A. PENGERTIAN DAN PRINSIP-PRINSIP BUDAYA DEMOKRASI.
Pengertian Demokrasi Istilah Demokrasi berasal dari kata “demos” yang berarti rakyat dan “kratein” yang berarti memerintah atau “kratos”.
Tokoh-tokoh yang mempunyai andil besar dalam memperjuangkan demokrasi, misalnya : John Locke (dari Inggris), Montesquieu (dari Perancis), dan Presiden Amerika Serikat Abraham Lincoln. Menurut John Locke ada dua asas terbentuknya negara. Pertama, pactum unionis yaitu perjanjian antar individu untuk membentuk negara. Kedua,
pactum suvjektionis, yaitu perjanjian negara yang dibentuknya. Abraham
Lincoln berpendapat bahwa demokrasi adalah sistem pemerintahan dari
rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat (democracy is government of the
people, by the people, for the people). Ada dua asas pokok tentang
demokrasi, yaitu sebagai berikut : a. Pengakuan partisipasi rakyat di dalam pemerintahan. b. Pengakuan hakikat dan martabat manusia HAM
Prinsip-prinsip Demokrasia. Keterlibatan warga negara dalam pembuatan keputusan politik. b. Tingkat persamaan (kesetaraan) tertentu antara warga negara. c. Tingkat kebebasan atau kemerdekaan tertentu yang diakui dan dipakai oleh para warga negara. d. Penghormatan terhadap supremasi hukum.
Prinsip demokrasi yang didasarkan pada konsep di atas (rule of law), antara lain sebagai berikut : a. Tidak adanya kekuasaan yang sewenang-wenang; b. Kedudukan yang sama dalam hukum; c. Terjaminnya hak asasi manusia oleh undang-undang
Makna Budaya Demokrasi Pertama
kali demokrasi diterapkan di Yunani di kota Athena dengan demokrasi
langsung, yaitu pemerintahan dimana seluruh rakyat secara bersama-sama
diikutsertakan dalam menetapkan garis-garis besar kebijakan pemerintah
negara baik dalam pelaksanaan maupun permasalahannya.
Tokoh-tokoh yang mempunyai andil besar dalam memperjuangkan demokrasi, antara lain sebagai berikut : a. John Locke (Inggris) John Locke menganjurkan perlu adanya pembagian kekuasaan dalam pemerintahan negara, yaitu sebagai berikut: 1) Kekuasaan Legislatif yaitu kekuasaan pembuat undang-undang. 2) Kekuasaan Eksekutif yaitu kekuasaan melaksanakan undang-undang. 3)
Kekuasaan Federatif yaitu kekuasaan untuk menetapkan perang dan damai,
membuat perjanjian (aliansi) dengan negara lain, atau membuat
kebijaksanaan/perjanjian dengan semua orang atau badan luar negeri.
b. Montesquieu (Prancis) Kekuasaan
negara dalam melaksanakan kedaulatan atas nama seluruh rakyat untuk
menjamin, kepentingan rakyat harus terwujud dalam pemisahaan kekuasaan
lembaga-lembaga negara, antara lain sebagai berikut: 1) Kekuasaan Legislatif yaitu kekuasaan pembuat undang-undang. 2) Kekuasaan Eksekutif yaitu kekuasaan melaksanakan undang-undang. 3) Kekuasaan Yudikatif yaitu kekuasaan untuk mengawasi pelaksanaan undang-undang oleh badan peradilan.
c. Abraham Lincoln (Presiden Amerika Serikat) Menurut
Abraham Lincoln “Democracy is government of the people, by people, by
people, and for people”. Demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat, oleh
rakyat, dan untuk rakyat.
Budaya Prinsip Demokrasi Pada
hakikatnya demokrasi adalah Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan. Kerakyatan adalah
kekuasaan tertinggi yang berada di tangan rakyat. Hikmah kebijaksanaan
adalah penggunaan akal pikiran atau rasio yang sehat dengan selalu
mempertimbangkan persatuan dan kesatuan bangsa.
Permusyawaratan
adalah tata cara khas kepribadian Indonesia dalam merumuskan dan
memutuskan sesuatu hal berdasarkan kehendak rakyat sehingga mencapai
mufakat. Isi pokok-pokok demokrasi Pancasila, antara lain sebagai
berikut : a. Pelaksanaan demokrasi harus berdasarkan Pancasila sesuai dengan yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945 alinea keempat. b. Demokrasi harus menghargai hak asasi manusia serta menjamin hak-hak minoritas. c. Pelaksanaan kehidupan ketatanegaraan harus berdasarkan berdasarkan atas kelembagaan. d.
Demokrasi harus bersendikan pada hukum seperti dalam UUD 1945.
Indonesia adalah negara hukum (rechstaat) bukan berdasarkan kekuasaan
belaka (machstaat).
Demokrasi Pancasila juga mengajarkan prinsip-prinsip, antara lain sebagai berikut: a. Persamaan b. Keseimbangan hak dan kewajiban c. Kebebasan yang bertanggung jawab d. Musyawarah untuk mufakat. e. Mewujudkan rasa keadilan sosial. f. Mengutamakan persatuan nasional dan kekeluargaan. g. Menjunjung tinggi tujuan dan cita-cita nasional.
Ada 11 prinsip yang diyakini sebagai kunci untuk memahami perkembangan demokrasi, antara lain sebagai berikut : a. Pemerintahan berdasarkan konstitusi b. Pemilu yang demokratis c. Pemerintahan lokal (desentralisasi kekuasaan) d. Pembuatan UU e. Sistem peradilan yang independen f. Kekuasaan lembaga kepresidenan g. Media yang bebas h. Kelompok-kelompok kepentingan i. Hak masyarakat untuk tahu j. Melindungi hak-hak minoritas k. Kontrol sipil atas militer
B. MENGIDENTIFIKASI CIRI-CIRI MASYARAKAT MADANI Pengertian Masyarakat Madani Masyarakat
madani sebagaimana yang dirumuskan PBB adalah masyarakat yang
demokratis dan menghargai human dignity atau hak-hak tanggung jawab
manusia. Civil Society berasal dari frasa Latin “civillis societes”
yaitu suatu masyarakat yang didasarkan pada hukum dan hidup beradab.
Di
Indonesia istilah civil society” baru popular tahun 1990-an, pada masa
berkembangnya keterbukaan politik. Masyarakat madani mencerminkan
tingkat kemampuan dan kemajuan masyarakat yang tinggi untuk bersikap
kritis dan partisipatif dalam menghadapi berbagai persoalan sosial.
Ciri-ciri Masyarakat Madani Masyarakat madani (civil society) sering diterjemahkan yaitu bidang kehidupan sosial yang terorganisasi secara sukarela.
Substansi
civil society mencangkup lembaga-lembaga atau kelompok-kelompok yang
sangat luas baik formal maupun non formal yang meliputi bidang ekonomi,
kebudayaan, keagamaan, pendidikan dan informasi, kelompok kepentingan
(interest group), kelompok penekan (pressure group), pembangunan atau
organisasi kemasyarakatan lainnya.
Menurut Hikam ada empat ciri utama masyarakat madani, yaitu sebagai berikut : - Kesukarelaan, artinya tidak ada paksaan, namun mempunyai komitmen bersama untuk mewujudkan cita-cita bersama. -
Keswasembadaan, artinya setiap anggota mempunyai harga diri yang
tinggi, kemandirian yang kuat tanpa menggantungkan pada negara, atau
lembaga atau organisasi lain. - Kemandirian tinggi terhadap negara, artinya masyarakat madani tidak tergantung pada perintah orang lain termasuk negara. - Keterkaitan pada nilai-nilai hukum, artinya terkait pada nilai-nilai hukum yang disepakati bersama.
Ciri khas masyarakat madani Indonesia adalah sebagai berikut: a.
Kenyataan adanya keragaman budaya Indonesia yang merupakan dasar
pengembangan identitas bangsa Indonesia dan kebudayaan nasional. b. Pentingnya saling pengertian di antara sesama anggota masyarakat. c. Ada toleransi yang tinggi d. Adanya kepastian hukum.
Kendala yang Dihadapi Bangsa Indonesia Antara lain sebagai berikut : a. Belum tertanamnya jiwa kemandirian bangsa Indonesia b. Kurangnya kesadaran pada hukum yang berlaku. c. Masih rendahnya tingkat kesukarelaan dan keswasembadaan pada setiap warga negara. d. Masih kurangnya perangkat hukum. e. Masih rendahnya sumber daya manusia bila dibandingkan dengan negara lain.
Upaya Yang Dilakukan Antara lain sebagai berikut : a. Meningkatkan jiwa kemandirian melalui kegiatan perekonomian dengan adanya bapak angkat perusahaan. b. Meningkatkan kesadaran hukum melalui berbagai media sosialisasi politik. c. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam proses pengambilan kebijakan. d. Menciptakan perangkat hukum yang memadai dan berkeadilan sosial. e. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui berbagai kegiatan. f. Mengembangkan media komunikasi politik di berbagai lingkungan kerja. g. Menanamkan sikap positif pada proses demokratisasi di Indonesia pada setiap warga negara.
C. PELAKSANAAN DEMOKRASI DI INDONESIA SEJAK ORDE LAMA, ORDE BARU, DAN ORDE REFORMASI.
Prinsip Demokrasi Pancasila Demokrasi
Pancasila adalah kedaulatan rakyat yang dijiwai oleh dan diintegrasikan
dengan keseluruhan sila-sila dalam Pancasila. Ciri khas demokrasi
Pancasila adalah musyawarah mufakat. Corak khas demokrasi Pancasila
dapat dikenali dari sisi formal dan material. Dari sisi formal,
demokrasi Pancasila mengandung makna bahwa setiap pengambilan keputusan
sedapat mungkin didasarkan pada prinsip musyawarah untuk mufakat. Dari
sisi material, demokrasi Pancasila menampakkan sifat kegotongroyongan.
Prinsip-prinsip demokrasi Pancasila, antara lain sebagai berikut : a. Persamaan bagi seluruh rakyat Indonesia b. Keseimbangan antara hak dan dan kewajiban. c. Kebebasan yang bertanggung jawab. d. Mewujudkan rasa keadilan sosial. e. Pengambilan keputusan dengan musyawarah mufakat. f. Mengutamakan keputusan dengan musyawarah mufakat. g. Menjunjung tinggi tujuan dan cita-cita nasional.
Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia a. Masa Orde Lama Masa
Orde Lama berlangsung mulai tanggal 5 Juli 1959 sampai dengan 1 Maret
1966. Berikut ini pelaksanaan demokrasi pada masa Orde Lama. Demokrasi
yang diterapkan adalah demokrasi terpimpin. Ciri umum demokrasi terpimpin, antara lain a) Adanya rasa gotong royong. b) Tidak mencari kemenangan atas golongan lain. c) Selalu mencari sintesa untuk melaksanakan amanat rakyat.
Selama
pelaksanaan demokrasi terpimpin kecenderungan semua keputusan hanya ada
pada Pemimpin Besar Revolusi Ir. Sukarno. Hal ini mengakibatkan
rusaknya tatanan kekuasaan negara, misalnya DPR dapat dibubarkan, Ketua
MA, MPRS menjadi Menko pemimpin partai banyak yang ditangkapi.
b. Masa Orde Baru Masa Orde Baru berlangsung mulai dari 11 Maret 1966 sampai dengan 21 Mei 1998. Berikut ini pelaksanaan demokrasimasa Orde Baru. 1) Demokrasi yang berkembang adalah demokrasi Pancasila sesuai dengan Pembukaan UUD 1945 Alinea keempat.
2) Ciri umum demokrasi Pancasila, antara lain sebagai berikut: a) Mengutamakan musyawarah untuk mufakat. b) Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat. c) Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain d) Selalu diliputi semangat kekeluargaan. e) Adanya rasa tanggung jawab dalam menghasilkan musyawarah. f) Dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur. g)
Hasil keputusan harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada
Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan nilai-nilai kebenaran dan keadilan.
3) Pelaksanaan demokrasi Pancasila antara lain sebagai berikut: a)
Masih belum sesuai dengan jiwa dan semangat ciri-ciri umum. Kekuasaan
presiden begitu dominan baik dalam suprastruktur politik. b) Banyak
terjadi manipulasi politik dan KKN yang telah membudaya. Ini
mengakibatkan negara Indonesia terjerumus dalam berbagai krisis yang
berkepanjangan.
c. Masa Reformasi Berlangsung
mulai dari Mei 1998 sampai dengan sekarang. Ciri-ciri umum demokrasi
Pancasila masa Reformasi, seperti yang tercantum pada demokrasi
Pancasila. Selain itu juga lebih ditekankan pada : - Penegakkan kedaulatan rakyat dengan memberdayakan pengawasan sebagai lembaga negara, lembaga politik, dan kemasyarakatan. - Pembagian secara tegas wewenang antara badan legislatif, eksekutif, dan yudikatif. - Penghormatan kepada keberadaan asas, ciri aspirasi, dan program parpol yang multipartai.
Pelaksanaan
demokrasi di Indonesia selama kurun waktu 60 tahun terakhir telah
banyak mengalami perubahan yang mencakup berbagai hal, yaitu sebagai
berikut : a. Periode 1945-1949 dengan UUD 1945 seharusnya berlaku demokrasi Pancasila namun dalam penerapan berlaku demokrasi liberal b. Periode 1949-1950 dengan konstitusi RIS berlaku demokrasi liberal. c. Periode 1950-1959 dengan UUDS 1950 berlaku demokrasi liberal dengan multipartai. d.
Periode 1959-1965 dengan UUD 1945 seharus berlaku demokrasi Pancasila,
namun yang diterapkan demokrasi terpimpin (cebderung otoriter). e. Periode 1966-1998 dengan UUD 1945 berlaku demokrasi Pancasila (cenderung otoriter). f. Periode 1998 sampai sekarang dengan UUD 1945 berlaku demokrasi Pancasila (cenderung ada perubahan menuju demokratisasi).
Pelaksanaan Pemilu pada Masa Orde Lama, Orde Baru, dan Orde Reformasi. Sejak Indonesia merdeka telah melaksanakan pemilu sebanyak sembilan kali.
a. Tujuan Pemilu 1) Melaksanakan kedaulatan rakyat. 2) Sebagai perwujudan hak asasi politik rakyat. 3) Untuk memilih wakil-wakil rakyat yang duduk di DPR. 4) Melaksanakan pergantian personil pemerintahan secara damai, aman, dan tertib (secara konstitusional). 5) Menjamin kesinambungan pembangunan nasional.
b. Asas Pemilu Indonesia Sesuai
dengan Pasal 22 E Ayat 1 UUD 1945 yang berbunyi “Pemilu dilaksanakan
secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil”.
c. Pelaksanaan Pemilu di Indonesia. 1. Pemilihan Umum Pertama
dilaksanakan tanggal 29 September 1955 untuk memilih anggota parlemen
(DPR), tanggal 15 Desember 1955 untuk memilih anggota Dewan
Konstituante. Diikuti 28 partai politik. 2. Pemilihan Umum Kedua dilaksanakan pada tanggal 3 Juli 1971 yang diikuti sebanyak 10 partai politik. 3. Pemilihan Umum Ketiga
dilaksanakan pada tanggal 4 Mei 1977 yang diikuti oleh dua Parpol dan
satu Golkar. Hal ini dikarenakan terjadi fusi parpol dari 10 parpol
peserta pemilu 1971 disederhanakan menjadi 3 dengan ketentuan sebagai
berikut. a) Partai yang berhaluan spiritual material fusi menjadi PPP (Partai Persatuan Pembangunan) b) Partai yang berhaluan material-spriritual fusi menjadi PDI (Partai Demokrasi Indonesia) c) Dan partai yang bukan keduanya menjadi Golkar (Golongan Karya). 4. Pemilihan Umum Keempat dilaksanakan pada tanggal 2 Mei 1982. 5. Pemilihan Umum Kelima dilaksanakan pada tanggal 23 April 1987. 6. Pemilihan Umum Keenam dilaksanakan pada tanggal 6 Juni 1992, peserta pemilu masih dua parpol (PPP dan PDI) serta satu Golongan Karya. 7. Pemilihan Umum Ketujuh
dilaksanakan pada tanggal 29 Mei 1997. Peserta pemilu adalah PPP,
Golkar, dan PDI. Jumlah anggota DPR 500 orang dan anggota MPR 1.000
orang dengan rincian sebagai berikut. a) Unsur ABRI 75 orang b) Utusan Daerah 149 orang c) Imbangan susunan : anggota MPR 251 orang utusan golongan 100 orang Jumlah 1.000 orang 8. Pemilihan Umum Kedelapan
(Era Reformasi) dilaksanakan pada tanggal 7 Juni 1999 yang diikuti
sebanyak 48 partai politik. Pada pemilu ini telah terpilih jumlah
anggota DPR sebanyak 500 orang dan jumlah anggota MPR sebanyak 700 orang
dengan rincian DPR dipilih 462 orang, DPR unsur TNI/Polri 38 orang,
utusan daerah 135 orang, dan utusan golongan 65 orang. 9. Pemilihan Umum Kesembilan
dilaksanakan tanggal 5 April 2004 yang diikuti 24 partai politik. Ini
telah terjadi penyempurnaan pemilu, yakni pemilu dilaksanakan untuk
memilih anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota serta
memilih presiden dan wakil presiden.
D. PERILAKU BUDAYA DEMOKRASI DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI Perilaku Budaya Demokrasi Dalam
rangka mengoptimalkan perilaku budaya demokrasi maka sebagai generasi
penerus yang akan mempertahankan negara demokrasi, perlu
mendemonstrasikan bagaimana peran serta kita dalam pelaksanaan pesta
demokrasi. Prinsip-prinsip yang patut kita demonstrasikan dalam
kehidupan berdemokrasi, antara lain sebagai berikut : a. Membiasakan untuk berbuat sesuai dengan aturan main atau hukum yang berlaku. b. Membiasakan bertindak secara demokratis bukan otokrasi atau tirani. c. Membiasakan untuk menyelesaikan persoalan dengan musyawarah. d. Membiasakan mengadakan perubahan secara damai tidak dengan kekerasan atau anarkis. e. Membiasakan untuk memilih pemimpin melalui cara-cara yang demokratis. f. Selalu menggunakan akal sehat dan hati nurani luhur dalam musyawarah. g. Selalu mempertanggungjawabkan hasil keputusan musyawarah baik kepada Tuhan, masyarakat, bangsa, dan negara. h. Menggunaka kebebasan dengan penuh tanggung jawab. i. Membiasakan memberikan kritik yang bersifat membangun.
Perilaku Budaya Demokrasi dalam Lingkungan Keluarga a. Lingkungan Keluarga 1) Membiasakan diri untuk menempatkan anggota keluarga sesuai dengan kedudukannya. 2) Membiasakan mengatasi dan memecahkan masalah dengan jalan musyawarah mufakat. 3) Saling menghargai perbedaan pendapat masing-masing anggota keluarga. 4) Mendahulukan kepentingan bersama daripada kepentingan pribadi.
b. Lingkungan Sekolah 1) Berusaha selalu berkomunikasi individual. 2)
Ikut serta dalam kegiatan politik di sekolah seperti pemilihan ketua
OSIS, ketua kelas, maupun kegiatan yang lain yang relevan. 3) Berani mengajukan petisi (saran/usul). 4) Berani menulis artikel, pendapat, opini di majalah dinding. 5) Selalu mengikuti jenis pertemuan yang diselenggarakan OSIS. 6) Berani mengadakan kegiatan yang merupakan realisasi dari program OSIS dan sebagainya.
c. Lingkungan masyarakat 1) Bersama-sama menjaga kedamaian masyarakat. 2) Berusaha mengatasi masalah yang timbul dengan pemikiran yang jernih. 3) Mengikuti kegiatan rembug desa. 4) Mengikuti kegiatan kerja bakti. 5) Bersama-sama memberikan ususlan demi kemajuan masyarakat.
Ada beberapa contoh perilaku yang dapat mendukung tegaknya prinsip-prinsip demokrasi, antara lain sebagai berikut : a. Menghindarkan perbuatan otoriter. b. Melaksanakan amanat rakyat. c. Melaksanakan hak tanpa merugikan orang lain. d. Mengembangkan toleransi antarumat beragama. e. Menghormati pendapat orang lain. f. Senang ikut serta dalam kegiatan organisasi misalnya OSIS, Pramuka, PMR dan sebagainya. g. Menentukan pemimpin dengan jalan damai melalui pemilihan.Menerima perbedaan pendapat.
|
0 komentar:
Posting Komentar