lurik disebut juga otot rangka atau otot serat lintang. Otot ini bekerja dibawah kesadaran. Pada otot lurik fibril-fibrilnya mempunyai jalur melintang gelap (anisotrop) dan terang (isotrop) yang tersusun berselang-seling. Sel-selnya berbentuk silindris dan memepunyai banyak inti.
Otot lurik dapat berkonsentrasi dengan cepat dan mempunyai periode istirahat berkali-kali. Otot lurik ini mempunyai kumpulan serabut yang dibungkus oleh fasia propria. Kumpulan serabut otot yang di bungkus oleh selaput fasia superfasialis.
Gabungan otot berbentuk kumparan dan terdiri dari bagian:

1.       Ventrikel (empal)
Merupakan bagian tengah yang menggembung.
2.       Urat otot (tendon)
Merupakan kedua ujung yang mengecil. Tersusun dari jaringan ikat dan bersifat keras serta liat. Berdasarkan cara meletakan pada tulang dibedakan menjadi:


a.       Origo
Merupakan tendon yang melekat pada tulang yang melekat pada tulang yang tidak berubah kedudukannya ketika otot berkontraksi.
b.      Insersio
Merupakan tendon yang melekat pada tuklang yang bergerak ketika otot berkontraksi.

Otot yang dilatih terus menerus akan membesar atau mengalami hipertrofi, contohnya pada binaragawan. Sebaliknya kalau otot tidak digunakan (tidak ada aktifitas) akan menjadi kisut atau mengalamiatrofi.

b.      Otot Polos
Otot polos disebut juga otot tak sadar atau otot alat dalam (otot visceral). Otot polos tersusun dari sel-sel yang berbentuk kumparan halus. Masing-masing sel memeiliki satu inti yang terletak ditengah. Kontraksi otot polos tidak menurut kehendak, tetapi dipersrafi oleh saraf autonom. Otot polos terdapat di alat-alat dalam tubuh misalnya:
1.       Dinding saluran pencernaan
2.       Saluran-saluran pernafasan
3.       Pembuluh darah
4.       Saluran kencing dan kelamin

c.       Otot Jantung
Otot Jantung mempunyai struktur yang sama dengan otot lurik. Hanya saja serabut-serabutnya bercabang-cabang dan saling beranyaman serta di sarafi oleh saraf otonom. Letak inti sel ditengah. Dengan demikian, otot jantung seperti otot lurik yang bekerja tidak menurut kehendak.

B.      JENIS-JENIS KONTRAKSI

Kontraksi otot melibatkan puemendekan unsure otot kontraktil. Tetapi karena otot mempunyai unsure elastic dan kental dalam rangkaian mekanisme kontraktil maka kontraksi timbul tanpa suatu penurunan yang layak dalam panjang ke seluruh otot. Kontraksi yang demikian disebut Isometrik (panjang ukuran sama) kontraksi melawan beban tetap dengan pendekatan ujung otot dinamakan Isotonik (tegangan sama).
Tegangan yang ditimbulkan oleh otot yang berkontrasi isometrik (tegangan total) dan tegangan pasif yang di timbulkan oleh otot yang tidak terangsang bervariasi sesuai dengan panjang serabut otot. Hubungan inin dapat di teliti dalam preparat otot rangka. Panjang otot dapat bervariasi menurut perubahan jarak diantara dua perlengketan dan pada saat setiap panjang dan tegangan pasif diukur kemudian otot terangsang secara listrik dan tegangan total diukur. Perbedaan antara dua nilai panjang merupakan jumlah tegangan yang sebenarnya yang dihasilkan oleh proses kontraktil tegangan aktif.
Sifat lontraksi otot dapat diperlihatkan secara kusus dengan menimbulkan suatu kedutan otot dengan cara memeberikan rangsangan listrik secara tiba-tiba pada saraf ke otot atau dengan melewatkan rangsangan listrik singkat diseluruh otot itu sendiri. Hal tersebut akan menimbulkan kontraksi tunggal yang mendadak berlangsung kurang dari satu detik.

