BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Istilah sehat dalam kehidupan sehari-hari sering dipakai untuk menyatakan bahwa
sesuatu dapat bekerja secara normal. Bahkan benda mati pun seperti kendaraan
bermotor atau mesin, jika dapat berfungsi secara normal, maka seringkali
oleh pemiliknya dikatakan bahwa kendaraannya dalam kondisi sehat. Kebanyakan
orang mengatakan sehat jika badannya merasa segar dan nyaman. Bahkan seorang dokterpun akan
menyatakan pasiennya sehat manakala menurut hasil pemeriksaan yang dilakukannya
mendapatkan seluruh tubuh pasien berfungsi secara normal.
Batasan kesehatan tersebut di atas sekarang
telah diperbaharui bila batasan kesehatan yang terdahulu itu hanya mencakup
tiga dimensi atau aspek, yakni: fisik, mental, dan sosial, maka dalam Undang-
Undang N0. 23 Tahun 1992, kesehatan mencakup 4 aspek, yakni: fisik (badan),
mental (jiwa), sosial, dan ekonomi. Batasan kesehatan tersebut diilhami oleh
batasan kesehatan menurut WHO yang paling baru. Pengertian kesehatan saat ini
memang lebih luas dan dinamis, dibandingkan dengan batasan sebelumnya. Hal ini
berarti bahwa kesehatan seseorang tidak hanya diukur dari aspek fisik,
mental, dan sosial saja, tetapi juga diukur dari produktivitasnya dalam arti
mempunyai pekerjaan atau menghasilkan sesuatu secara ekonomi.
Bagi yang belum memasuki dunia kerja, anak dan remaja,
atau bagi yang sudah tidak bekerja (pensiun) atau usia lanjut, berlaku arti
produktif secara sosial. Misalnya produktif secara sosial-ekonomi
bagi siswa sekolah atau mahasiswa adalah mencapai prestasi yang baik, sedang produktif
secara sosial-ekonomi bagi usia lanjut atau para pensiunan adalah mempunyai
kegiatan sosial dan keagamaan yang bermanfat, bukan saja bagi dirinya, tetapi
juga bagi orang lain atau masyarakat.
Keempat dimensi kesehatan
tersebut saling mempengaruhi dalam mewujudkan tingkat kesehatan
orang dewasa.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian tersebut diatas, tulisan ini
secara khusus akan membahas permasalahan :
a.
Faktor
yang mempengaruhi kesehatan orang dewasa
b.
Bagaimana
seharusnya orang dewasa mengontrol masalah kesehatannya
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Faktor yang Mempengaruhi
Kesehatan pada Usia Dewasa
Kesehatan bersifat menyeluruh mengandung
keempat aspek. Perwujudan dari masing-masing aspek tersebut dalam kesehatan
seseorang antara lain sebagai berikut:
a.
Kesehatan fisik
b.
Kesehatan mental
c.
Kesehatan sosial
1.
Kesehatan fisik terwujud apabila sesorang tidak merasa dan mengeluh sakit atau tidak
adanya keluhan dan memang secara objektif tidak tampak sakit. Semua organ tubuh
berfungsi normal atau tidak mengalami gangguan.
Seseorang
dapat saja merasa sehat atau tidak ada penyakit, namun jika kemudian dia merasa
tak sehat, itulah yang disebut sakit. Dengan cara serupa, maka seseorang
yang kondisi fisiknya tidak sehat bisa saja mengidap
penyakit, namun dia tidak merasakannya.
Misalnya
saja seseorang mengidap tekanan darah tinggi atau terkena ancaman
serangan jantung ataupun stroke, namun dalam keseharian, orang tersebut masih
merasa sehat atau tidak merasakan sakit. Pada model biopsikososial
dijelaskan perbedaan antara persepsi pasien atas pengaruh penyakit terhadap
dirinya, persepsi pasien terhadap kesehatan dengan persepsi pasien terhadap
dirinya sendiri.
Dalam
keadaan sakit, seseorang akan mengalami penurunan kondisi tubuh dan mungkin
merasakan tubuhnya tidak mampu melakukan aktivitas yang berlebihan. Bisa juga dalam keadaan
ini, seseorang akan merasa tidak enak dalam mengkonsumsi hidangan apapun,
karena semua makanan akan terasa pahit di mulut.
Hal
ini sangat wajar terjadi, karena pada dasarnya, tubuh akan memberi sinyal
terhadap dirinya sendiri. Kondisi mulut yang terasa pahit merupakan suatu
indikasi yang diberikan oleh tubuh sebagai tanda bahwa kondisi tubuh tidak fit
atau tidak semestinya.
Seseorang
yang sedang sakit, tubuhnya juga akan lemas dan mudah lelah, serta tidak mampu
melakukan aktivitas yang berlebihan. Jika dalam tiga hari kondisi tidak
membaik, sebaiknya segera ke dokter. Dokter akan mendiagnosa kondisi tubuh
pasien sehingga kemudian dapat ditentukan tindakan penyembuhan untuk
mengembalikan kondisi tubuh.
Dokter
juga akan memberikan multivitamin dan obat untuk mengembalikan
kondisi tubuh yang sedang sakit. Jika kondisi seseorang telah terlanjur
parah atau sakit tidak kunjung sembuh, mungkin diperlukan juga perawatan inap
di rumah sakit.
Dengan
melakukan perawatan inap di rumah sakit, kondisi seseorang yang sakit akan
lebih cepat membaik, karena dikondisikan dengan makanan dan minuman yang teratur, demikian
pula obat – obatan, multivitamin serta perawatannya.
Dokter
juga terbagi atas beberapa keahlian khusus misalnya, dokter spesialis mata,
dokter anak, dokter telinga hidung dan tenggorokan, dokter ahli penyakit dalam
dan lain – lain. Dengan bervariasinya keahlian para dokter tersebut, kita harus
berpikir positif bahwa penyakit yang diderita akan sembuh.
Tentunya
kita juga harus menjaga kondisi tubuh dengan
selalu mengkonsumsi makanan yang sehat, diusahakan empat sehat lima sempurna.
Kemudian banyak mengkonsumsi air, istirahat yang cukup serta berolah raga secara teratur. Hal terakhir
ini yang mungkin jarang dilakukan oleh orang di masa kini. Aktivitas kerja dari
pagi hingga malam membuat Anda sudah merasa sangat lelah saat berada di rumah.
Karena
itu mungkin beberapa orang malas untuk berolahraga. Pada dasarnya,
berjalan kaki telah merupakan olahraga, namun tentunya diperlukan juga olah
tubuh yang mampu menggerakkan seluruh bagian tubuh. Olahraga akan mengalirkan
asupan oksigen dalam darah, sehingga kondisi seluruh sel dalam tubuh
akan lebih optimum.
Olahraga
bagi anak – anak, remaja dan dewasa serta manula tentu berbeda bobotnya. Selain
itu, perlu juga disesuaikan dengan aktivitas seseorang. Jika Anda cenderung
duduk diam selama bekerja, maka berjalan kaki merupakan salah satu pilihan yang
tepat bagi Anda. Namun tentunya pemanasan yang menggerakkan seluruh tubuh atau bagian tubuh
yang lain juga diperlukan.
Pilihan
yang lebih baik adalah senam. Senam merupakan gerakan kebugaran yang memiliki
gerakan beragam yang menggerakkan seluruh bagian tubuh. Senam dapat disesuaikan
dengan kondisi dan situasi kesehatan dan fisik Anda. Remaja dan pra remaja dapat memilih
senam high impact, sementara orang dewasa cukup dengan senam low
impact.
2.
Kesehatan mental (jiwa) mencakup 3 komponen, yakni pikiran, emosional, dan spiritual.
a.
Pikiran sehat tercermin dari cara
berpikir atau jalan pikiran.
b.
