KATA
PENGANTAR
Rasa syukur yang dalam penulis sampaikan
kehadirat Allah Yang Maha Pemurah,
karena berkat kemurahan-Nya, makalah ini dapat penulis selesaikan sesuai
dengan yang diharapkan. Dalam makalah ini penulis membahas tentang “Asuhan Kebidanan pada Ny. “..” G..P00000 UK.. dengan Abortus Inkomplit”
Makalah ini disusun sebagai salah satu pemenuhan mata kuliah
Asuhan Kebidanan IV. Dalam
makalah ini, penulis tidak lepas dari kesulitan dan hambatan, namun berkat
bantuan dan masukan dari berbagai pihak akhirnya makalah ini dapat selesai
tepat pada waktunya. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih dan
penghargaan setinggi-tingginya kepada:
1.
Klanting Kasiati Amd. Keb, Spd, Mkes. sebagai dosen mata kuliah Askeb IV.
2.
Anggota kelas reguler semester IV Politeknik Kesehatan
Kementrian Kesehatan Surabaya Prodi Kebidanan Kampus Surabaya
Dan pada akhirnya, penulis menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan saran, kritik dan masukan
yang sifatnya membangun demi perbaikan yang akan datang, semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi kita semua.
Surabaya, Maret 2012
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Abortus adalah ancaman
atau pengeluaran hasil konsepsi pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu atau
berat janin kurang dari 500 gram. (Mansjoer, Arif, Dkk; hal.260;2001).
Abortus inkomplit
adalah perdarahan pada kehamilan muda dimana sebagian dari hasil konsepsi telah
keluar dari kavum uteri melalui kanalis servikalis. (Prawiroharjo, S. Pelayanan
kesehatan maternal dan neonatal;hal.145;2006).
Angka
kejadiaan abortus sulit ditentukan,karena abortus provokatus banyak yang tidak dilaporkan, kecuali sudah
terjadi komplikasi. Rata-rata terjadi 114 kasus perjam. Sebagian besar studi
menyatakan kejadian abortus spontan 15-20% dari semua kehamilan. Hal ini dikarenakan
angka chemical pregnancy lost yang tidak bisa diketahui pada 2-4 minggu setelah
konsepsi. Sebagian besar kegagalan kehamilan ini dikarenakan keganasan gamet (
misalnya: sperna dan disfungsi oosit).
Ada
beberapa factor penyebab terjadinya abortus antara lain, factor genetik
(mendelian, multifactor, robertsonian, respirokal). Kelainan konginetal uterus
(anomaly duktus mulleri, sektum uterus, uterus bikornis, inkompetensi servik
uterus, mioma uteri, sindroma asherman), antoimun (aloimun, mediasi imunitas
humeral, mediasi imunitas seluler) defek fase luteal (faktor endokrin
eksternal, antibodi antitiroid hormon, sintesis
Lh yang tin ggi, infeksi hematologik, lingkungan.
Bila
terjadi perdarahan yang hebat akibat abortus inkomplit dianjurkan segera
melakukan pengeluaran sisa hasil konsepsi secara manual agar jaringan yang
mengganjal terjadinya kontraksi uterus
segera dikeluarkan. Kontraksi uterus dapat berlangsung baik dan
perdarahan bisa berhenti. Selanjutnya dilakukan tindakan kuretase. Tindakan
yang dianjurkan ialah dengan kuret vakum menggunakan kanula dan plastik. Pasca
tindakan perlu diberikan uretonika parental
atau peroral dan antibiotika
1.2
Tujuan
1.2.1
Tujuan
umum
Untuk memenuhi tugas askeb
IV patologi
1.2.2
Tujuan
khusus
Adapun tujuan dibuatnya makalah ini yaitu:
1.2.3
Agar mahasiswa mengerti dan memahami pengertian abortus.
1.2.4
Mahasiswa mengerti dan memahami macam-macam abortus
1.2.5
Mahasiswa mengerti dan memahami
1.2.6
Mahasiswa mampu membuat asuhan kebidanan
pada kasus abortus inkomplit.