a.       Kontraksi Isometrik
Kontraksi dimana gerakan tidak terjadi,karena beban pada otot melebihi ketegangan yang dihasilkan oleh kontraksi otot. Hal ini terjadi ketika otot mencoba untuk mendorong atau menarik objek bergerak.

b.      Kontraksi Isotonik
Kontraksi dimana gerakan tidak terjadi,karena ketegangan yang dihasilkan oleh otot berkontraksi melebihi beban pada otot. hal ini terjadi ketika anda menggunakan otot anda untuk berhasil mendorong atau menarik objek. Kontraksi Isotonnik dibagi menjadi dua jenis:

1.       Kontraksi Konsentrik
Kontraksi dimana otot menurun panjang (lebih pendek) terhadap suatu beban lawan,seperti angkat berat.
2.       Kontraksi Eksentrik
Kontraksi dimana otot meningkat panjang (memperpanjang) karena menolak beban.seperti menurunkan berat badan.

C.      KENDALI SARAF PADA KONTRAKSI OTOT RANGKA

1.       Setiap serabut otot menerima satu ujung neuron motorik isomatik. Sel saraf pada medulla spinalis yang mentransmisi impuls ke otot rangka.
2.       Ujung saraf motorik, disebut akson atau serabut saraf, menjalar dengan sejumlah serabut serupa dari neuron motorik lain dalam sebuah saraf.
a.       Serabut akson tunggal terbagi menjadi sejumlah percabangan yang memebentuk sambungan (junction) neuromuscular khusus dengan serabut otot rangka.
b.      Setiap terminal akson berada dalam indentasi penuh berisi cairan (celah sinaptik) pada sarkolema, yang kemudian membentuk lipatan.
3.       Lempeng ujung motorik merupak sambungan sebuah cabang akson saraf dan serabut otot rangka yang tidak berdekatan.
4.       Unit motorik adalah salah satu neuron motorik (serta cabang-cabangnya) serta semua serabut otot yang terinervasi didalamnya.
a.       Satu unit motorik dapat terdiri dari dua atau tiga serabut otot saja atau biasa lebih dari seribu serabut dalam beberapa otot besar.
b.      Semakin sedikit jumlah serabut otot yang terinervasi sebuah neuron semakin akurat gerakan yang dihasilkan.
1)      Otot yang digunakan untuk menulis sebagai contoh memiliki serabut otot yang lebih sedikit dalam unit motoriknya.
2)      Otot postural besar yang menopang tubuh mungkin memiliki sekitar 800 serabut otot atau unit motorik.
5.       Terminal akson (terminal bouton)mengandung mitokondria dan banyak vesikel sinaptik kecil. Jika impuls saraf mencapai terminal akson, vasikel sinaptik melepas zat transmiter asetilkolin (Ach).
a.       Ach berdifusi menyeberangi celah sinaptik untuk berikatan dengan reseptor pada lipatan sarkolema. Hal ini menyebabkan perubahan yang tiba-tiba pada permeabilitas membrane otot terhadap ion natrium dan kalium dan mengakibatkan arus balik pada polarisasi (potensial listrik) membrane.
b.      Aliran impuls listrik (depolarisasi) menyebar kedalam serabut otot karena kerja tubulus ke reticulum sarkoplasma.
c.       Retikulum sarkoplasma kemudian melepas cadangam ion kalsium ke sekitar filamen tebal dan tipis yang bertumpang tindih. Hal ini mengakibatkan interdigitasi aktin dan miosin serta pemendekan sarkomer.
d.      Rangkaian kejadian ini disebut rangkaian eksitasikontraksi.
6.       Jika impuls saraf terhenti, maka depolarisasi membrane selesai, ion kalsium ditankap kembali oleh retikulum sarkoplasma, dan proses kontrakasi berhenti.
7.       ACh berhubungan dengan sarkolema hanya selama beberapa detik. Zt ini hamper secara langsung dipecah oleh enzim kolinestarase yang dilepas dari lipatan sarkolema. Pemecahn ACH seperti ini penting untuk membatasi durasi kontraksi dan memungkinkan terjadinya kontraksi berulang.
8.       Otot rangka juga mengandung banyak ujung saraf sensorik.



