Adaptasi Psikologi Kehamilan Trimester II
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kehamilan
adalah masa di mana seorang wanita membawa embrio atau fetus di dalam
tubuhnya. Dalam kehamilan dapat terjadi banyak gestasi (misalnya, dalam
kasus kembar, atau triplet).
Kehamilan manusia terjadi selama 40
minggu antara waktu menstruasi terakhir dan kelahiran (38 minggu dari
pembuahan). Istilah medis untuk wanita hamil adalah gravida, sedangkan
manusia di dalamnya disebut embrio (minggu-minggu awal) dan kemudian
janin (sampai kelahiran). Seorang wanita yang hamil untuk pertama
kalinya disebut primigravida atau gravida 1. Seorang wanita yang belum
pernah hamil dikenal sebagai gravida 0.
Dalam banyak masyarakat
definisi medis dan legal kehamilan manusia dibagi menjadi tiga periode
triwulan, sebagai cara memudahkan tahap berbeda dari perkembangan janin.
Triwulan pertama membawa resiko tertinggi keguguran (kematian alami
embrio atau janin), sedangkan pada masa triwulan ke-2 perkembangan janin
dapat dimonitor dan didiagnosa. Triwulan ke-3 menandakan awal
'viabilitas', yang berarti janin dapat tetap hidup bila terjadi
kelahiran awal alami atau kelahiran dipaksakan.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dibahas pada makalah ini antara lain:
a. Bagaimana gambaran tentang proses kehamilan?
b. Bagaimana kondisi psikologis ibu hamil dan prosesnya?
c. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi psikologisnya?
1.3 Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk:
a. Memperoleh gambaran tentang proses kehamilan.
b. Mengetahui kondisi psikologis ibu hamil pertama.
c. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi psikologisnya.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Penyesuaian Psikologis pada Ibu dan Prosesnya
Kehamilan
merupakan waktu transisi, yakni suatu masa antara kehidupan sebelum
memiliki anak yang sekarang berada dalam kandungan dan kehidupan nanti
setelah anak tersebut lahir. Perubahan status yang radikal ini
dipertimbangkan sebagai suatu krisis disertai periode tertentu untuk
menjalani proses persiapan psikologis yang secara normal sudah ada
selama kehamilan dan mengalami puncaknya pada saat bayi lahir.
Secara
umum, semua emosi yang dirasakan oleh wanita hamil cukup labil. Ia
dapat memiliki reaksi yang ekstrem dan susana hatinya kerap berubah
dengan cepat. Reaksi emosional dan persepsi mengenai kehidupan juga
dapat mengalami perubahan. Ia menjadi sangat sensitif dan cenderung
bereaksi berlebihan. Seorang wanita hamil akan lebih terbuka terhadap
dirinya sendiri dan suka berbagi pengalaman kepada orang lain. Ia
merenungkan mimpi tidurnya, angan-angannya, fantasinya, dan arti
kata-katanya, objek, peristiwa, konsep abstrak, seperti kematian,
kehidupan, keberhasilan, dan kebahagiaan. Ia dapat mengidentifikasi
bentuk-bentuk fisik yang berhubungan erat dengan masa usia subur atau
mencukupkan diri dengan kehidupan atau makanan.
Selama kehamilan
berlangsung, terdapat rangkaian proses psikologis khusus yang jelas,
yang terkadang tampak berkaitan erat dengan perubahan biologis yang
sedang terjadi. Peristiwa dan proses psikologis ini dapat diidentifikasi
pada trimester ketiga dan pembagian trimester ini akan digunakan pada
diskusi berikut. Respons psikologis umum terhadap kehamilan yang baru
saja dibahas dan proses manapun peristiwa psikologis khusus lain dapat
lain dapat terulang lagi.
2.2 Masa Kehamilan
Masa kehamilan
dibagi menjadi tiga periode atau trimester, masing-masing selama 13
minggu. Trimester membantu pengelompokan tahap perkembangan janin dan
tubuh Anda. Kehamilan itu unik pada setiap wanita. Jadi tidak usah cemas
jika Anda mengalami pengalaman sedikit berbeda dengan ibu hamil lainnya. 3
2.2.1 Trimester Pertama
Trimester
pertama sering dianggap sebagai periode penyesuaian terhadap kenyataan
bahwa ia sedang mengandung. Sebagian besar wanita merasa sedih dan
ambivalen tentang kenyataan bahwa ia hamil. Kurang lebih 80% wanita
mengalami kekecewaan, penolakan, kecamasan, defresi, dan kesedihan.