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Abortus adalah berakhirnya kehamilan
sebelum anak dapat hidup didunia luar. (Bag. Obstetri dan Ginekologi FK Unpad
Bandung;hal. 7; 1984).
Abortus adalah dikeluarkannya hasil
konsepsi sebelum mampu hidup diluar kandungan dengan beat badan kurang dari 100
gram atau umur hamil kurang dari 28 minggu. (Manuaba, Ida; Ilmu Kebidanan,
Penyakit Kandungan & Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan;hal.214. 1998).
Abortus adalah ancaman atau pengeluaran
hasil konsepsi pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin
kurang dari 500 gram. (Mansjoer, Arif, Dkk; hal.260;2001)
Abortus adalah berakhirnya suatu
kehamilan (oleh akibat-akibat tertentu) pada atau sebelum kehamilan tersebut
berusia 22 minggu atau buah kehamilan belum mampu untuk hidup di luar
kandungan. (Prawiroharjo, S. Pelayanan kesehatan maternal dan
neonatal;hal.145:2006).
Abortus adalah ancaman atau pengeluaran
hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan. Sebagai batasan
ialah kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram (Prawiroharjo,
S. Ilmu Kebidanan;hal.460:2008)
2.2
Macam-Macam
Abortus dan Penatalaksanaanya
2.2.1
Abortus
imminens ( keguguran mengancam )
Merupakan
abortus tingkat permulaan dan merupakan ancaman terjadinya abortus, ditandai
perdarahan pervaginam, ostium uteri masih tertutup dan hasil konsepsi masih
baik dalam kandungan.
Gejala:
Penderita
mengeluh mulas sedikit atau tidak ada keluhan sama sekali kecuali perdarahan
pervaginam.
Diagnosa:
Perdarahan
pervaginam pada umur kurang dari 20 minggu.
Pemeriksaan:
USG
diperlukan untuk mengetahui pertumbuhan janin yang ada dan mengetahui keadaan
plasenta apakah sudah terjadi pelepasan atau belum.
Penatalaksanaan:
1.
Tidak perlu pengobatan
khusus namun penderita diminta untuk melakukan tirah baring sampai perdarahan
berhenti .
2.
Jangan melakukan
aktivitas fisik yang berlebihan atau hubungan seksual
3.
Jika terjadi
perdarahan:
a.
Berhenti: Lakukan
asuhan antenatal seperti biasa. Lakukan
penilaian jika terjadi lagi.
b.
Terus berlangsung:
Nilai kondisi janin (uji kehamilan / USG). Lakukan konfirmasi kemungkinan
adanya penyebab lain. Penderita diminta untuk melakukan tirah baring sampai
pendarahan berhenti..Apabila perdarahan terus berlanjut, khususnya jika ditemui
uterus yang lebih besar dari yang diharapkan , mungkin menunjukan kehamilan
ganda atau mola.
2.2.2
Abortus
Insipiens ( keguguran berlangsung )
Merupakan
abortus yang sedang mengancam yang ditandai dengan serviks yang telah mendatar
dan ostium uteri telah membuka, akan tetapi hasil konsepsi dalam kavum uteri
dalam proses pengeluaran.
Gejala:
Penderita
merasa mulas karena kontraksi yang sering dan kuat, perdarahannya bertambah
sesuai dengan pembukaan serviks uterus dan umur kehamilan. Besar uterus masih
sesuai dengan umur kehamilan dengan tes urin kehamilan masih positif.
Pemeriksaan:
Didapati
pembesaran uterus yang masih sesuai dengan umur kehamilan, gerak janin dan
gerak jantung janin masih jelas walau mungkin sudah mulai tidak normal.
Perhatikan ada tidaknya pelepasan plasenta dari dinding uterus.
Penatalaksanaan:
1.
Jika usia kehamilan
kurang dari 16 minggu lakukan evaluasi uterus dengan aspirasi vakum manual.
Jika evakuasi tidak dapat segera dilakukan :
a.
