Minggu, 29 Juli 2012

ASKEB HIPEREMESIS GRAVIDARUM

| Minggu, 29 Juli 2012 | 0 komentar

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1   Latar Belakang
Sehubungan dengan adanya suatu program pemerintah untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat seoptimal mungkin, maka kami melatih diri untuk ikut berpartisipasi dalam memberikan pelayanan yang optimal. Salah satunya pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum.
Dalam perawatan pada penderita hiperemesis gravidarum dengan menggunakan asuhan kebidanan yang dilakukan mulai pasien masuk ke Rumah Sakit sampai pasien pulang.
Hiperemesis gravidarum ini gejalanya mual dan muntah yang berlebihan yang merupakan gangguan paling sering kita jumpai pada kehamilan muda terutama pada ibu primigravida. Ini disebabkan karena adanya peningkatan dan perubahan produksi hormonal dan faktor psikologi dari ibu hamil. Dalam merawat hiperemesis gravidarum ini sebaiknya penderita dirawat di Puskesmas Rawat Inap / Rumah Sakit karena memerlukan perawatan secara intensif agar tidak terjadi komplikasi yang lebih berat sehingga dapat menghambat pertumbuhan janin.
1.2   Tujuan
1.2.1  Tujuan Umum
Diharapkan penulis mampu memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum di RSUD dr. Soetomo Surabaya.
1.2.2  Tujuan Khusus
a.       Melakukan pengkajian pada kasus hiperemesis gravidarum.
b.      Menentukan masalah diagnosa pada klien dengan hiperemesis gravidarum.
c.       Menentukan antisipasi masalah potensial pada klien dengan hiperemesis gravidarum.
d.      Menentukan kebutuhan segera pada klien dengan hiperemesis gravidarum.
e.       Menentukan intervensi yang akan dilakukan pada pada klien dengan hiperemesis gravidarum.
f.       Melakukan intervensi yang telah ditentukan.
g.      Mengevaluasi keefektifan asuhan yang diberikan.
1.3   Batasan Masalah
Mengingat waktu dan kemampuan penulis yang terbatas, maka penulis hanya membahas masalah yang timbul pada Ny. N dengan hiperemesis gravidanun.
1.4   Metode Penulisan
1.4.1   Studi Kepustakaan
Penulis membekali diri dengan membaca literatur-literatur yang berkaitan dengan hiperemesis gravidarum
1.4.2   Praktek Langsung
Melakukan pendekatan dan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum di Puskesmas Porong.
1.4.3  Bimbingan dan Konsultasi
Dalam penyusunan asuhan kebidanan ini penulis juga melakukan konsultasi dengan Bidan kordinator.
1.5 Sistematika Penulisan
         BAB I          PENDAHULUAN
1.1.      Latar Belakang
1.2.      Tujuan
1.3.      Batasan Masalah
1.4.      Metode Penulisan
1.5.      Sistematika Penulisan
BAB II         TINJAUAN TEORI
2.1.      Pengertian
2.2.      Etiologi
2.3.      Gejala dan Tindakannya
2.4.      Patologi
2.5.      Penanganannya
BAB III       TINJAUAN KASUS
3.1.   Melakukan Pengkajian
3.2.   Menentukan Diagnosa / Masalah
3.3.   Menentukan Antisipasi Masalah Potensial
3.4.   Menentukan Kebutuhan Segera
3.5.   Menentukan Intervensi yang Telah Direncanakan
3.6.   Melakukan Intervensi yang Telah Direncanakan
3.7.   Melakukan Evaluasi dari Asuhan yang Telah Diberikan
BAB IV       PEMBAHASAN
BAB V         PENUTUP
5.1.      Kesimpulan
5.2.      Saran
DAFTAR PUSTAKA
   
BAB 2
TINJAUAN TEORI
2.1    Konsep Hiperemesis Gravidarum 
2.1.1 Pengertian
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan pada wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaan umumnya menjadi buruk, karena terjadi dehidrasi (Rustam Mochtar, 1998).
Hiperemesis gravidarum merupakan mual dan muntah dengan kondisi yang lebih serius. (Debbie Holmes dan Philip N. Baker)
Hiperemesis gravidarum adalah emosi gravidarum yang berat dan berlangsung sampai 4 bulan sehingga pekerjaan sehari-hari menjadi buruk. (Sarwono Prawiharjo, 1999).
 Hiperemesis gravidarum  adalah mual muntah yang berlebihan sehingga pekerjaan sehari-hari terganggu dan keadaan umum menjadi buruk, paling sering dijumpai pada kehamilan trimester I terutama ditemukan pada primigravida. (Arif Mansjoer, 1999).
 Hiperemesis gravidarum adalah gejala mual muntah yang berat yang dapat berlangsung sampai 4 bulan yang di sebabkan karena meningkatnya kadar hormone estrogen dan HCG dalam serum. (Sarwono Prawirohardjo, 2001).
2.1.2 Etiologi
Pada tubuh wanita yang hamil terjadi perubahan – perubahan yang cukup besar yang mungkin merusak keseimbangan di dalam tubuh, terutama perubahan endokrin misalnya hipofungsi cortex gland suprarenalis, perubahan metabolik dan kurangnya pergerakan lambung. Tetapi bagaimana reaksi seorang wanita terhadap kejadian kejadian tersebut diatas, tergantung pada kekuatan jiwanya dan bagaimana penerimaan ibu itu  terhadap kehamilannya.