Fokus
wanita adalah pada dirinya sendiri yang akan menimbulkan ambivalensi
mengenai kehamilannya seiring usahanya menghadapi pengalaman kehamilan
yang buruk, yang pernah ia alami sebelumnya, efek kehamilan terhadap
kehidupannya kelak (terutama jika ia memiliki karir), tanggung jawab
yang baru atau tambahan yang akan ditanggungnya, kecemasan yang akan
berhubungan dengan kemampuannya untuk menjadi seorang ibu,
masalah-masalah keuangan dan rumah tangga, dan keberterimaan orang
terdekat terhadap kehamilannya. Perasaan ambivalen ini biasanya berakhir
dengan sendirinya seiring ia menerima kehamilannya, sementara itu,
beberapa ketidaknyamanan pada trimester pertama, seperti nausea,
kelemahan, perubahan nafsu makan, kepekaan emosional, semua ini dapat
mencerminkan konflik dan defresi yang ia alami dan pada saat bersamaan
hal-hal tersebut menjadi pengingat tentang kehamilannya.
Trimester
pertama sering menjadi waktu yang menyenangkan untuk melihat apakah
kehamilan akan dapat berkembang dengan baik. Hal ini akan terlihat jelas
terutama pada wanita yang telah beberapa kali mengalami keguguran dan
bagi para tenaga kesehatan profesional wanita yang cemas akan
kemungkinan terjadi keguguran kembali atau teratoma.
Berat badan
sangat bermakna bagi wanita hamil selama trimester pertama. Berat badan
dapat menjadi salah satu uji realitas tentang keadaannya karena tubuhnya
menjadi bukti nyata bahwa dirinya hamil.
Validasi kehamilan
dilakukan berulang-ulang saat wanita mulai memeriksa dengan cermat
setiap perubahan tubuh, yang merupakan bukti adanya kehamilan. Bukti
yang paling kuat adalah terhentinya menstruasi.
Hasrat seksual pada trimester
pertama sangat bervariasi antara wanita yang satu dan yang lain. Meski
beberapa wanita mengalami peningkatan hasrat seksual, tetapi secara umum
trimester pertama merupakan waktu terjadinya penurunan libido dan hal
ini memerlukan komunikasi yang jujur dan terbuka terhadap pasangan 4
masing-masing.
Banyak wanita merasakan kebutuhan kasih sayang yang besar dan cinta
kasih tanpa seks. Libido secara umum sangat dipengaruhi oleh keletihan,
nausea, depresi, payudara yang membesar dan nyeri, kecemasan,
kekhawatiran, dan masalah-masalah lain merupakan hal yang sangat normal
terjadi pada trimester pertama.
2.2.2 Trimester Kedua
Trimester
kedua sering dikenal sebagai periode kesehatan yang baik, yakni periode
ketika wanita merasa nyaman dan bebas dari segala ketidaknyamanan yang
normal dialami saat hamil. Namun, trimester kedua juga merupakan fase
ketika wanita menelusur ke dalam dan paling banyak mengalami kemunduran.
Trimester kedua sebenarnya terbagi atas dua fase: pra-quickening dan
pasca-quickening. Quickening menunjukkan kenyataan adanya kehidupan yang
terpisah, yang menjadi dorongan bagi wanita dalam melaksanakan tugas
psikologis utamannya pada trimester kedua, yakni mengembangkan identitas
sebagai ibu bagi dirinya sendiri, yang berbeda dari ibunya.
Pada
trimester kedua, mulai terjadi perubahan pada tubuh. Orang akan
mengenali Anda sedang hamil. Pada akhir trimester kedua, rahim akan
membesar sekira 7,6 cm di atas pusar. Pertambahan berat badan rata-rata
7,65-10,8 kg termasuk pertambahan berat dari trimester pertama. Janin
mulai aktif bergerak pada periode ini.