Berikan ergometrin 0,2 mg
I.M. ( dapat diulang sesudah 15 menit jika perlu ) atau misoprostol 400 mcg per
oral (dapat diulang sesudah 4 jam jika
perlu).
b.
Segera lakukan
persiapan untuk pengeluaran hasil konsepsi dari uterus.
2.
Jika usia kehamilan
lebih dari 16 minggu:
a.
Tunggu ekspulsi spontan
hasil konsepsi kemudian evaluasi sisa-sisa hasil konsepsi
b.
Jika perlu , lakukan
infus 20 unit oksitosin dalam 500 ml cairan i.v. (larutan Ringer Laktat) dengan
kecepatan 40 tetes per menit untuk membantu ekspulsi hasil konsepsi
3. Pastikan
untuk tetap memantau kondisi ibu setelah penanganan
2.2.3
Abortus
Inkomplit ( Keguguran tidak lengkap ).
Sebagian
dari buah kehamilan telah dilahirkan tapi hanya sebagian (biasanya jaringan
plasenta) masih tertinggal di dalam rahim.
Gejala:
1.
Setelah terjadi abortus
dengan pengeluaran jaringan, perdarahan berlangsung terus.
2.
Sering serviks tetap
terbuka karena masih ada benda di dalam rahim yang dianggap korpus allinum,
maka uterus akan berusaha mengeluarkannya dengan mengadakan kontraksi. Tetapi
kalau keadaan ini dibiarkan lama, serviks akan menutup kembali.
Pemeriksaan:
USG
dilakukan bila kita ragu dengan diagnosis secara klinis. Besar uterus sudah
lebih kecil dari umur kehamilan dan kantonmg gestasi sudah sulit dikenali, di
kavum uteri tampak massa yang bentuknya tidak beraturan.
Penatalaksanaannya:
a.
Jika perdarahan tidak
seberapa banyak dan kehamilan kurang dari 16 minggu. Evakuasi dapat dilakukan
dengan cunam ovum untuk mengeluarkan hasil konsepsi melalui serviks. Jiak
perdarahan berhenti beri ergometrin 0,2 mg I.M. atau misoprostol 400 mcg per
oral.
b.
Jika perdarahan banyak
atau terus berlangsung dan usia kehamilan kurang dari 16 minggu, evakuasi sisa
hasil konsepsi dengan :
1.
Aspirasi vakum manual
merupakan metode evakuasi yang terpilih. Evakuasi dengan kuret tajam sebaiknya
hanya dilakukan jika aspirasi vakum manual tidak tersedia.
2.
Jiak evekuasi belum
dapat dilakukan segera, beri ergometrin 0,2 mg I.M. diulangi setelah 15 menit
jika perlu atau misoprostol 400 mcg peroral ( dapat diulangi setelah 4 jam jika
perlu)
c. Jika
kehamilan lebih dari 16 minggu:
1.
Berikan infuse
oksitosin 20 unit dalam 500 ml cairan I.V. ( Ringer Laktat) dengan kecepatan 40
tetes permenitsampai terjadi ekspulsi hasil konsepsi.
2.
Jika perlu berikan
misoprostol 200 mcg pervaginam setiap 4 jam sampai terjadi ekspulsi hasil
konsepsi ( maksimal 800 mcg)
3.
Evakuasi sisa hasil
konsepsi yang tertinggal dalam uterus
d. Pastikan
tetap memantau kondisi ibu setelah penanganan.
2.2.4
Abortus
Komplit ( Keguguran lengkap)
Seluruh
hasil konsepsi telah keluar dari kavum uteri
kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram.Semua hasil
konsepsi telah dikeluarkan, ostium uteri telah menutup, uterus sudah mengecil
sehingga perdarahan sedikit. Besar uterus tidak sesuai dengan umur kehamilan.
Penatalaksanaan:
1.
Tidak perlu evakuasi
lagi
2.
Observasi untuk meliaht
adanya perdarahan banyak
3.
Pastiakn untuk tetap
memantau kondisi ibu setelah penanganan
4.