D.      MEKANISME GERAK OTOT

Hansen dan Huxly (1955) mengemukakan teori kontraksi otot yang disebut model sliding filaments yaitu bahwa kontraksi didasrkan adanya dua set filamen didalam sel otot kontraktil yang berupa filament aktin dan filament miosin.
Rangsangan yang diterima oleh asetil kolin menyebabkan aptomiosin  mengerut (kontraksi). Kontraksi ini memerlukan energi. Pada waktu kontraksi, filament aktin meluncur diantara miosin kedalam zona H (zona H adalah bagian terang diantara dua pita gelap) dengan demikian serabut otot memendek, yang tetap panjangnya adalah pita A (pita gelap) Sedangkan pita I (pita terang) dan zona H bertambah pendek waktu kontraksi.
Ujung miosin dapat mengikat ATP dan menghidrolisisnya menjadi ADP, beberapa energi dilepaskan dengan cara memotong pemindahan ATP ke miosin yang berubah bentuk ke konfigurasi energi btinggi. Miosin yang berenergi tinggi ini kemudian mengikatkan diri dengan kedudukan kusus pada aktin memebentuk jembatan silang. Kemudian simpanan energi miosin dilepaskan, dan ujung miosin lalu beristirahat dengan energi rendah. Pada saat inilah terjadi relaksasi. Relaksasi ini mengubah sudut perlekatan ujung miosin menjadi miosin ekor.
Ikatan antara miosin energi rendah dan aktin terpecah ketika molekul baru ATP bergabung dengan ujung miosin. Kemudian siklus itu berulang lagi.

E.       REFLEKS

Adalah gerakan yang dilakukan tanpa sadar dan merupakan respon segera setelah adanya rangsang. Pada manusia terjadi melalui reflex arc. Gerak reflex dapat digunakan pada pemeriksaan neurologis untuk mengetahui kerusakan atau pemfungsian dari system saraf pusat dan saraf tepi. Gerak reflex dapat dilatih misalnya pengulangan dari gerakn motorik pada latihan olah raga atau pengaitan dari rangsang oleh reaksi otomatis selama pengkondisian klasikal. Gerak merupakan pola koordinasi yang sangat sederhana untuk menjelaskan penghantaran impuls oleh saraf.
Gerak pada umumnya terjadi secara sadar, namun ada pula gerak yang terjadi tanpa dissadari yaitu gerak refleks. Impuls pada gerakan sadar melalui jalan panjang, yaitu dari reseptor, ke saraf sensorik, dibawa ke otak untuk selanjutnya di olah oleh otak, kemudian hasil olahan oleh otak, berupa tanggapan, dibawa oleh saraf motor sebagai perintah yang harus dilaksanakan oleh efektor.
Gerak reflex bergerak sangat cepat dan tanggapan terjadi secara otmatis terhadap rangsangan, tanpa memerlukan control daro otak. Jadio dapat dikatakan gerakan terjadi tanpa dipengaruhi kehendak atau tanpa di sadari terlebih dahulu. Contoh gerak reflex misalnya berkedip, bersin, atu batuk. Pada gerak reflex impuls melalui jalan pendek atau jalan pintas yaitu dimulai dari reseptor penerima rangsang, kemudian diteruskan oleh saraf sensorik ke pusat saraf, diterima oleh set sarad penghubung (asosiasi) tanpa diolah didalam otak langsung dikirim tanggapan ke saraf motor untuk dissampaikan ke efektor, yaitu otot atau kelenjar. Jalan pintas ini dapat disebut lengkung reflex. Gerak reflex dapat dibedakan atas reflex otak bila saraf penhubung (asosiasi) berada didalam otak, misalnya, gerak mengedip atau mempersempit pupil bila ada sinar dan reflex sum-sum tulang belakang bila set saraf penghubung berada didalam sumsum tulang belakang misalnya reflex paada lutut.







BAB III
DAFTAR PUSTAKA

0 komentar:

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))

Posting Komentar

 
© Copyright 2012. Makalah Cyber . All rights reserved | Makalah Cyber.blogspot.com is proudly powered by Blogger.com | Template by Makalah Cyber - Zoenk