Sebagian besar wanita merasa
lebih erotis selama trimester kedua, kurang labih 80% wanita mengalami
kemajuan yang nyata dalam hubungan seksual mereka dibanding pada
trimester pertama dan sebelum hamil. Trimester kedua relatif terbebas
dari segala ketidaknyamanan fisik, dan ukuran perut wanita belum menjadi
masalah besar, lubrikasi vagina semakin banyak pada masa ini,
kecemasan, kekhawatiran dan masalah-masalah yang sebelumnya menimbulkan
ambivalensi pada wanita tersebut mereda, dan ia telah mengalami
perubahandari seorang yang mencari kasih sayang dari ibunya menjadi
seorang yang mencari kasih sayang dari pasangannya, dan semua faktor ini
turut mempengaruhi peningkatan libido dan kepuasan seksual.
2.2.3 Trimester Ketiga
Trimester
ketiga sering disebut periode penantian dengan penuh kewaspadaan. Pada
periode ini wanita mulai menyadari kehadiran bayi sebagai makhluk yang
terpisah sehingga ia menjadi tidak sabar menanti kehadiran sang bayi.
Ada perasaan was-was mengingat bayi dapat lahir kapanpun. Hal ini
membuatnya berjaga-jaga sementara ia memperhatikan dan menunggu tanda
dan gejala persalinan muncul.
Trimester ketiga merupakan waktu,
persiapan yang aktif terlihat dalam menanti kelahiran bayi dan menjadi
orang tua sementara perhatian utama wanita terfokus pada bayi yang akan
segera dilahirkan. Pergerakan janin dan pembesaran uterus, keduanya
menjadi hal yang terus menerus mengingatkan tentang keberadaan bayi.
Wanita tersebut lebih protektif terhadap bayinya. Sebagian besar
pemikiran difokuskan pada perawatan bayi. Ada banyak spekulasi mengenai
jenis kelamin dan wajah bayi itu kelak.
Sejumlah ketakutan muncul
pada trimester ketiga. Wanita mungkin merasa cemas dengan kehidupan bayi
dan kehidupannya sendiri. Seperti: apakah nanti bayinya akan lhir
abnormal, terkait persalinan dan pelahiran (nyeri, kehilangan kendali,
hal-hal lain yang tidak diketahui), apakah ia akan menyadari bahwa ia
akan bersalin, atau bayinya tidak mampu keluar karena perutnya sudah
luar biasa besar, atau apakah organ vitalnya akan mengalami cedera
akibat tendangan bayi.
Ia juga mengalami proses duka lain ketika ia
mengantisipasi hilangnya perhatian dan hak istimewa khusus lain selama
kehamilan, perpisahan antara ia dan bayinya yang tidak dapat dihindari,
dan perasaan kehilangan karena uterusnya yang penuh secara tiba-tiba
akan mengempis dan ruang tersebut menjadi kosong. Depresi ringan
merupakan hal yang umum terjadi dan wanita dapat menjadi lebih
bergantung pada orang lain lebih lanjut dan lebih menutup diri karena
perasaan rentannya.
Wanita akan kembali merasakan ketidaknyamanan
fisik yang semakin kuat menjelang akhir kehamilan. Ia akan merasa
canggung, jelek, berantakan, dan memerlukan dukungan yang sangat besar
dan konsisten dari pasangannya. Pada pertengahan trimester ketiga,
peningkatan hasrat seksual yang terjadi pada trimester sebelumnya akan
menghilang karena abdomennya yang semakin besar menjadi halangan.
Alternatif untuk mencapai kepuasan dapat membantu atau dapat 6
Menimbulkan
perasaan bersalah jika ia merasa tidak nyaman dengan cara-cara
tersebut. Berbagi perasaan secara jujur dengan pasangan dan konsultasi
mereka dengan anda menjadi sangat penting.
2.3 Beberapa Kiat untuk Menyeimbangkan Kondisi Psikologis Ibu Hamil
Ibu
yang sedang hamil, pasti akan mengalami berbagai macam perubahan bukan
hanya perubahan secara fisik namun juga secara psikologis.
Untuk itu
ibu-ibu yang kini sedang mengandung buah hati, harus selalu menjaga
kondisi psikologisnya agar tetap baik dan seimbang. Jika kondisi
psikologis sang ibu baik pastinya sang ibu akan lebih tenang atau rileks
saat menjalani masa-masa kehamilannya. Berikut beberapa kiat yang dapat
menyeimbangkan kondisi psikologis saat ibu sedang mengandung:
1. Informasi
Carilah
informasi seputar kehamilan terutama mengenai perubahan yang terjadi
dalam diri ibu termasuk hal-hal yang perlu dihindari saat sedang
mengandung agar janin tumbuh sehat. Pengetahuan atau informasi yang
tepat akan membuat ibu merasa lebih yakin sekaligus bisa mengurangi rasa
cemas yang sering muncul karena ketidaktahuan mengenai perubahan yang
terjadi.