Apabila terdapat anemi
sedang, berikan tablet sulfat ferrosus 600 mg perhari selama 2 minggu, jika
anemia berat berikan tranfusi darah
5.
Konseling asuhan pasca
keguguran dan pemantauan lanjut
2.2.5
Missed
Abortion (Keguguran tertunda )
Keadaan
dimana janin telah mati sebelum minggu ke- 22 tetapi tertahan di dalam rahim
selama 2 bulan atau lebih setelah janin mati.
Gejala:
1.
Rahim tidak membesar,
malahan mengecil karena absorbs air ketuban dan macerasi janin
2.
Buah dada mengecil
kembali
3.
Gejala-gejala lain yang
penting tidak ada, hanya amenore berlangsung terus.
Pemeriksaan:
1.
Tes urin kehamilan
biasanya negative setelah 1 minggu dari terhentinya pertumbuhan kehamilan.
2.
Pemeriksaan USG
didapatkan uterus yang mengecil, kantong gestasi yang mengecil dan bentuklnya
tidak beraturan disertai gambaran fetus yang tidak ada tanda-tanda kehidupan.
Penatalaksanaan:
1.
Pada umur kehamilan
kurang 12 minggu tindakan evakuasi dapat dilakukan secara langsung dengan
melakukan dilatasi dan kuretase bila serviks uterus memungkinkan
2.
Pada umur kehamilan
diatas 12 minggu dianjurkan untuk melakukan induksi terlebih dahulu untuk
mengeluarkan janin dilakukan dengan cara pemberian infuse I.V. cairan oksitosin
dimulai dari dosis 10 unit dalm 500 cc Dekstrose 5 % tetesan 20 tetes permenit
dapat diulangi sampai total oksitosin 50 unit dengan tetesan dipertahankan
untuk mencegah terjadinya retensi cairan tubuh.
2.2.6
Abortus
Habitualis ( Keguguran berulang-ulang )
Abortus
yang telah berulang dan berturut-turut terjadi sekurang-kurangnya 3 kali
berturut-turut .
Gejala:
Penderita
abortus Habitualis pada umumnya tidak sulit untuk menjadi hamil kembali, tetapi
kehamilannya berakhir dengan keguguran atau abortus secara berturut-turut.
Penyebab:
1.
Kelainan pada zigot
Kelainan genetik
pada suami atau istri dapat menjadi sebab kelainan pada zigot dengan akibat
terjadinya abortus. Dalam hubungan ini dianjurkan untuk menetapkan kariotipe pasangan
suami istri apabila terjadi sedikit-sedikitnya abortus berturu-turut 3 kali
atau janin yang dilahirkan menderita cacat.
2.
Gangguan fungsi
endometrium, yang menyebabkan gangguan implantasi ovum yang dibuahi atau
gangguan dalam pertumbuhan mudigah.
3.
Kelainan anatomik pada
uterus yang dapat menghalangi berkembangnya janin di dalam nya dengan sempurna.
Penanganan:
Jika abortus habitualis disebabkan
selain factor anatomis banyak yang mengaitkannya dengan reaksi imunologi yaitu
kegagalan reaksi terhadap antigen lymphocyte trophoblast cross reactive. Bial
reaksi terhadap antigen ini rendah atau tidak ada maka akan terjadi abortus.
Kelainan ini dapat diobati dengan tranfusi leokosit atau heparinisasi. Akan
tetapi decade terakhir menyebutkan perlunya mencari penyebab abortus ini secara
lengkap sehingga dapat diobati sesuai dengan penyebabnya.
KONSEP
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL DENGAN ABORTUS INKOMPLET
1 DATA SUBJEKTIF
Tanggal MRS : Jam:
Tanggal Pengkajian : No.
RM:
Oleh : Tempat
Pengkajian:
1.1 Identitas
Biodata
Nama
ibu : Nama suami :
Umur : Umur :
Agama : Agama :
Suku : Suku :
Pendidikan : Pendidikan :
Pekerjaan : Pekerjaan :
Alamat
: Alamat :
1.2 Keluhan
utama
Hal
yang ditanyakan adalah apakah ibu mengeluarkan flek-flek darah kemudian disusul
dengan keluarnya darah bergumpal dari kemaluannya dengan rasa nyeri.