Emosional sehat tercermin dari
kemampuan seseorang untuk mengekspresikan emosinya, misalnya takut, gembira,
kuatir, sedih dan sebagainya.
c.
Spiritual sehat tercermin dari
cara seseorang dalam mengekspresikan rasa syukur, pujian, kepercayaan dan
sebagainya terhadap sesuatu di luar alam fana ini, yakni Tuhan Yang Maha Kuasa
(Allah SWT dalam agama Islam). Misalnya sehat spiritual dapat dilihat dari
praktik keagamaan seseorang.
Dengan
perkataan lain, sehat spiritual adalah keadaan dimana seseorang menjalankan
ibadah dan semua aturan-aturan agama yang dianutnya.
Tidak
seorangpun yang tidak ingin menikmati ketenangan hidup, dan semua orang akan
berusaha mencarinya, meskipun tidak semuanya dapat mencapai yang diinginkannya
itu. Bermacam sebab dan rintangan yang mungkin terjadi sehingga banyak orang
yang mengalami kegelisahan, kecemasan dan ketidak puasan.
Keadaan
yang tidak menyenangkan itu tidak terbatas kepada golongan tertentu saja,
tetapi tergantung pada cara orang menghadapi sesuatu persoalan. Misalnya ada
orang miskin yang gelisah karena banyak keinginannya yang tidak tercapai,
bahkan orang kaya yang juga gelisah, cemas dan merasa tidak tentram dalam
hidupnya yang diakibatkan faktor lain seperti kebosanan atau ingin menambah
hartanya lebih banyak lagi.
Setiap
orang, baik yang berpangkat tinggi atau tidak berpangkat bahkan seorang
pesuruh, menemui kesukaran dalam berbagai bentuk. Hanya satu hal yang sama-sama
dirasakan yaitu ketidaktenangan jiwa. Sesungguhnya ketenangan hidup,
ketentraman jiwa atau kebahagiaan batin, tidak tergantung kepada faktor-faktor
luar seperti keadaan sosial, ekonomi, politik, adat kebiasaan dsb. Akan tetapi
lebih tergantung dari cara dan sikap menghadapi faktor-faktor tersebut.
Jadi
yang menentukan ketenangan dan kebahagiaan hidup adalah kesehatan mental.
Kesehatan mental itulah yang menentukan tanggapan seseorang terhadap suatu
persoalan, dan kemampuannya menyesuaikan diri. Kesehatan mental pulalah
yang yang menentukan apakah orang akan menpunyai kegairahan untuk hidup,
atau akan pasif atau tidak bersemangat.
Orang
yang sehat mentalnya tidak akan lekas merasa putus asa, pesimis atau apatis,
karena ia dapat mengahadapi semua rintangan atau kegagalan hidupnya
dengan tenang. Apabila kegagalan itu dihadapi dengan tenang, akan dapatlah
dianalisa, dicari sebab-sebab yang dimenimbulkannya, atau ditemukan
faktor-faktor yang tidak pada tempatnya. Dengan demikian akan dapat dijadikan pelajaran
yaitu menghindari semua hal-hal yang membawa kegagalan pada waktu yang lain.
Untuk
mengetahui apakah seseorang sehat atau terganggu mentalnya, tidaklah mudah.
Biasanya yang dijadikan bahan penyelidikan atau tanda-tanda dari kesehatan
mental adalah tindakan, tingkah laku atau perasaan. Karenanya seseorang yang
terganggu kesehatan mentalnya bila terjadi kegoncangan emosi, kelainan tingkah
laku atau tindakannya.
3.
Kesehatan sosial terwujud apabila seseorang mampu berhubungan dengan orang lain atau
kelompok lain secara baik, tanpa membedakan ras, suku, agama atau kepercayan,
status sosial, ekonomi,
politik, dan sebagainya, serta saling toleran dan menghargai.
4.
Kesehatan dari aspek ekonomi
terlihat bila seseorang (dewasa) produktif, dalam arti mempunyai kegiatan yang
menghasilkan sesuatu yang dapat menyokong terhadap hidupnya sendiri atau
keluarganya secara finansial. Bagi mereka yang belum dewasa (siswa atau
mahasiswa) dan usia lanjut (pensiunan), dengan sendirinya batasan ini tidak
berlaku. Oleh sebab itu, bagi kelompok tersebut, yang berlaku adalah produktif
secara sosial, yakni mempunyai kegiatan yang berguna bagi kehidupan
mereka nanti, misalnya berprestasi bagi siswa atau mahasiswa,
dan kegiatan sosial, keagamaan, atau pelayanan kemasyarakatan lainnya.
B.
Menjaga Kesehatan pada Usia
Dewasa
Memiliki
tubuh dan badan yang sehat seumur hidup adalah dambaan setiap orang. Namun
situasi dan kondisi lingkungan sekitar kita serta bervariasinya daya tubuh
seseorang terhadap penyakit membuat hal impian tersebut sulit untuk dicapai.
Semua orang pasti pernah sakit, namun resiko sakit dapat diminimalkan atau
dikurangi resikonya dengan memperhatikan hal-hal berikut ini :
1.
Istirahat / Tidur
Waktu
yang diperlukan manusia normal untuk tidur kurang lebih 8 jam sehari atau
sepertiga hari. Waktu tidur akan bertambah sesuai usia, di mana bayi, anak
kecil dan manula membutuhkan waktu tidur yang lebih banyak dari orang dewasa
dan anak muda. Tidur yang cukup dapat meningkatkan daya tahan tubuh dan energi
di dalam tubuh, sehingga dapat menghindarkan diri kita dari berbagai serangan
penyakit yang merugikan.
2.
Makanan
Makanlah
makanan yang bergizi secara teratur, tidak berlebihan dan tidak kurang.
Kelebihan makanan dapat meningkatkan kadar gula dalam darah yang akhirnya
menimbulkan penyakit kencing manis yang sangat berbahaya. Kekurangan makan juga
dapat menyebabkan kurang gizi, darah rendah, lesu, dan sebagainya. Perhatikan
pula kandungan gizi sesuai takaran yang wajar, karena berlebihan suatu zat
tidak baik untuk kesehatan.
3.
Kondisi Psikis / Psikologi
Jangan
terlalu stres dengan berbagai hal dalam hidup. Buat apa susah, lebih baik kita
bergembira. Jika pekerjaan membuat stres dan pusing tujuh keliling
terus-menerus maka sebaiknya mulai mencari peluang bisnis atau pekerjaan lain
yang tidak banyak membuat stres. Beban psikis dan pikiran dapat mempengaruhi
daya tahan tubuh yang efeknya dapat mengundang penyakit jasmaniah dan rohaniah.
Setiap masalah pasti ada jalan keluarnya. Luangkan waktu untuk sesuatu yang
menyenangkan dan jangan sekali-kali lari ke minuman keras dan narkoba.
4.
Daya Tahan Tubuh
Tingkatkan
daya tahan tubuh dengan mengkonsumsi berbagai makanan atau minuman alami yang
dapat menangkis serangan kuman dan penyakit. Membiasakan diri dengan
jamu-jamuan tradisional atau sering minum teh kental pahit setiap hari dapat
mengingkatkan zat anti oksidan dalam tubuh untuk melenyapkan zat radikal bebas
dari alam sekitar yang merugikan kesehatan kita.
5.
Ekonomi Finansial
Memiliki
penghasilan yang cukup untuk keperluan sehari-hari dan tabungan untuk masa
depan yang halal akan membuat hidup tenang lahir dan batin. Jika masih berjuang
dengan kebutuhan dasar maka rubahlah pola pikir. Bekerja sama dengan istri,
suami atau kawan anda untuk merintis sebuah usaha yang memiliki peluang serta
prospek yang baik, siapa tahu bisa sukses dan terbebas dari masalah finansial.
6.