Komunikasi dengan suami
Bicarakanlah perubahan yang
terjadi pada diri Anda selama hamil dengan sang suami, sehingga ia juga
tahu dan dapat memaklumi perubahan yang terjadi pada diri Anda. Tidak
jarang jika Anda mengkomunikasikan hal ini, sang suami akan memberikan
dukungan psikologis yang dibutuhkan.
2. Rajin chek up
Periksakan
kehamilan secara teratur. Cari informasi dari dokter atau bidan
terpercaya mengenai kehamilan yang sekarang Anda jalani. Jangan lupa,
ajaklah suami saat berkonsultasi ke dokter atau bidan.
3. Makan Sehat
Pahami
benar pengetahuan mengenai asupan makanan yang sehat bagi perkembangan
janin. Hindarilah mengonsumsi bahan yang dapat membahayakan janin,
seperti makanan yang mengandung zat-zat aditif, alkohol, rokok, atau
obat-obatan yang tidak dianjurkan bagi ibu hamil. Jauhkan juga zat
berbahaya seperti gas buang kendaraan yang mengandung timah hitam yang
berbahaya bagi perkembangan kecerdasan otak janin.
4. Jaga Penampilan
Perhatikanlah
penampilan fisik dengan menjaga kebersihan dan berpakaian yang sesuai
dengan kondisi badan Anda yang sedang berbadan dua. Jangan lupa untuk
melakukan latihan fisik ringan, seperti berenang atau jalan kaki ringan
untuk memperlancar persalinan.
5. Kurangi Kegiatan
Lakukanlah
penyesuaian kegiatan dengan kondisi fisik saat hamil. Memasuki masa
persalinan, Anda dan suami harus sudah siap dengan berbagai perubahan
yang akan terjadi setelah kelahiran sang bayi.
6. Dengarkan Musik
Upayakan
berbagai cara agar terhindar dari stres. Atasilah kecemasan maupun
emosi negatif lainnya dengan mendengarkan musik lembut, belajar
memusatkan perhatian, berzikir, yoga atau relaksasi lainnya.
7. Senam Hamil
Bergabunglah
dengan kelompok senam hamil sejak usia kandungan menginjak usia 5-6
bulan. Jangan lupa untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter
kandungan. Senam hamil tidak hanya bermanfaat melatih otot-otot yang
diperlukan dalam proses persalinan, melainkan juga memberi manfaat
psikologis. Pertemuan sesama calon ibu biasanya diisi dengan acara
berbagi pengalaman yang dapat dijadikan pelajaran positif. Melalui
kegiatan itu pula secara perlahan kesiapan psikologis calon ibu dalam
menghadapi persalinan menjadi semakin mantap.
8. Latihan Pernafasan
Lakukanlah
latihan relaksasi dan latihan pernapasan secara teratur. Latihan ini
bermanfaat untuk ketenangan dan kenyamanan sehingga kondisi psikologis
bisa lebih stabil.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Proses
kehamilan itu terjadi ketika sperma ( benih pria ) bertemu dengan sel
telur ( benih wanita ), dan hal itu hanya bisa terjadi apabila hubungan
kelamin dilakukan di sekitar masa subur. Masa subur itu terjadi semenjak
ovulasi ( keluarnya sel telur ) dari ovarium ( indung telur
) hingga akhir masa hidupnya ( kira kira 12-24 jam ). Sementara itu sel
sperma yang masuk hingga tuba fallopii bisa bertahan 1 hingga x 24 jam.
Jadi hubungan seksual yang dilakukan 1- 2 hari sebelum masa subur masih
mungkin bisa terjadi kehamilan. Dengan demikian meskipun hanya sekali
saja melakukan hubungan seks, bisa saja terjadi kehamilan kalau waktunya
di sekitar masa ovulasi.