1.3 Alasan
kunjungan
Yang
mendasarkan ibu melakukan kunjungan yaitu berupa keluhan (perdarahan)
1.4 Riwayat
menstruasi
Menarche : umur berapa pasien pertama
kali menstruasi, siklus haid teratur apa tidak, berapa hari lamanya haid,
bagaimana warna dan konsistensinya (cair atau menggumpal), bagaimana baunya,
apakah merasa nyeri atau tidak saat haid, bila “iya”, kapan? (apakah sebelum,
apakah sesudah haid), keputihan atau tidak, banyak atau tidak, konsistensinya,
bagaimana warna, bau atau tidak, gatal atau tidak.
1.2 Riwayat
obtetri yang lalu
No
|
Kehamilan
|
Persalinan
|
Nifas
|
KB
|
||||||||||
Suami
Ke
|
UK
|
Penyu
lit
|
Jenis
|
JK
|
BB
PB
|
H
M
|
Penyulit
|
Penolong
|
Penyulit
|
ASI
|
Metode
|
|||
1.3 Riwayat
kesehatan sekarang
Ibu mengalami
amenorea, ibu terbukti hamil, ibu mengeluarkan darah bergumpal-gumpal dari
vagina, ibu mengatakan nyeri yang hebat pada perut bagian bawah.
1.4 Riwayat
kesehatan yang lalu
Mengkaji
penyakit kronik yang diderita pasien yang dapat mempengaruhi kondisi kehamilan
dan apakh pasien pernah mengalami operasi.
1.5 Riwayat
kesehatan keluarga
Mendeteksi
masalah yang berkaitan dengan faktor genetik
1.6 Pola
kebiasaan sehari-hari
a. Pola
Nutrisi : kurangnya asupan nutria saat dan sebelum hamil
b. Pola
Istirahat : kurangnya kebutuhan istirahat ibu
c. Pola
Eliminasi : mengkaji BAB, BAK, adanya gangguan warna, bau, dan konsistensinya
d. Pola
Seksual : terlalu sering melakukan hubungan seksual
e. Pola
Kebersihan : mungkin ibu kurang menjaga kebersihan
f. Pola
Psikososial :
1. Psikologis
: cemas dan keadaannya
2. Sosial
: terjadi gangguan konsep diri
g. Latar
belakang budaya : kebiasaan selamatan 3 bulanan dan 7 bulanan
2.
DATA OBJEKTIF
Data
objective adalah data yang dilakukan pemeriksaan fisik yang terdiri dari
inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi serta pemeriksaan yang terdiri dari :
2.1 Pemeriksaan
umum
Tingkat kesadaran :
Keadaan umum :
TD : N : BB
:
S : RR
: LILA :
2.2 Pemeriksaan
fisik
a. Inspeksi
Muka : pucat +/-
Mata : konjungtiva pucat +/-,
simetris +/-
Bibir : pucat +/-
Mulut + bibir : mukosa bibir kering
atau tidak pucat, mengkaji mukosa bibir, lidah, caries gigi dan perdarahan gusi
+/-
Leher : mengkaji pembesaran
kelenjar tiroid, limfe, dan bendungan vena jugularis
Dada : mengkaji retraksi dada dan
kelainan bentuk payudara
Abdomen : mengkaji pembasaran perut
dengan usia kehamilan dan apakah ada bekas SC
Genetalia : keluar darah menggumpal
dan jumlah perdarahan cenderung lebih banyak dari darah haid. Perdarahan
tersebut bisa menyebabkan syok
Anus : mengkaji hemoroid
Punggung : mengkaji kelainan
punggung
Ekstremitas : mengkaji oedema dan
varices
b. Palpasi
Leher : mengkaji pembesaran
kelenjar tiroid, limfe dan bendungan vena jugularis
Dada : mengkaji massa pada payudara
c. Perkusi
Reflek patella
d. Auskultasi
DJJ tidak dikaji
e. Pemeriksaan
dalam
VT : serviks lunak, dilatasi dan
mendatar, jaringan plasenta dapat teraba/tidak
f. Pemeriksaan
penunjang
1. Darah
lengkap untuk mengetahui kondisi pasien secara detail dan menentukan terapi
yang dibutuhkan
2. Dari
pemeriksaan USG terdapat hasil dari sisa-sisa kehamilan
3. ASSASMENT
Dx
: G…P…A… UK dengan abortus inkomplit
Ds
: - ibu mengatakan amenorea selama 2
hari
-
Ibu mengatakan
mengeluarkan darah bergumpal dan nyeri
Do : -
Inspeksi genetalia terdapat bercak darah
-
Pemeriksaan dalam
-
Porsio teraba 1 jari
longgar
-
Teraba jaringan
-
Korpus uteri,
antefleksi agak membesar
KU
: baik Kesadaran : composmentis
TD
: menurun S : 36,5-37,5 c
N
: 76-120x/menit RR : 16-28x/menit
Masalah
:
Disesuaikan
dengan keadaan yang dirasakan ibu. Misalnya, Ibu cemas dengan keadaanya dan
berharap kehamilannya dapat diselamatkan
Diagnosa
Potensial :
G..
P..A.. UK.. dengan infeksius dan syok hipovolemik
3.4
PLANNING
3.4.1 Di Bidan
Praktek Mandiri
1. Menjelaskan hasil
pemeriksaan pada ibu.
E/ Ibu mengerti tentang
keadaannya sekarang.
2.
Menjelaskan pada
ibu dan keluarga bahwa ibu harus dirujuk ke Rumah Sakit
E/ Ibu dan keluarga mau
dilakukan rujukan ke Rumah Sakit
3.
Menyiapkan surat
rujukan.
E/
Surat rujukan sudah disiapkan.
4.
Menyiapakan
transportasi
E/ Alat transportasi sudah
disiapkan
5. Mendampingi dan
memberikan dukungan emosional pada ibu selama dirujuk ke Rumah Sakit
E/ Ibu sudah didampingi dan
diberi dukungan, ibu sudah agak tenang.
3.4.2 Di Rumah Sakit
1.
Menjelaskan hasil
pemeriksaan pada ibu.
E/ Ibu mengerti tentang
keadaannya sekarang.
2.
Mengobservasi tanda
vital dan keadaan umum ibu.
E/ Tanda vital dan keadaan umum
ibu sudah diobservasi.
3.
Menyiapkan inform
consent untuk tindakan kuretase yang akan dilakukan.
E/ Inform consent sudah
disetujui oleh keluarga pasien.
4.
Melakukan kolaborasi
dengan dokter untuk terminasi kehamilan.
E/
Kolaborasi dengan dokter sudah dilakukan dan terminasi kehamilan sudah
dilakukan.
5.
Melakukan
kolaborasi dengan dokter untuk pemberian antibiotik
E/ Antibiotik sudah diberikan
6.
Melakukan observasi
2 jam post kuretase
E/ Observasi selama 2 jam sudah
dilakukan.
7.
Memperbolehkan ibu
pulang jika keadaannya sudah stabil.
E/ Keadaan ibu sudah stabil dan
ibu diperbolehkan pulang.
8.
Menganjurkan ibu ke
poli kandungan untuk kontrol 2 minggu kemudian.
E/ ibu mengerti dan mau ke poli kandungan untuk
kontrol.
DAFTAR
PUSTAKA
Bagian
Obstetri dan Ginekologi FK UNPAD Bandung. 1984. Obstetri Patologi. Bandung:
Elstar Offset
Manuaba, Ida Bagus Gde.1998. Ilmu
Kebidanan, Penyakit Kandungan & Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan.Jakarta: EGC.
Mansjoer,
Arif, Dkk. 2001.Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius
Prawirohardjo,
Sarwono. 2006. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Prawirohardjo,
Sarwono. 2008.
Ilmu Kebidanan. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
1 komentar:
:-*
Posting Komentar