Sosial
Hiduplah
yang rukun dengan tetangga di lingkungan sekitar. Perbanyak teman dan relasi
serta jauhi permusuhan dan segala sifat dan sikap buruk pada orang lain.
Istilahnya seribu teman masih kurang, satu musuh kebanyakan.sudah kebanyakan.
Memiliki hubungan yang baik dengan para tetangga dan saudara sangat
menguntungkan, karena mereka dapat menolong sewaktu-waktu membutuhkannya.
Pemilihan teman juga sangat penting. Pilihlah teman yang baik-baik yang bisa
membantu dan tidak akan menjerumuskan atau merugikan. Timbal balik pun juga
penting, di mana harus memberikan bantuan pada orang lain yang membutuhkan
pertolongan. Kehidupan sosial yang baik dan sehat dapat membuat rileks dan
dapat mengurangi resiko terkena gangguan kejiwaan baik yang ringan maupu yang
berat.
BAB III
KESIMPULAN
A.
KESIMPULAN
Kesehatan seseorang tidak hanya diukur dari aspek fisik,
mental, dan sosial saja, tetapi juga diukur dari produktivitasnya dalam arti
mempunyai pekerjaan atau menghasilkan sesuatu secara ekonomi.
Bagi
yang belum memasuki dunia kerja, anak dan remaja,
atau bagi yang sudah tidak bekerja (pensiun) atau usia lanjut, berlaku arti
produktif secara sosial. Misalnya produktif secara sosial-ekonomi
bagi siswa sekolah atau mahasiswa adalah mencapai prestasi yang baik, sedang produktif
secara sosial-ekonomi bagi usia lanjut atau para pensiunan adalah mempunyai
kegiatan sosial dan keagamaan yang bermanfat, bukan saja bagi dirinya, tetapi
juga bagi orang lain atau masyarakat.
Keempat
dimensi kesehatan tersebut saling mempengaruhi dalam mewujudkan
tingkat kesehatan orang dewasa.
B.
SARAN
Daya
tubuh seseorang terhadap penyakit berbeda-beda dan hal tersebut membuat impian
untuk selalu sehat terhambat. Namun untuk menjaga kesehatan dapat memperhatikan
hal-hal berikut ini :
1.
Istirahat / Tidur
2.
Makanan
3.
Kondisi Psikis / Psikologi
4.
Daya Tahan Tubuh
5.
Ekonomi Finansial
6.
Sosial
Tanggung jawab utama perawat
Tanggung
jawab utama perawat adalah meningkatkan kesehatan, mencegah timbulnya penyakit,
memelihara kesehatan, dan mengurangi penderitaan.
Untuk
melaksanakan tanggung jawab utama tersebut perawat harus meyakini bahwa:
·
Kebutuhan terhadap pelayanan keperawatan diberbagai tempat adalah sama
·
Pelaksanaan praktek keperawatan dititik beratkan pada penghargaan terhadap
kehidupan yang bermartabat dan menjunjung tinggi hak asasi manusia;
·
Dalam melaksanakan pelayanan dan atau keperawatan kepada individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat, perawat mengikut sertakan kelompok dan instansi
terkait.
b)
Perawat, Individu, dan Anggota Kelompok Masyarakat
Tanggung
jawab utama perawat adalah melaksanakan asuhan keperawatan sesuai dengan
kebutuhan masyarakat.
c)
Perawat dan Pelaksanaan Praktek Keperawatan
Perawat
memegan peranan penting dalam menentukan dan melaksanakan standar praktek
keperawatan untuk mencapai kemampuan yang sesuai dengan standar pendidikan
keperawatan.
d)
Perawat dan Lingkungan Masyarakat
Perawat
dapat memprakarsasi pembaharuan, tanggap, mempunyai inisiatif, dan dapat
berperan serta secara aktif dalam menemukan masalah kesehatan dan masalah
sosial yang terjadi dimasyarakat.
e)
Perawat dan Sejawat
Perawat
dapat menopang hubungan kerja sama dengan teman sekerja. Baik tenaga keperawatan
maupun tenaga profesi lain diluar keperawatan. Perawat dapat melindungi dan
menjamin seseorang, bila pada masa perawatannya merasa terancam.
f)
Perawat dan Profesi keperawatan
Perawat
memainkan peran yang besar dalam menentukan pelaksanaan standar praktek
keperawatan dan pindidikan keperawatan. Perawat diharapkan ikut aktif dalam
mengembangkan pengetahuandalam menopang pelaksanaan perawatan secara
profesional.
2.
Kode etik keperawatan menurut ANA
Kode
etik keperawatan menurut American Nurses Association adalah sebagai berikut :
a)
Perawat memberikan pelayanan dengan penuh hormat bagi martabat kemanusiaan dan
keunikan klien yang tidak dibatasi oleh pertimbangan-pertimbangan status sosial
atau ekonomi, atribut personal, atau corak masalah kesehatan.
b)
Perawat melingdungi hak klien akan privasi dengan memegang teguh informasi yang
bersifat rahasia.
c)
Perawat melindungi klien dan publik bila kesehatan dan keselamatannya terancam
oleh praktek seseorang yang tidak berkompeten, tidak etis atau illegal.
d)
Perawat memikul tanggung jawab atas pertimbangan dan tindakan perawatan yang
dijalankan masing-masing individu.
e)
Perawat memelihara kompetensi keperawatan.
f)
Perawat melaksanakan pertimbangan ayng beralasan dan menggunakan kompetensi dan
kualitafikasi individu sebagai kriteria dalam mengusahakan konsultasi, menerima
tanggung jawab, dan melimpahkan kegiatan keperawatan kepada orang lain.
g)
Perawat turut serta bertivitas dalam membantu pengembngan pengetahuan profesi
h)
Perawat turut serta dalam upaya-upaya profesi untuk melaksanakan dan
meningkatkan standar keperawatan.
i)
Perawat turut serta dalam upaya-upaya profesi untuk membentuk dan membina
kondisi kerja yang mendukun pelayanan keperawatn yang berkualis.
j)
Perawat turut serta dalam upaya-upaya profesi untuk melindungi publik terhadap
informasi dan gambaran yang salah serta mempertahankan integritas perawat.
k)
Perawat bekerjasama dengan anggota profesi kesehatan atau warga masyarakat
lainnya dalam meningkatkan upaya-upaya masyarakat dan nasional untuk memenuhi
kebutuhan kesehatan publik.
3.
Kode etik keperawatan menurut PPNI
Kode
etik keperawatan di indonesia telah disusun oleh dewan pimpinan pusat PPNI
melalui Musyawara Nasional PPNI dijakarta pada tanggal 29 November 1989.
BAB
I
Tanggung
jawab perawat terhadap masyarakat kelurga dan penderita
- Perawat dalam rangka pengabdiannya senantiasa berpedoman kepada tanggung jawab yang pangkal tolaknya bersumber dari adanya kebutuhan akan perawat untuk orang seorang, keluarga dan masyarakat.
- Perawat dalam melaksanakan pengabdiannya dalam bidang perawat senantiasa memelihara suasana lingkungan yang menghomati nilai-nilai budaya, adat istiadat dan kelangsungan hidup beragama dari orang seorang, keluarga atau penderita, keluarganya dan masyarakat.
BAB
II
Tanggung
jawab perawat tehadap tugas
- Perawat senantiasa memelihara mutu pelayanan keperawatan yang tinggi disetai kejujuran profesional dalam menerapkan pengetahuan serta keterampilan perawatan sesuai dengan kebutuhan orang seorang atau penderita, keluarga dan masyarakat.
- Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya sehubungan dengan tugas yang dipercayakan kepadanya.
- Perawat tidak akan menggunakan pengetahuan dan ketermpilan perawatan untuk tujuan yang bertentangan dengan norma-norma kemanusiaan.
- Perawat dalam menunaikan tugas dan kewajibannya senantiasa berusaha dengan penuh kesadaran agar tidak terpengaruh oleh pertimbangan kebangsaan, kesukuan, keagamaan, warna kulit, umur, jenis kelamin, aliran politik yang dianut serta kedudukan sosial.
- Perawat senantiasa mengutamakan perlindunagan-perlindungan dan keselamatan penderita dalam melaksanakan tugas keperawatan, serta dengan matang mempetimbangkan kemampuan jika menerima dan mengalihtugaskan tanggung jawab yang ada hubungannya dengan perawatan
BAB
III
Tanggung
jawab perawat terhadap sesama perawat dan profesional kesehatan lain
Ø
Perawat senantiasa memelihara hubungan baik antara sesama perawat dengan tenaga
kesehatan lainnya baik dalam memelihara keserasian suasana lingkungan kerja
maupun dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan secara keseluruhan.
Ø
Perawat senantiasa menyebar luaskan pengetahuan, keterampilan dan pengalamanya
kepada sesama perawat serta menerima pengetahuan dan pengalamanya kepada sesama
perawat serta menerima pengetahuan dan pengalaman dari profesi bidang
perawatan.
BAB
1V
Tanggung
jawab perawat terhadap profesi perawatan
Ø
Perawat selalu berusaha meningkatkan pengetahuan profesional secara sendiri-sendiri
dan atau bersama-bersama dengan jalan menambah ilmu pengetahuan,keterapilan dan
pengalam yang bermanfaat bagi pengembangan perawatan.
Ø
Perawat selalu menjunjung tinggi nama baik profesi perawatan dengan menunjukkan
peri/tingka laku dan sifat-sifat pribadi yang tinggi.
Ø
Perawat senantiasa berperan dalam menentukan pembakuan pendidikan dan
pelanyanan perawat an serta menerapkanya dalam kegiatan-kegiatan pelayanan
danpendidikan perawatan.
Ø
Perawatan secara bersama-sama membina dan memelihara mutu organisasi
profesi perawatan sebagai sarana pengabdian.
BAB
V
Tanggung
jawab perawat terhadap pemerintah,banggsa dan tanah air
Ø
Perawat senantiasa melaksanakan ketentuan-ketentuan sebagai kebijaksanaan yang
di gariskan oleh perintah dalam bidang kesehatan dan perawatan.
Ø
Perawat senantiasa berperan secara aktif dalam menyumbangkan pikiran
kepada pemerintah dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan dan perawatan
kepada masyarakat.
Tujuan
etika keperawatan
·
Menciptakan dan mempertahankan kepercayaan klien kepada perawat, kepercayaan
diantara sesama perawat dan kepercayaan masyarakat kepada profesi keperawatan
·
Menurut American Ethich Commision Bureau On Teaching, tujuan etika profesi
keperawatan adalah mampu :
- Mengenal dan mengedintisifikasi unsur moral dalam praktek keperawatan
- Membentuk strategi atau cara menganalisis masalah moral yang terjadi dalam praktek keperawatan
- Menghubungkan praktek moral / pelajaran yang baik dan dipertanggung jawabkan pada diri sendiri, keluarga, masyarakat, dan kepada tuhan, sesuai dengan kepercayaannya.
·
Menurut Natonal League For Nursing (NLN) pusat pendidikan keperawatan milik
perhimpunan perawat amerika, pendidikan etika keperawatan bertujuan :
- Meningkatkan pengertian peserta didik tentang hubungan antar profesi kesehatan lain dan mengerti tentang peran dan fungsi anggota tim
- Mengembangkan potensi pengambilan keputusan yang bersifat moralitas, keputusan tentang baik dan buruk yang akan dipertanggung jawabkan kepda tuhan sesuai dengan kepercayaannya.
- Mengembangkan sifat pribadi dan sikap professional peserta didik
- Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang penting untuk dasar praktek keperawatan professional
- Memberi kesempatan kepada peserta didik menerapkan ilmu dan prinsip etika keperawatandalam praktek dan dalam situasi nyata.
0 komentar:
Posting Komentar