Dari pembahasan di atas, jelas sekali
bahwa keadaan dan perubahan psikologis ibu selama masa kehamilan dapat
mempengaruhi keadaan dirinya serta janin yang dikandungnya.Keadaan
janin, baik fisik maupun mental akan terganggu dan akan menyebabkan hal
yang mengerikan nantinya.
3.2 Saran
Kehadiran anak biasanya
dinantikan oleh pasangan muda, sebagai wujud buah cinta. Satu hal yang
paling penting adalah kesiapan kedua orang tua, terutama calon ibu, yang
meliputi kesiapan fisik, mental dan gizi. Generasi yang baik merupakan
buah dari kesiapan orang tua, yang dimulai sejak janin belum terbentuk.
Ketika
seorang ibu hamil tidak siap untuk menerima kehamilan, maka secara
fisik ia semakin terasa berat. Ini akan menjadi suatu hal yang sangat
tidak menyenangkan. Penolakan terhadap kehamilan akan tercetus dalam
ketidakstabilan emosi yang berlebih, seperti perasaan dan suasana hati
yang tidak menentu selama kehamilan.
Menurut penelitian di Amerika,
10% dari ibu hamil yang depresi akan menularkan secara biokimia
kesedihannya pada janinnya, yang akan meningkatkan hormon stress dan
aktivitas otak sang janin.
Untuk menghindarinya, ibu hamil harus mempersiapkan diri dalam hal berikut:
Kesiapan menghadapi perubahan bentuk fisik
Ibu
hamil pastinya akan mengalami perubahan luar biasa terhadap bentuk
tubuhnya. Ia akan merasa tidak menarik dan tidak nyaman dengan bentuk
tubuhnya yang baru. Ini akan mempengaruhi suasana hati ibu hamil.
Yakini, perubahan ini sifatnya hanya sementara. Setiap ibu hamil pasti
mengalaminya.
Kesiapan menghadapi perubahan peran
Seorang ibu
akan menyandang peran yang sangat berbeda daripada sebelumnya. Ini perlu
dipersiapkan dengan baik, antara keinginan menggebu untuk segera
menimang bayi dan ketakutan luar biasa terhadap peran yang awam bagi
dirinya.
Peninjauan kembali motivasi hamil
Sikap ibu hamil
yang paling positif terhadap kehamilan adalah mereka yang memandang
peran orang tua sebagai kesiapan untuk mengembangkan diri.
Dengan sikap positif dan dukungan dari suami, maka ibu hamil akan lebih siap menghadapi hari-hari sulit selama kehamilan.
Berikut beberapa saran bagi ibu hamil agar kehamilan menjadi optimal :
Menjalani konseling prahamil
Menyembuhkan penyakit yang ada
Menghentikan minum pil KB
Hindari rokok dan alcohol
Menjaga berat badan, usahakan berat badan normal.
Perhatikan lingkungan kerja, apakah berdampak negative atau tidak.
Sering berolahraga
Terus merawat diri dan menjaga kesehatan dengan baik, terutama pada periode 3 bulan pertama.
Perbanyak
membaca, mempelajari segala sesuatu sesuatu tentang kehamilan,
melahirkan, bayi dan perawatan, serta proses pengasuhan anak.
Lakukan pemeriksaan secara berkala.
Hal
lain yang perlu ibu hamil perhatikan adalah masalah gizi. Menurut
penelitian, seorang wanita yang sejak masa kanak-kanak, remaja, dewasa,
dan selama hamil keadaan gizinya selalu baik akan memiliki kemungkinan
lebih besar untuk melahirkan bayi yang sehat, tanpa komplikasi.
Sedangkan
ibu hamil yang berat badannya sebelum hamil di bawah batas normal, maka
akan melahirkan bayi yang berat badannya juga kurang, atau bahkan tidak
berumur panjang.
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/
http://kuliahbidan.wordpress.com/
http://ibuanak.co.cc/pregnancy/
http://www.ayahbunda.co.id/
http://digilib.gunadarma.ac.id/
http://id.answers.yahoo.com/
http://www.dechacare.com/
http://www.hypno-birthing.web.id/
http://www.anneahira.com/
Varney Helen, dkk. 2006. Buku Ajar – Asuhan Kebidanan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran
Rabu, 02 Mei 2012
MAKALAH PSIKOLOGI KEBIDANAN ADAPTASI PSIKOLOGI KEHAMILAN TRIMESTER II
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar