Pada tahun 1859, Charles Darwin menerbitkan buku “On The Oringin of
Species by Means of Natural Selection”. Buku ini sempat menjadi perdebatan karena isinya yang cukup kontroversial
untuk masa itu. Ini semua muncul karena adanya kesalahan penafsiran atas pernyataan
yang dikeluarkannya. Dalam buku tersebut, Darwin menyatakan bahwa semua
makhluk hidup yang ada di bumi ini merupakan hasil dari moyang yang sama, yang
mengalami modifikasi. Dengan kata lain, teori ini menyatakan bahwa
spesies bukanlah merupakan sesuatu yang kekal atau tidak mengalami perubahan,
melainkan berevolusi melalui proses perubahan bertahap dari berbagai spesies
yang telah ada.
Teori yang dikeluarkan Darwin merupakan hasil
analisis data yang didapat dari proses observasinya selama keikutsertaannya
dalam ekspedisi-ekspedisi yang diikutinya termasuk perjalanan dengan kapal HMS
Beagle. Meskipun Darwin membuat konsep evolusi yang dapat diterima, tetapi
pemikiran mengenai evolusi ini sudah sangat tua dan bertahun-tahun lebih tua
dari Darwin. Berikut uraian singkat tentang pendapat dari berbagai ahli yang
masih berkaitan dengan konsep dasar evolusi.
1. Plato (428-348 sebelum masehi)
Ia membayangkan seorang pencipta
yang menciptakan dunia dari kehancuran dan kemudian menciptakan dewa-dewa yang
lalu membuat manusia laki-laki. Wanita dan hewan timbul dari reinkarnasi jiwa
laki-laki. Makin cacat jiwa itu makin rendah reinkarnasinya.
2. Aristoteles (384-322 sebelum masehi)
Adalah seorang pengamat alam yang teliti dan
melihat banyak bukti mengenai desain dan tujuan. Dia mengatur semua organisme
di dalam suatu ”skala alam” yang meliputi dari yang sederhana sampai yang
kompleks. Organisme yang ada dianggap tidak sempurna tetapi bergerak kearah
keadaan yang lebih baik. Hal ini kadang-kadang diartikan sebagai pemikiran
evolusi, tetapi Aristoteles sangat samar-samar mengenai sifat gerakan tersebut.
Mungkin gerakan itu merupakan pendekatan yang makin cocok dengan idealis
penciptaan tiap spesies tertentu, yang pasti Aristoteles tidak merinci suatu
pemikiran mengenai transmutasi spesies.
Seorang bangsa Prancis, Pierre-Louis de Maupertius
pada tahun 1745 mengemukakan bahwa beberapa bangsa mungkin mulai timbul karena
menyimpang secara kebetulan dari desain alami. pemikiran mengenai evolusi yang
cermat kemudian dikemukakan oleh Denis Diderot (1746), george Louis LeClere,
Comte de Buffon (1779), Erasmus Darwin (1794).
3. Anaximander (600-546 sebelum masehi)
Beliau dapat dipandang sebagai pelopor dari ajaran
desendensi (ajaran penurunan) oleh karena ia mengajarkan bahwa kosmos itu
mungkin terbebtuk dari kekacoan (chaos), kehidupan itu timbul dari zat mati,
sedangkan makluk yang tinggi tingkatannya timbul dari makluk yang rendah
tingkatannya. Akan tetapi teori ini sama sekali tidak mempunyai pengaruh
apa-apa terhadap alam pemikiran para sarjana di zaman itu dan di zaman
berikutnya. Baru setelah teori-teori evolusi ini berkembang dengan pesat, maka
dalam tulisan-tulisan sarjana itu dapat menemukan kembali petunjuk-petunjuk
tentang adanya pendapat-pendapat semacam itu.
Para ahli ilmu hewan dari abad 17 dan 18 setuju
sekali akan pendapat-pendapat dari kitab suci injil yang tertulis dalam buku
genesis yang disebut dengan ”teori Penciptaan”. Salah satu ahli yang sejalan
dengan pikiran tadi adalah Carolus Linnaeus.
4. Carolus Linnaeus (1707-1778)
Carolus Linnaeus dilahirkan tanggal 23 Mei 1707
disebuah desa kecil di Swedia, sebagai anak seorang pendeta. Pada tahun 1735 ia
telah lulus dari Universitas Harderwijk yang dibubarkan dalam abad 19. Kemudian
ia pergi ke Leiden dan mencetak buku ”systema Naturae”. Dalam buku ini
pembagian sistematiknya sudah dibentangkan secara skematis.
Karangan-karangannya yang terkenal adalah : Fundamenia Botanica, Classae
Plantarum, Philosophia Botanica dan Genera Plantarum, Systema Naturae, Spesies
Plantarum dal lain-lainya. Setelah mengunjungi paris, Linnaeus kembali ke
Swedia untuk menjadi mahaguru di Uppsala. Disinilah ia menjadi salah satu dari
mahaguru-mahaguru yang terkenal di zaman itu, sehingga Raja Swedia mengangkat
dia menjadi seorang bangsawan.
Pada tahun 1778 dia meninggal dunia dan mewariskan
perpustakaannya. Selain itu juga mewariskan kumpulan 19.000 tanaman kering,
lebih dari 3000 ekor serangga, 1500 kulit-kulit berbagai kerang dan kulit-kulit
binatang, 1500 ekor ikan, beberapa ekor burung dan 2500 minerasl.
Kumpulan-kumpulan itu masih dapat dilihat digedung ”Linnean Society” di London,
sebuah perkumpulan peneliti pengetahuan alam yang memakai nama Linnaeus.
Linnaeus menyampaikan bahwa :
1. Semua tanaman dan binatang yang hidup sekarang
ini dahulu dengan serentak diciptakan diatas bumi oleh satu ciptaan saja.
2. Mereka diciptakan dalam bentuk seperti yang
tampak sekarang ini.
3. Tidak pernah ada tanaman-tanaman dan
binatang-binatang yang lain di bumu ini kecuali tanaman-tanaman dan binatang-binatang
yang hidup sampai sekarang.
Pembagian sistematika hewan menurut Linnaeus
adalah sebagai berikut :
1. Binatang-binatang menyusui
2. Burung-burung
3. Ampibi-ampibi
4. Cacing-cacing
5. Serangga-serangga
Binatang-binatang menyusui ini dibagi lagi menjadi
8 golongan. Binatang yang termasuk salah satu dari 8 golongan ini diantaranya
ialah (1) Gajah ; (2) Sapi Laut; (3) Macan Loreng; (4) Pemakan Semut; (5)
Trenggiling. Pembagian ini jelas tidak didasrkan atas persamaan-persamaan cara
hidup dari binatang-binatang itu dan ia tetap tidak menyangsikan kebenaran
teori penciptaan.
5. Cuvier (1769-1832)
Cuvier adalah anak dari seorang bangsa Prancis
yang telah melarikan diri ke negeri Jerman, ia akhirnya belajar di negeri ini. Pada tahun 1795 ia kembali ke paris.
Disana ia menjadi seorang sarjana yang terkenal. Mula-mula ia sebagai mahaguru
pada Jardin des Plantes, kemudian sebagai sekretaris dari Akedemi Pengetahuan
di Paris. pada tahun 1831 ia diangkat menjadi bangsawan yang tertinggi dari
Prancis.
Ia menyampaikan bahwa sisa-sisa
hewan yang telah membatu itu adalah dari sisa hewan yang telah mati di zaman
dulu. Mammouth yang
dikeluarkan dari timbunan es di Rusia dengan utuh itupun telah diketahui oleh
Cuvier.
Ilmu geologi yaitu ilmu yang
mempelajari perubahan-perubahan bentuk dari kulit bumi. Lapisan-lapisan tanah (yang merupakan kulit bumi)
itu menandakan berbagai periode dalam sejarah bumi. Dari hewan-hewan yang telah
mati itupun dapat ditemukan jenis-jenisnya yang merupakan petunjuk dari
berbagai periode tersebut. Berdasarkan pertimbangan ini, Cuvier kemudian
menyusun teori yang terkenal dengan Teori Catalysma. Ia beranggapan
bahwa tiap-tiap periode dalam sejarah bumi itu mungkin selalu diakhiri dengan
suatu bencana yaitu semacam kiamat. air bah yang diceritakan dalam Kitab Injil,
yang memusnahkan ataupun hampir melenyapkan semua makluk hidup. Sesudah itu
oleh Tuhan mingkin menciptakan lagi suatu tumbuhan dan hewan baru. Jadi teori
Civiert ini pada hakekatnya adalah sama saja dengan teori Linnaeus, akan tetapi
penciptaan yang dimaksudnya terjadi berulang-ulang.
Cuvier menambahkan bahwa mungkin sekali lenyapnya
hewan-hewan itu bukannya dimana-mana, dengan demikian ada kemungkinan juga
bahwa hewan-hewan yang diciptakan dalam periode yang sudah lamapau dari suatu
daerh tertentu, kemudian pindah menempati daerah lain yang baru di bumi ini.
Hal ini berkaitan dengan sebaran hewan atau geografi hewan. Pendapat lain dari
Cuvier yang penting adalah bahwa semua hewan dapat dianggap sebagai suku-suku
dari suatu deret yang mulai dari hewan bersel satu yang sederhana sampai
tingkat manusia. Hal ini dikenal dengan Tangga Dari Alam.
6. Lammarck (1744-1829)
Sebelum Lammarck, ahli lain yang sejalan dengan
pemikiran Lammarck adalah Buffon (1707-1788) dan Erasmus Darwin (kakek dari Charles
Darwin, 1731-1802) menulis syair yang dianggap sebagai karangan berpengetahuan
yang berjudul ”Zoonomia” ia berpendapat bahwa hewan-hewan mungkin juga timbul
dari hewan-hewan lain.
Nama lengkap Lammarck adalah Jean Baptist Pierre
Antoine De Monet, Chavalier De Lammarck. Sewaktu masih muda ia belajar untuk
menjadi pendeta, kemudian ia menjadi tentara sampai ia dalam pertempuran
mendapat pujian karena keberaniannya. Ia meninggalkan angkatan perang, untuk
belajar ilmu ketabiban di Paris, akan tetapi kemudian ia malah lebih tertarik
akan ilmu tumbuh-tumbuhan. Sesudah bekerja keras selama 9 tahun, ia menerbitkan
sebuah buku yang besar mengenai tumbuh-tumbuhan yang hidup ditanah airnya.
Bukunya itu menarik perhatian para sarjana, sehingga ia mendapat tawaran untuk
bekerja di Jardin du Roi. Setelah revolusi dai diangkat menjadi mahaguru pada
Jardin du Roi itu juga, yang kemudian berganti nama menjadi Jardin des Plantes
(semacam kebun raya). Ia menjadi mahaguru di bidang Evertebrata. Ia menyusun
buku yang berjudul ”Philosophie Zoologioque”. Ia menjadi buta dihari tuanya dan
terpaksa hidup miskin dan sengsara sekali. Oleh rekan-rekannya di zaman itu
tidak ada yang mengerti jasa-jasanya sebagaimana mestinya.
Setelah ia meninggal, maka berkat kegiatan Darwin,
ia dijungjung tinggi lagi dan sampai sekarang pun ia masih dipandang sebagai
salah satu seorang sarjana besar di zaman itu. Sayang sekali teori-teorinya
tidak dilengkapi dengan bukti-bukti dan kenyataan-kenyataan.
Teori Lammarck ialah :
1) Bahwa di bumi ini mula-mula
timbul makluk hidup yang sederhana, yang mungkin berasal dari benda-benda mati
(dengan jalan Generatio Spontanea), akan tetapi dari makluk yang sederhana ini
kemudian dalam tempo yang panjang sekali timbulah jenis-jenis makluk yang hidup
sampai sekarang, tanpa ada penghentian jalannya kehidupan seperti yang
dimaksudkan dalam cerita kiamat dari kitab Injil ataupun teori bencana menurut
Cuvier. Teori evolusi menganggap bahwa hewan bersela satu sebagai permulaan
evolusi dan menganggap manusia sebagai akhir evilusi.
2) Diantara sebab-sebab yang
menyelenggarakan perubahan-perubahan dan penyempurnaan tubuh makluk hidup,
Lammarck mengemukakan bahwa pentingnya mempergunakan dan tidak mempergunakan
alat tubuh tertentu. Kalau sebuah alat tubuh sering digunakan maka ia akan
tumbuh sempurna dan bila ia jarang digunakan ataupun tidak digunakan sama
sekali maka ia akan terbelakang tumbuhnya, sedang tiap-tiap perubahan yang
dialami oleh individu itu selama masa hidupnya kelak akan diturunkan kepada
keturunanya, sehingga kelak sifat itu tampak sempurna pada keterunannya.
Lammarck memberi contoh Ular
adalah binatang yang mempunyai kebiasaan untuk merangkak/merayap dengan cepat
masuk ke dalam tanah, kalau mereka mau bersembunyi. Kaki-kaki yang panjang
malah merugikan untuk merangkak dan bersembunyi di dalam tanah dan keberadaan
kaki tersebut justru merintangi gerakan. Jadi kebiasaan bergerak dari binatang
itu menyebabkan lenyapnya kaki-kaki pada tubuhnya sendiri.
Sedangkan jerapah memiliki leher
yang panjang karena mereka mempunyai kebiasaan hidup untuk mengambil
daun-daunan dari pohon-pohon yang tinggi. Dan sebaliknya hewan yang hidup di
gua-gua gelap akan mempunyai mata ayang mundur ketajamannya. Hewan itu
mempunyai kemampuan untuk selalu mempertahankan sifat yang telahmereka miliki
dalam usaha menyempurnakan organisasi alat-alat tubuhnya, tetap dipertahankan
terus hingga dengan demikian kelak pada suatu ketika berturut-turut terjadilah
makluk hidup dari berbagai kelas dan bangsa, yang disebabkan oleh karena
keadaan lingkungan hidupnya yang bermacam-macam.
7. Etienne Geoffroy ST. Hilaire
(1722-1844)
Disamping Cuvier dan Lammarck,
pada waktu itu di Paris hidup pula seorang ahli ilmu hewan bernama Etienne
Geoffroy ST. Hilaire yang mempunyai anggapan yang sama dengan Lammarck dan
Goethe. Ia berpendapat bahwa ada suatu hubungan antara hewan-hewan yang
mempunyai bentuk dasar dari tubuhnya.
8. Charles Lyell (1797-1875)
|
Isi teori yang disampaikan oleh
Lyell dalam bukunya ”An Enquiry How Far The Former Changes of The Earth’s
Surface are Referable to Causes Now in Operatiaon” (Suatu Penyelidikan Sampai
Kemanakah Perubahan-Perubahan yang terjadi Zaman Dahulu Dari Permukaan Bumi Ini
Dapat Kita Hubungkan Dengan Sebab Musabab Alam Yang Sampai Sekarang Masih
Terjadi Terus). Lyell membuktikan dengan contoh-contoh dari penyelidikan
geologis bahwa untuk dapat menerangkan struktur dari kulit bumi serta lapisan
tanah dibawahnya, tidak perlu beranggapan bahwa di zaman purba dulu terjadi
kiamat berturut-turut. Tenaga-tenaga geologi yang samapi sekarang masih bekerja
terus, tentu sudah cukup untuk menerapkan struktur bumi tadi. Tenaga geologi
itu misalnya ialah daya erosi dari air, gerakan dari kulit bumi sendiri, daya
gunung berapi dan lain-lainnya.
Lebih lanjut Charles Lyell pada
awal abad 19 mengembangkan pandangan hutton yang lebih dahulu kedalam prinsip
geologi mengenai ”uniformitarianisme” yang diterbitkan dalam bukunya Principles
of geology (1830-1833). Lyell mengemukakan bahwa gunung dan lembah dan
ciri-ciri fisik permukaan bumi tidak diciptakan seperti bentuknya sekarangatau
tidak dibentuk oleh bencana yang berturut-berturut, tetapi terbentuk oleh
berlanjutnya proses vulkanis, pergolakan, erosi, glasiasi dan sebagainya dalam
jangka waktu yang sangat lama dan masih berlangsung sampai sekarang.
Uniformitarianisme sangat penting bagi perkembangan lebih lanjut dari
pengertian mengenai evolusi organik. Pertama, evolusi organik pada satu pihak
merupakan penerapan prinsip uniformitarianisme pada dunia organik. Proses yang
pada waktu ini berlangsung dan berlanjut selama periode waktu yang lama dapat
menjelaskan mengenai asal-usul spesies. Kedua, dari pemikiran Lyell dapat
ditarik kesimpulan bahwa bumi ini jauh lebih tua dari perkiraan Uskup Ussher,
yang dibuat dalam tahun 1650 dengan menjumlahkan geneologi dalam buku Kejadian,
sehingga ia mendapatkan bahwa bumi ini diciptakan 4000 tahun sebelum masehi.
Untuk perubahan organik yana lambat yang terlibat dalam seleksi alam tersedia
cukup banyak waktu.
9. Wilhelm Hofmeister (1824-1877)
Dalam bukunya yang terkenal
mengenai sejarah perkembangan Kryptogamen (paku-pakuan dan lumut) telah menulis
: Perubahan dari Jungermanniaceae (suku dari Lumut Hati) yang tak berdaun ke
Jungermanniaceae yang berdaun adalah lambat sekali dan perubahan itu terjadi
dengan jalan suatu deret bentuk antara yang sedikit-sedikit bedanya, yang tak ada
putus-putusnya.
Pernyataan itu adalah sangat berprinsip, yang
boleh dikatakan benar-benar Darwinistis. Akan tetapi aneh sekali pernyataan itu
hanya ditulis sambil lalu saja.
10. Leopold Von Buch
Leopold Von Buch pada abad 19 telah menarik
kesimpulan dari penyebaran tanaman-tanaman di Kepulauan Canari, bahwa oleh
karena proses evolusi, maka di dalam jurang-jurang yang dalam, disitu
terjadilah jenis-jenis tanaman yang baru dari jenis tertentu.
11. Robert Chambers (1802-1871)
Ia adalah seorang penerbit dan ahli filsalfat alam
bangsa scot. Pada tahun 1844 terbit sebuah buku tak berpenulis yang berjudul
”Vertiges of The Natural history of Creation” (Jejak Sejarah Kehidupan Makluk
Hidup), yang sangat laku dijual. Chambers-lah yang menerbitkannya. Oleh karenanya
ia berpendapat bahwa pikiran-pikiran yang dimuat dalam buku itu niscaya akan
menjatuhkan mana baik dari perusahannya. Dan memang ada protes-protes dan
cemooh yang hebat mengenai isi buku itu. Kelak Chambers mengaku bahwa ialah
yang menulisnya. Di Eropa pun buku itu sangat laku dan diterjemahkan kedalam
berbagai bahasa. Terjemahan dalam Bahasa Belanda berjudul tambahan ”Penciptaan
dan Kemajuan perkembangan dari tumbuh-tumbuhan dan Binatang-Binatang yang
Dipengaruhi dan Dikuasai oleh hukum-Hukum Alam.
Dalam buku ini Generatio Spontanae dibicarakan
dengan mendalam sekali, misalnya diceritakan tentang terjadinya kutu dengan
pertolongan alira listrik didalam larutan garam yang jenuh. Disamping itu
Chambers juga menyetujui pendapat Lyell yang menyatakan bahwa perubahan kulit
bumi yang berlangsung secara perlahan-lahan karena pengaruh tenaga-tenaga alam
itu adalah sesuai dengan kemauan Tuhan. akan tetapi tenaga-tenaga alam itu pun
bertanggungjawab atas segala perubahan da pembentukan dari makluk hidup yang
berkembang serasi dan bersama-sama dengan perkembangan bumi ini.
Perubahan dari jenis-jenis makluk hidup dan penciptaan jenis baru
yang terus menerus yang berasal dari jenis yang rewndah tingkatannya bagi
Chambers sudah pasti, seperti anggapn Lammarck, St. Hilaire dan
pengikut-pengikutnya. Akan tetapi Chambers tidak percaya bahwa
perubahan-perubahan jenis binatang itu disebabkan karena seringnya pemakaian
dan tidak seringnya pemakaian dari alat-alat tubuh, ataupun karena pengaruh
yang berlangsung dari keadaan lingkungan hidupnya. Dia berpendapat bahwa
keinginan yang sewajarnya dari makluk-makluk itu sendirilah yang menjadi sebab.
Ia mengemukakan ”Theory of
Organic Development” (Teori Perkembangan Organik).
Hal yang berkaitan dengan manusia, juga disinggung oleh Chambers
dengan menyatakan bahwa terjadinya manusia itu tidak lain ialah dari
jenis-jenis binatang-binatang yang lain.
12. Weismann
Weismann, seorang ahli biologi berkebangsaan Jerman yang hidup pada
tahun 1834-1912, menyatakan bahwa evolusi terjadi karena adanya seleksi alam
terhadap faktor ngenetis. Variasi
yang diwariskan dari induk kepada anaknya bukan diperoleh dari lingkungannya
tetapi dengan perubahan diatur oleh faktor genetik atau gen. Weismann memotong
ekor tikus sampai 20 generasi, tetapi anaknya tidak ada yang tidak berekor dan
percobaan ini menyanggah teori evolusi Lamarck.
13. Charles Darwin
Dalam bukunya “On The Origin of Spesies by Means of Natural
Selection”, Darwin
mengeluarkan teori evolusi yang intinya dapat dibagi menjadi beberapa pokok berikut
ini
1. Variasi pada tumbuhan dan hewan merupakan suatu
variasi karateristik yang muncul dalam penampakan fenotip organisasi tersebut.
2. Rasio pertambahan terjadi secara geometrik,
yaitu jumlah setiap spesies relatif tetap. Hai ini terjadi karena banyak
individu yang tersingkir oleh predator, perubahan iklink dan proses persaingan.
3. Struggle for existance (usaha yang keras
untuk bertahan ) merupakan suatu usaha individu organisme untuk bertahan hidup.
Individu dengan variasi yang tidak sesuai untuk kondisi-kondisi yang umum
dialam,akan tersingkir. Adapun individu-individu dengan variasi menguntungkan
dapat melanjutkan kehidupannya dan memperbanyak diri dengan berproduksi.
4. Menghasilkan the survival of fittest
kelestarian didapat dari organisasi yang memiliki kualitas paling sesuai dengan
lingkungan. Individu=individu yang dapat hidup akan mewariskan variasi-variasi
tersebut kepada generasi berikutnya.
Menurut Dawin terjadi evolusi karena adany seleksi
alam (faktor alam yang mampu menyeksi makhluk hidup. Adaptasi merupakan
penyebab terjadinya seleksi alam (mekanisme seleksi alam). Jerapah yang
berleher panjang berasal dair yang berlehar panjang pula, sedangkan yang
berleher pendek musnah. Faktor
yang menyebabkan evolusi (mekanisme evolusi) adalah seleksi alam
0 komentar:
Posting Komentar