Pada Hiperemesis yang berat dapat di ketemukan Necrose di bagian sentral lobulus hati atau degenerasi lemak pada hati. Kelainan ini rupa-rupanya disebabkan oleh kelaparan bukan karena adanya toksin-toksin.Mungkin juga terdapat kelainan degenerative pada ginjal. Kadang-kadang ada polyneuritis akibat kekurangan vitamin B karena muntah. Secara pendek etiologi belum jelas,tetapi factor psikis sangat mempengaruhi penyakit  ini.( Sastrawirsata Sulaeman, 1984 )
Penyebab Hiperemesis Gravidarum belum diketahui secara pasti. Beberapa faktor yang telah ditemukan yaitu :
1. Faktor presdisposisi yang sering dikemukakan adalah prininggravida, mola hidatidosa dan kehamilan ganda.
2. Masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolic akibat hamil serta resistensi yang menurun dari pihak ibu terhadap perubahan, ini merupakan faktor organic.
3. Alergi sebagai salah satu respons dari jaringan ibu terhadap anak.
4. Faktor psikologi memegang peranan penting pada penyakit ini, rumah tangga retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan. Takut terhadap tanggug jawab sebagai ibu, di duga dapat menjadi factor kejadian hyperemesis gravidarum. Dengan perubahan suasana dan masuk rumah sakit, penderitaannya dapat berkurang sampai menghilang.
5. Faktor adaptasi dan hormonal, pada ibu hamil yang kekurangan darah labih sering terjadi hyperemesis gravidarum. Yang termasuk dalam ruuang lingkup adaptasi adalah ibu hamil dengan anemia, wanita primigravida, dan overdistensi rahim pada kehamilan ganda dan mola hidatidosa. Sebagian kecil primigravida belum mampu beradaptasi terhadap hormone estrogen dan gonadotropin chorionic, sedangkan pada kehamilan ganda dan mola hidatidosa, jumlah hormone yang dekeluarkan terlalu tinggi, dan menyebabkan terjadi hyperemesis gravidarum. (Sarwono P, 2007).
2.1.3   Gejala dan Tingkatannya
Batas mual muntah berapa banyak yang disebut hiperemesis gravidarum tidak ada kesepakatan. Ada yang mengatakan, bisa lebih dari 10 kali muntah akan tetapi apabila keadaan umum ibu terpengaruh dianggap sebagai hiperemesis. Hiperemesis gravidarum, menurut berat ringannya gejala dapat dibagi ke dalam 3 tingkatan.
Tingkat 1    : Ringan
Mual muntah terus menerus mempengaruhi keadaan umum penderita, ibu merasa lemah, tidak nafsu makan, berat badan turun dan rasa nyeri pada epigastrium, nadi sekitar 100 kali per menit, tekanan darah sistolik menurun, turgor kulit mengurang, lidah kering, mata cekung.
Tingkat 2     : Sedang
Penderita lebih lemah dan apatis, turgor kulit lebih mengurang, lidah kering dan kotor, nadi kecil dan cepat, suhu kadang-kadang naik, dan mata sedikit ikterik, berat badan turun, mata cekung, tensi turun, hemokonsentrasi, oliguri dan konstipasi. Dapat pula terjadi acetonuria dan nafas bau aceton.
Tingkat 3      : Berat
Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran menurun dari somnolen sampai koma, nadi kecil dan cepat  kesadaran, suhu badan meningkat, tensi menurun, icterus, komplikasi fatal terjadi pada susunan syaraf pusat (ensefalopati wernicks) dengan gejala : nistagmus, diplopia, perubahan mental. Keadaan ini adalah akibat sangat kekurangan zat makanan, termasuk vitamin B kompleks. Timbulnya ikterus menunjukkan adanya payah hati. (Sarwono P, 2007).
2.1.4 Patofisiologi
     Perasaan mual akibat kadar estrogen meningkat. Mual dan muntah terus-menerus dapat menyebabkan dehidrasi, hiponatremi, hipokloremia, penurunan klorida urin, selanjutnya terjadi hemokonsentrasi yang mengurangi perfusi darah ke jaringan dan menyebabkan tertimbunnya zat toksik. Pemakaian cadangan karbohidrat dan lemak menyebabkan oksidasi lemak tidak sempurna. (Mansjoer, arif, dkk. 2008).  
Karena  oksidasi lemak yang tidak sempurna terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseton asetic, asam hidroksi butirik dan aseton dalam darah. Kekurangan cairan dan kehilangan cairan karena muntah menyebabkan dehidrasi sehingga cairan ekstrseluler dan plasma berkurang. Dehidrasi menyebabkan hemokonsentrasi sehingga aliran darah ke jaringan berkurang. Hal ini  menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen ke jaringan mengurang pula dan tertimbunyya zat metabolic yang toksik. Terganggunya keseimbangan elektrolit seperti hipokalimia akibat muntah dan ekskresi yang berlebihan selanjutnya dapat menambah frekuensi muntah dan merusak hepar, selaput lendir esophagus dan lambung dapat robek (Sindrom Mallory-Weiss) sehingga terjadi perdarahan gastrointestinal. Pada umumnya robekan ini ringan dan perdarahan dapat berhenti sendiri. Jarang sampai diperlukan transfuse atau tindakan operatif.(Sarwono P, 2007)
2.1.5    Penatalaksanaan
2.1.5.1 Pencegahan
Dengan memberikan informasi dan edukasi tentang kehamilan pada ibu-­ibu dengan maksud menghilangkan faktor psikis rasa takut. Juga tentang diet ibu hamil, makan dalam porsi kecil /sedikit­ namun sering. Jangan tiba-tiba berdiri waktu bangun pagi, akan terasa oyong, mual dan muntah. Defekasi hendaknya diusahakan teratur. (Ida Ayu C. Manuaba, 2008).
2.1.5.2  Terapi Obat
Terapi obat diberikan apabila cara di atas tidak mengurangi keluhan dan gejala. Tetapi perlu diingat untuk tidak memberikan obat yang teratogen. Dapat menggunakan sedativa (luminal, stesolid), vitamin (BI dan B6), anti muntah (mediamer B6, drammamin, acopreg, avomin, torecan) antasida dan anti mulas. Pada keadaan lebih berat diberikan anti emetic seperti disiklomin hidrokloride atau khlorpromasin. Penanganan hiperemesis gravidarum yang lebih berat perlu dikelola di Rumah Sakit. (Sarwono P, 2007).
2.1.5.3 Isolasi
Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang cerah dan peredaran udara baik. Catat cairan yang keluar dan masuk. Kadang-kadang dengan isolasi saja gejala-gejala akan berkurang tanpa pengobatan. (Sarwono, 2007).
2.1.5.4 Terapi Psikologik
Perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan dengan menghilangkan rasa takut oleh karena kehamilan, mengurangi pekerjaan serta menghilangkan masalah atau konflik yang kiranya menjadi latar belakang penyakit ini. (Sarwono, 2007).
2.1.5.5 Cairan Parenteral
Cairan parenteral yang diberikan cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan glucose 5% dalam cairan garam fisiologissebanyak 2-3 liter sehari. Bila perlu dapat ditambah kalium dan vitamin khususnya vitamin B kompleks dan vitamin C. Dibuat daftar control caran yang masuk dan dikeluarkan. Dengan penanganan ini umumnya gejala-gejala akan berkurang  dan keadaan bertambah baik. (Sarwono, 2007).     
2.1.5.6  Hiperemesis Gravidarum Tingkat II dan III Harus Dirawat Inap di Rumah Sakit
1.      Kadang-kadang pada beberapa wanita, hanya tidur di rumah sakit saja telah banyak mengurangi mual muntahnya
2.      Isolasi
Jangan terlalu banyak tamu. Kalau perlu hanya perawat dan dokter saja yang boleh masuk. Kadang kala hal ini saja tanpa pengobatan khusus telah mengurangi mual dan muntah
3.      Terapi psikologis
Berikan pengertian bahwa kehamilan merupakan suatu hal yang wajar, normal dan fisiologis. Jadi tidak perlu takut dan khawatir. Penambahan cairan
Berikan infus Dextrose / glukosa 5% sebanyak 2-3 liter/24 jam.
4.      Berikan obat-obatan seperti te1­ah dikemukakan di atas.
Pada beberapa kasus dan bila terapi tidak dapat dengan cepat memperbaiki keadaan umum penderita dapat dipertimbangkan suatu abortus buatan. (Mochtar R.. 1998).
2.2 Konsep Asuhan Kebidanan pada Hiperemesis Gravidarum
2.2.1 Pengkajian
2.2.1.1 Identitas
1. Nama Klien
Nama klien, ibu dan ayah perlu ditanyakan agar tidak keliru bila ada kesamaan dengan klien lain (Kristina Ibrahim, 1984)
2. Umur
Digunakan untuk mengetahui masa reproduksi klien beresiko tinggi atau tidak. Wanita hamil umumnya tidak boleh kurang dari 16 tahun dan lebih dari 35 tahun. (Manuaba, 1998 : 326)
3. Agama
Untuk memudahkan dalam memberikan nasehat spiritual sesuai dengan kepercayaan yang dianut.
4. Pendidikan
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan klien, sehingga dalam memberikan asuhan disesuaikan dengan tingkat pengetahuan.
5. Pekerjaan           
Untuk mengetahui tingkat ekonomi klien dan pengaruh pekerjaan  terhadap kehamilan klien.
6. Alamat
Untuk memudahkan dimana tempat tinggal klien, sehingga memudahkan petugas kesehatan dalam melakukan kunjungan rumah.
2.2.1.2 Anamnesa
Pada tanggal         :
Pukul                     :
1.      Alasan kunjungan ini Untuk mengetahui berapa kali ibu memeriksakan kehamilannya.
2. Riwayat Kehamilan
a. Riwayat Mesntruasi
Yang perlu ditanyakan adalah :
·         menarche untuk mengetahui keadaan alat kelamin dalam normal atau tidak
·         siklus menstruasi untuk mengetahui adanya penyakit yang menyertai.
·         Haid terakhir lamanya
·         Banyaknya darah yang keluar
·         Konsistensinya
·         Teratur tidaknya haid yang digunakan untuk membantu diagnosa lamanya kehamilan dan untuk memperhitungkan taksiran persalinan.
b. Pergerakan anak
Pada kasus Hyperemesis Gravidarum pergerakan belum dirasakan karena pada kasus ini terjadi pada trimester I.
c. Tanda- tanda kehamilan
Pada kasus hamil untuk menemukan apakah kehamilan ini diketahui melalui proses pemeriksaan laboratorium.
d.  Keluhan
Pada kasus hyperemesis gravidarum biasanya klien mengeluh mual dan muntah yang berlebihan sampai mengganggu aktivitas sehari-hari.
e.   Diet / makan
Makan dan jenis makanan pada kasus hyperemesis gravidarum makanan yang berlemak merangsang mempengaruhi ibu yang mengakibatkan tidak nafsu makan.
f. Pola eliminasi
Pada kasus hyperemesis gravidarum biasanya pasien BAB mengalami konstipasi dan BAKnya mengalami oliguri.
g. Aktivitas sehari – hari
Pada kasus hyperemesis gravidarum aktivitanya terganggu karena biasanya badanya terasa lemah.
h. Imunisasi TT
Untuk mencegah tetatus nenatorum, maka ibu hamil sebaiknya mendapatkan imunisasi TT2 kali dengan interval 4 minggu dari TT1.
i.  Kontrasepsi yang pernah digunakan
Untuk mengetahui kontrasepsi apa yang pernah digunakan.
3. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu
Untuk mengetahui masalah atau gangguan kesehatan yang timbul sewaktu hamil dan melahirkan yang ditanyakan berapa kali itu hamil atau sekarang ini anak yang keberapa.
4. Riwayat Penyakit yang pernah diderita
Karena penyakit yang pernah diderita dapat timbul kembali karena keadaan ibu yang lemah pada waktu kehamilan atau setelah melahirkan nanti. Pertanyaan yang diajukan nanti adalah apakah pernah menderita penyakit hepatitis yang bisa menurun pada bayi melalui trans plasenta, penyakit jantung, paru-paru, diabetes mellitus, gemelli, apakah alergi terhadap makanan dan obat-obatan, apakah punya kebiasaan merokok dan minum jamu-jamuan.
5. Susunan keluarga yang tinggal dirumah.
Digunakan untuk mengetahui struktur keluarga yang tinggal serumah, serta berapa besar tanggungan hidup keluarga yang dapat berpengaruh pada kehamilan. Kepercayaan yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan, nifas untuk mengetahui apakah ibu punya keyakinan dengan kehamilan, persalinan, nifas atau tidak.
6. Riwayat kesehatan keluarga.
Karena dalam kehamilan daya tahan tubuh ibu menurun bila ada penyakit yang menular dapat lekas menular kepada ibu dan mempengaruhi janin. ( Prawirohardjo : 2002 : 278 )
2.2.1.3 Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum
·         Kesadaran : Pada kasus hiperemesis gravidarum umumnya lemah.StabilMenurun dari composmentis sampai koma
·         Untuk mengetahui Keadaan emosional yang dialami oleh ibu
2. Tanda-tanda vital
·         Tekanan darah            : Biasanya pada kasus hiperemesis gravidarum tekanan darahnya turun.
·         Nadi                           : Biasanya pada kasus hiperemesis gravidarum denyut nadinya meningkat > 100 x menit.(Prawirohardjo, 2002 : 278)
·         Suhu                           : Biasanya pada kasus hiperemesis gravidarum suhu tubuhnya meningkat.
3. Muka
·         Kelopak mata : Cekung
·         Konjungtiva : Pucat
·         Sklera : Putih
·         Cloasma gravidarum : ada atau tidak ada.
·         Oedem : ada atau tidak ada
4. Hidung
·         Polip : ada atau tidak ada
·         Pendarahan : ada atau tidak ada
·         Sekret : ada atau tidak ada
·         Peradangan : ada atau tidak ada
5. Mulut dan Gigi
·         Caries : ada atau tidak ada
·         Gusi : ada pendarahan atau tidak ada
·         Tonsil : ada pembengkakan atau tidak ada
6. Telinga
·         Serumen : ada/ tidak
7. Pembesaran kelenjar tiroid : ada/ tidak
8. Pembesaran kelenjar limfe : ada/ tidak
9. Dada
·         Jantung : ictus cordis regular/ tidak
·         Paru-paru : ada/ tidak ronchi dan wheezing
·         Payudara
- Bentuk : simetris/ tidak
- Kebersihan : bersih/tidak
- Benjolan : ada/ tidak
- Rasa Nyeri : ada/ tidak
10. Punggung dan pinggang
·         Posisi tulang belakang : lordosis/ tidak
·         Pinggang nyeri : ada/ tidak nyeri ketuk
11. Ekstermitas atas dan bawah
·         Oedema kanan / kiri :ada/ tidak ada
·         Kekakuan sendi dan otot :ada/ tidak ada
·         varises kanan/kiri : ada/tidak ada
·         Reflek patella : kanan/kiri positif/ negatif
12. Abdomen
·         Linea : Tidak ada
·         Striae : Tidak ada
·         Pembesaran : sesuai umur kehamilan atau tidak
·         Benjolan : tidak ada
·         Konsistensi : lembek
13. TFU
·         Leopold I
a. Pemeriksa menghadap kearah muka ibu hamil
b. Menentukan tinggi fundus uteri dan bagian dalam fundus
c. Konsistensi uterus
·         Leopold II
a. Menentukan batas samping rahim kanan dan kiri
b. Menentukan letak punggung janin
·         Leopold III
a. Menentukan apa yang terdapat dibagian terbawah
b. Untuk menentukan bagian terbawah janin apakah bagian tersebut sudah masuk pintu atas panggul atau belum ( jika belum bagian terbawah tersebut dapat digoyangkan )
·         Leopold IV
a. Pemeriksaan menghadap kearah kiri ibu hamil
b. Seberapa jauh bagian terbawah janin masuk pintu atas panggul. ( Mochtar : 1990;92 )
12. Fetus DJJ : belum terdengar
13. Anogenital
·         Vagina : Terdapat tanda chadwick, elastisitas bertambah, tidak ada pembengkakan kelenjar bartolini dan skene.
·         Anus : Tidak ada haemoroid
2.2.2 Interprestasi Data
·         Diagnosa Dasar Masalah Kebutuhan :
·         G…P…A…
Hiperemesis Gravidarum biasanya terjadi pada kehamilan trimester 1 sehingga  ketika dilakukkan pemeriksaan leopold janin masih teraba balotement dengan keadaan ibu hamil mengalami hiperemesis gravidarum.
a. Muntah > 10 x dalam 24 jam
b. Mata cekung
c. Bibir kering
d. Berat badan turun
e. Tekanan darah sistole 90-130 mmHg, diastole 60-90 mmHg
f. Pernafasan 16-20 x/menit
g. Nadi 60-100 x/menit
h. Suhu 36-37 0C
i. Ibu merasa cemas
k. Konseling lebih lanjut
2.2.3 Indentifikasi Diagnosa / Masalah Potensial
Pada langkah ini dapat diidentifikasi diagnosa atau masalah potensial lain berdasarkan rangkaian masalah atau diagnosa yang sudah teridentifikasi.
Diagnosa potensial
Pada janin : IUGR, Abortus
Pada ibu : Hyperemesis gravidarum tingkat lebih tinggi
2.2.4 Identifikasi Kebutuhan Segera
Dalam teori mengatakan bagi penderita hiperemesis gravidarum tingkat I tidak diperlukan kolaborasi dengan SpOG. (Mochtar, 1998 : 195).
2.2.5 Perencanaan Asuhan secara menyeluruh
2.2.5.1 Periksa kemungkinan lain mual antara lain faktor penyulit dalam  kehamilan dan penyakit yang memerlukan pembedahan seperti apendisitis atau ileus obstruktif  lainnya.
2.2.5.2 Lakukan pemeriksaan darah :
               Hemoglobin,
               BUN dan serum creatinibe
               Elektrolit
               Gula darah
               Test Fungsi Hepar, Kadar TSH dan tiroksin
2.2.5.3 Batasi asupan makan makan per oral.
2.2.5.4 Berikan terapi cairan untuk mengatasi dehidrasi
2.2.5.5 Lakukan pemberian makanan via NGT – naso gastric tube bila hiperemesis parah.
2.2.5.6 Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi
               Anti alergi (Antihistamin, Dramamin, Avomin dll.)
               Anti emetik (Mediamer B6, Emetrole dll.)
               Vitamin (terutama B kompleks, vitamin C)
.
2.2.6 Pelaksanaan
2.2.6.1 Memeriksa kemungkinan lain mual antara lain faktor penyulit dalam  kehamilan dan penyakit yang memerlukan pembedahan seperti apendisitis atau ileus obstruktif  lainnya.
2.2.6.2 Melakukan pemeriksaan darah :
              Hemoglobin,
              BUN dan serum creatinibe
              Elektrolit
              Gula darah
              Test Fungsi Hepar, Kadar TSH dan tiroksin
2.2.6.3 Membatasi asupan makan makan per oral.
2.2.6.4 Memberikan terapi cairan untuk mengatasi dehidrasi
2.2.6.5 Melakukan pemberian makanan via NGT – naso gastric tube bila hiperemesis parah.
2.2.6.6 Berkolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi
              Anti alergi (Antihistamin, Dramamin, Avomin dll.)
              Anti emetik (Mediamer B6, Emetrole dll.)
              Vitamin (terutama B kompleks, vitamin C)
2.2.7 Evaluasi
2.2.7.1 Ibu mengerti dan bisa mengulangi konseling yang diberikan.
2.2.7.2 Ibu bersedia untuk tidak makan-makanan yang berminyak
2.2.7.3 Ibu bersedia makan sedikit tapi sering
2.2.7.4 Ibu bersedia banyak minum
2.2.7.5 Ibu bersedia untuk tidak memakan makanan dan meminum-minuman yang asam
2.2.7.6 Ibu tahu dan mengerti tentang keadaan kehamilannya
2.2.7.7 Ibu telah mendapatkan terapi obat
2.2.7.8Ibu bersedia untuk datang pada kunjungan ulang berikutnya

BAB 3
TINJAUAN KASUS
3.1  Pengkajian Tanggal 18-2-2012 Jam 10.00
3.1.1  Data Subyektif
  1. Biodata
Nama                           : Ny. N
Umur                           : 32 tahun
Agama                         : Islam
Pendidikan                  : SMA Tamat
Pekerjaan                     : Swasta / Karyawati Pabrik
Suku / Bangsa             : Jawa / Indonesia
Alamat                                    : Margodadi gang 2 no 78 Surabaya
Nikah                          : 1 kali lamanya 5 bulan
No. RM                       : 49625
MRS                            : 18- 2- 2012  jam 09.00
Nama Suami                : Tn. M
Umur                           : 34 tahun
Agama                         : Islam
Pekerjaan                     : Swasta
Suku / Bangsa             : Jawa / Indonesia
Alamat                                    : Margodadi gang 2 no 78 Surabaya
  1. Keluhan utama
Ibu mengatakan mual dan muntah sejak 1 minggu yang lalu (11 -2-2012)
  1. Riwayat kehamilan sekarang
Ibu mengatakan hamil pertama kali dengan umur kehamilan 2 bulan. Hari pertama haid terakhir tanggal 21-11-2011. Perkiraan persalinan tanggal 28-8-2012.
Ibu mengatakan belum merasakan pergerakan anak. Selama hamil memeriksakan kehamilannya di bidan 1 kali dan mendapat TT 1 x.
Selama hamil mual dan muntahnya jarang, tapi sejak tanggal 11-2-2012 tiap kali makan merasa mual dan langsung muntah, pusing (-), badan tidak enak, nafsu makan tetap baik.
  1. Riwayat penyakit klien
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular seperti : TBC, hepatitis maupun penyakit menurun seperti : ashma, DM, penyakit jantung maupun hipertensi.
  1. Riwayat penyakit keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit menular (TBC, hepatitis) maupun penyakit keturunan (ashma, DM) kecuali ibunya (ibu dari klien) menderita hipertensi. Dalam keluarganya tidak ada riwayat persalinan kembar.
  1. Riwayat kebidanan
a.       Riwayat menstruasi
Menarche              : 14 tahun
Siklus                    : ± 28 hari
Lama                     : ± 5 hari
Warna                    : Merah
Banyaknya                        : Cukup (hari I & II ganti softex 4 kali dalam I hari) Dismenorhea   : (-)
Fluor albus            : (-)
b.      Riwayat kontrasepsi
Ibu belum pernah menggunakan metode kontrasepsi.
c.       Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Ini merupakan kehamilan yang pertama.
7.      Keadaan psikososial spiritual
-          Ibu sangat menginginkan kehamilan ini karena merupakan anak yang pertama
-          Ibu mengatakan kalau makan di rumahnya sendiri selalu mual /  muntah tetapi kalau makan di rumah ibu / kakaknya tidak muntah
-          Ibu mengatakan kalau sikat gigi sering muntah
-          Hubungan dengan suami ataupun keluarganya baik
-          Ibu tinggal di rumahnya sendiri dengan suaminya
-          Ibu mengatakan beragama Islam
-          Selama hamil ibu tetap melakukan sholat lima waktu
8.      Pola Kehidupan Sehari-hari
Sebelum Sakit
Sesudah Sakit
·     Pola nutrisi
Makan 3-4 kali sehari, porsi sedang  dengan nasi, lauk pauk, sayur,  buah, Minum air putih dan susu   ± 7-8 gelas/hari
Ibu bila makan selalu mual dan langsung muntah Minum air putih dan susu hangat ± 3 gelas/hari
·     Pola eliminasi
BAB tiap pagi, lancar
BAK + 8 kali/hari
Selama sakit BAB 2 hari sekali
BAK + 5 kali/hari
·     Pola aktivitas
lbu bisa melakukan pekerjaan rumah tangga (mencuci, menyapu,  memasak)
Ibu hanya berbaring di tempat tidur untuk pemenuhan kebutuhan lainnya dibantu olah orang lain
·     Pola istirahat/tidur
Tidur siang hari + 2 jam
Tidur malam hari + 8 jam
Kalau ada waktu luang digunakan untuk istirahat
Sepanjang hari ibu tiduran di tempat
tidur
Tidur ± 11 jam/hari
·     Personal higiene
Mandi 2x/hari, gosok gigi 2x/hari dan ganti baju tiap habis mandi
Mandi 2x/hari, gosok gigi 1x/hari dan ganti baju tiap kali habis mandi
                                         
3.1.2  Data Obyektif
3.1.2.1  Pemeriksaan umum
1.      Keadaan umum ibu         : Agak pucat
2.      Kesadaran                        : Baik
3.      BB sebelum sakit             : 50 kg
4.      BB sekarang                    : 49 kg (dalam 5 hari BB menurun ± 5 kg)
5.      TB                                    : 150 cm
6.      TD                                   : 120/0 mmHg
7.      Suhu                                : 363oC
8.      Nadi                                 : 80 x/m
9.      RR                                   : 20 x/m
3.1.2.2  Pemeriksaan fisik
Muka            :  Agak pucat, tidak ada bekas luka, cloasma gravidarum (-)
Mata             :  Simetris, conjungtiva tidak pucat, sklerata mata tidak icterus, conjugntivitis (-)/(-), bintik bitot (-)/(-), kelopak mata cowong
Hidung         :  Kebersihan cukup, pengeluaran cairan (-), epistaxis (-), pilek lama (-)
Mulut           :  Bibir pucat, stomatitis (-), tanda rhagaden (-), bibir kering, gigi agak kotor, caries gigi tidak ada, gusi tidak berdarah
Telinga         :  Simetris, kebersihan cukup, pendengaran baik, pengeluaran cairan (-)
Leher            :  Luka bekas operasi (-), pembesaran kelenjar limfe (-), pembesaran kelenjar tyroid/gondok (-), pembesaran vena jugularis (-)
Ketiak          :  Kebersihan cukup, iritasi (-), pembesaran kelenjar limfe (-), tanda aksesoriasis mamae (-)
Tangan         :  Simetris, jari-jari lengkap, tangan kiri terpasang infus D5 % 30 tetes/menit
Dada            :  Mamae besar, puting susu menonjol, pembesaran kelenjar montgomery (-), hiperpigmentasi areola mamae primer dan sekunder (+)/(+), striae lividae dan albican (-)/(-)
Perut             :  Perut datar, pusat masuk ke dalam, luka bekas operasi (-), hiperpigmentasi linea nigra (+), striae lividae (-), striae albican (-)
Lipat paha    :  Kebersihan cukup, iritasi (-), pembesaran kelenjar limfe, tanda hernia inguinalis (-)
Kaki             :  Simetris, odema (-)/(-), varices (-)/(-), tibia baik, telapak kaki cekung
Punggung     :  Simetris, kelainan (-)
Anus             :  Kebersihan cukup, tanda-tanda haemorhoid (-)
Vulva           :  Labia tidak udema, bartolinitis (-), condilomatalata (-), condiloma akuminata (-), rectokel (-), sistokel (-), jaringan parut (-), tanda chadwick (+), pengeluaran cairan (-)
3.1.2.3     Pemeriksaan khusus
Palpasi             : TFU 3 jari atas simfisis
Perkusi            : Reflek patela (+)/(+)
3.1.2.4     Terapi  yang diberikan
1.      Infus D5 % 30 tetes/menit
2.      Inj. Primperan III 3 x 1 ampul/hari
3.      Inj. Ulsikur II 2 x 1 ampul/hari
4.      Inj. Ulsikur 11 2 x 1 ampul/hari
3.2 Identifikasi Diagnosa/Masalah Aktual
1.   GI P00000, hamil 12 minggu dengan hiperemesis gravidarum.
DS          : -   Ibu mengatakan hamil pertama kali dengan umur kehamilan 3 bulan.
                    -   Ibu mengatakan tiap kali makan mual dan langsung muntah sejak 4 hari yang lalu.
DO         : -   Ibu lemah, bibir kering, kelopak mata cekung.
                    -   Muka pucat, conjungtiva pucat.
                    -   Diberi makan langsung muntah.
                    -   TFU 3 jari atas simfisis.
                    -   Vital sign :
TD : 120/80 mmHg.
S : 363oC.
N : 80 x/menit.
Rr : 20 x/menit.
  -   BB turun 5 kg.
Kebutuhan: -Rehidrasi sesuai dengan advis dokter.
                      - KIE tentang hiperemesis gravidarum.
2.  Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi.
DS          : -   Ibu mengatakan bila makan dan minum selalu muntah.
DO         : -   K/u lemah.
                    -   BB turun 5 kg.
                    -   Bila diberi makan langsung muntah.
                    -   Bibir kering, kelopak mata cowong.
3.3 Identifikasi Masalah Potensial
Potensial terjadinya dehidrasi berat.
DS :                       -  Ibu mengatakan bila makan dan minum langsung muntah.
DO                        :  -        Ibu muntah terus menerus.
Kebutuhan:           -  Rehidrasi.
3.4  Identifikasi Kebutuhan Segera
1.      Rehidrasi sesuai dengan advis dokter.
2.      KIE.
3.5  Rencana Asuhan
1.    Lakukan pendekatan pada ibu dan keluarga.
Rasional : Terjalin hubungan kerjasama yang baik dan timbul rasa saling percaya.
2.    Jelaskan tentang keadaannya.
Rasional : Menambah pengetahuan ibu/keluarga.
3.    Observasi keadaan umum dan vital sign tiap 8 jam.
Rasional : Mengetahui kelainan sedini mungkin.
4.    Observasi mual, muntah.
Rasional : Mengetahui derajat dehidrasi.
5.    Laksanakan terapi sesuai advis dokter.
-       Inj. Primperan 3x1 ampul/hari.
-       Inj. Ulsikor 3x1 ampul/hari.
-       Plantacid F syrup 3 x 1 sendok teh/hari.
Anvomer 3x1 tablet/hari.
Rasional : Sebagai fungsi dependent seorang bidan.
3.6  Implementasi
1.      Melakukan pendekatan pada ibu dan keluarga dengan menggunakan komunikasi terapeutik dengan cara :
-          Memberi salam
-          Memperkenalkan diri
-          Menanyakan dan mendengarkan keluhan ibu dengan baik
2.      Menjelaskan tentang keadaannya bahwa hal tersebut dikarenakan terjadinya peningkatan hormon HCG didalam tubuhnya, bisa juga disebabkan dari psikologis ibu sendiri. Dan hal tersebut biasanya akan menghilang setelah usia kehamilan 4 bulan
3.      Mengobservasi keadaan umum dan vital sign
-          Keadaan umum masih lemah
-          TD : 120/80 mmHg
-          S : 372oC
-          N : 88 x/menit
-          Rr : 20 x/menit
4.      Mengobservasi mual dan muntah
-          Setiap kali makan dan minum ibu masih mual dan muntah
5.  Memberikan terapi sesuai advis dokter
-          Primperan dan ulsikor (jam 10.00-18.00-02.00)
-          Jam 10.00 : Inj. Primperan 1 ampul, inj. Ulsikur 1 ampul
-          Jam 11.00 : Ganti infus RL 500 ml 30 tetes/menit
-          Jam 14.00 Plantacid fork syp 2 sendok teh, anvomer 1 tablet
-          Jam 22.00 Anvomer 1 tablet, Plantacid fork syp 2 sendok teh
3.7  Evaluasi
1.   Ibu tahu dan mengerti tentang keadaan kehamilannya
2.   Ibu dapat menerima dan memahami keadaannya saat ini.
3.   Ibu kooperatif saat petugas melakukan pemeriksaan.
4.   Ibu bersedia melakukan anjuran petugas kesehatan dan beesdia untuk  diberi terapi obat.
5.   Ibu telah mendapatkan terapi obat
RENCANA PULANG
Nama                     : Ny. N
Umur                     : 37 tahun
Alamat                  : Gedog Kulon, Turen
MRS tanggal         : 17-6-2006 s/d 19-6-2006
Diagnosa masuk    : Hiperemesis gravidarum
Diagnosa keluar    : Hiperemesis gravidarum
Persiapan pasien pulang
BB       : 49,5 kg
TD       : 120/80 mmHg
Suhu    : 37°C
Nadi    : 88 x/menit
1.      Menyiapkan obat pasien yang masih ada
Plantacid F syrup 3 x 1 sendok teh/hari
2.      Memberikan nasehat untuk :
1.      Makan dalam porsi kecil tapi sering dan dalam keadaan hangat
2.      Makan biskuit/roti kering dan teh hangat sebelum bangun dari tempat tidur
3.      Tidak pantang makanan
4.      Hindari makanan yang tnerangsang/berbumbu
5.      Mandi dan sikat gigi dengan air hangat
6.      Minum obat secara teratur
7.       Kontrol pada tangga1 27-6-2006 atau sewaktu-waktu bila ada keluhan
  
BAB 4
PEMBAHASAN
Hiperemesis gravidarum merupakan mual muntah yang berlebihan pada wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari. Karena keadaan umumnya menjadi buruk dan bisa jadi dehidrasi.
Masalah yang terjadi pada Ny. N tidak ditemukan adanya kesenjangan antara teori dan praktek di lapangan karena tidak sampai terjadi komplikasi yang tidak diinginkan.
Pada dasarnya hiperemesis gravidarum disebabkan karena peningkatan hormon HCG yang berlebihan yang biasanya terjadi pada primigravida, kehamilan kembar dan mola hidatidosa.
Tapi pada Ny. N selain karena peningkatan hormon HCG yang berlebihan juga bisa disebabkan dari faktor psikologis karena kehamilannya merupakan kehamilan yang pertama kalinya.
BAB 5
PENUTUP
5.1. Simpulan
Dari asuhan kebidanan NY. N hanva ditemukan beberapa masalah, antara lain :
  1. GI P00000, hamil 12 minggu dengan hiperemesis gravidarum
  2. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi
  3. Potensial terjadinya dehidrasi berat
Maka tindakan yang dilakukan untuk mengatasi masalah yang timbul, antara lain :
  1. Melakukan pendekatan pada ibu maupun keluarganya
  2. Mengobservasi keadaan umum dan vital sign
  3. Mengobservasi mual dan muntah
  1. Menganjurkan untuk makan dalam porsi kecil tapi sering dan dalam keadaan hangat
  2. Menganjurkan untuk makan biscuit dan teh hangat sebelum bangun dari tempat tidur
  3. Meningkatkan personal hygiene
  4. Melakukan advis dokter
Setelah dilakukan asuhan kebidanan maka masalah yang ada dapat teratasi sehingga pasien dapat pulang dengan keadaan sehat.
Dengan terselesainya management kebidanan tentang perawatan penderita hiperemesis gravidarum maka dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1.       Hiperemesis gravidarum sering terjadi pada ibu hamil muda dan sampai sekarang penyebab pastinya belum diketahui
2.       Tindakan yang diberikan dapat disesuaikan dengan keluhan yang ada sebelum diagnosa pasti ditegakkan
3.       Penyembuhan memerlukan ketenangan dan waktu yang lama, maka dalam peraturannya perawatannya harus diperhatikan secara keseluruhan baik bio, psiko dan sosial.
5.2  Saran
5.2.1.Pada Klien/Keluarga
1.      Diharapkan agar setiap ibu hamil memeriksakan kehamilannya secara teratur untuk mendeteksi adanya kelainan yang bisa terjadi pada masa kehamilan. persalinan maupun masa nifas.
2.      Mengkonsumsi makanan yang tinggi akan zat gizi.
3.      Menjaga personal higiene agar tidak terjadi infeksi selama kehamilan, persalinan dan nifas.
5.2.2     Pada Petugas Kesehatan
1.      Diharapkan petugas kesehatan selalu meningkatkan pengetahuan dan ketrampilannya sesuai dengan kemajuan IPTEK.
2.      Diharapkan petugas kesehatan jeli dalam mencari masalah yang sedang dihadapi oleh pasien dan mampu mencari solusi dalam menangani masalah tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Manuaba, IGB. 2009. Buku Ajar Patologi Obstetri. Jakarta : EGC
Manuaba, IGB. 1998. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana. Jakarta : EGC.
Mansjoer, arif ,dkk. 2008. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3. Jilid 1. Jakarta: Media Aesculapius FKUI.
Mochtar R.. 1998. Sinopsis Obstetri Fisiologi. Cetakan ke-II. Jakarta : EGC.
Prawirohario. Sarwono, 2001. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.
Prawirohario. Sarwono, 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.
Sastrawirsata Sulaeman, 1984. Obstetri Patologi. Bandung : FKUP Bandung.

0 komentar:

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))

Posting Komentar

 
© Copyright 2012. Makalah Cyber . All rights reserved | Makalah Cyber.blogspot.com is proudly powered by Blogger.com | Template by Makalah Cyber - Zoenk