DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB.1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Tujuan Penulisan
BAB.2. ASPEK-ASPEK YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN ANAK
2.1. Periode Perkembanga Fisik dan Psikis
2.2. Pengaruh Internal dan Eksternal
2.3. Nilai Dan Nilai-nilai Agama
2.4. Membangun Harga Diri Anak
BAB.3. PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB. 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Secara
naluriah anak sudah mengembangkan empati sejak bayi. Awalnya empati
yang dimiliki sangat sederhana, yakni empati emosi. Misalnya pada usia
0-1 tahun, bayi bisa menangis hanya karena mendengar bayi lain menangis,
barulah di usia 1-2 tahun, anak menyadari kalau kesusahan temannya
bukanlah kesusahan yang mesti ditanggung sendiri. Walaupun demikian,
rasa empati pada anak harus diasah. Bila dibiarkan rasa empati tersebut
sedikit demi sedikit akan terkikis walau tidak sepenuhnya hilang,
tergantung dari lingkungan yang membentuknya.
Banyak
segi positif bila kita mengajarkan anak berempati. Mereka tidak akan
agresif dan senang membantu orang lain. Selain itu empati berhubungan
dengan kepedulian terhadap orang lain, tak heran kalau empati selalu
berkonotasi sosial seperti menyumbang, memberikan sesuatu pada orang
yang kurang mampu. Empati berarti menempatkan diri seolah-olah menjadi
seperti orang lain. Mempunyai rasa empati adalah keharusan seorang
manusia, karena di sanalah terletak nilai kemanusiaan seseorang. Oleh
karena itu, setiap orang tua wajib menduplikasikan rasa empati kepada
anak-anaknya. Menurut Ubaydillah (2005) empati adalah kemampuan kita
dalam menyelami perasaan orang lain tanpa harus tenggelam di dalamnya.
Empati adalah kemampuan kita dalam mendengarkan perasaan orang lain
tanpa harus larut.
Empati
adalah kemampuan kita dalam meresponi keinginan orang lain yang tak
terucap. Kemampuan ini dipandang sebagai kunci menaikkan intensitas dan
kedalaman hubungan kita dengan orang lain (connecting with). Selain itu
Empati merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam melakukan hubungan
antar pribadi dengan coba memahami suatu permasalahan dari sudut pandang
atau perasaan lawan bicara. Melalui empati, individu akan mampu
mengembangkan pemahaman yang mendalam mengenai suatu permasalahan.
Memahami orang lain akan mendorong antar individu saling berbagi. Empati
merupakan kunci pengembangan leadership dalam diri individu.
1.2. Tujuan
Makalah
ini mengambil tema “Mengenal aspek-aspek yang mempengaruhi perkembangan
anak” dengan tujuan untuk memberikan pedoman-pedoman penting dalam
membimbing anak sehingga dapat terbentuk fisik dan psikis anak yang kuat dalam berinteraksi secara baik dengan lingkungan keluarga dan masyarakat di fase usianya.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas sofksill psikologi sebagai bahan pertimbangan untuk penilaian.
BAB.2.
ASPEK-ASPEK YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN ANAK
2.1. Periodisasi Perkembangan Fisik dan Psikis
Setiap
orang akan mengalami periodisasi dalam perkembangannya, begitu juga
sebaliknya perkembangan masa anak-anak akan mengalami periodisasi dari
mulai lahir, bicara dan mulai merangkak. Menurut Munandar (1985),
ditinjau dari sudut psikologi masa anak dibagi menjadi : a) Masa bayi,
yaitu sejak lahir sampai akhir tahun kedua. b) Masa anak awal atau masa
kanak-kanak, yaitu permulaan tahun ketiga sampai usia 6 tahun. Masa ini
disebut pula masa anak prasekolah. c) Masa anak lanjut atau masa anak
sekolah, yaitu dari usia 6-12 tahun atau 13 tahun, masa ini disebut pula
masa anak usia sekolah dasar pada usia ini biasanya anak duduk di
sekolah dasar. d) Masa remaja, yaitu dari usia 13-18 tahun.
Hurlock
(1990), membagi periodisasi masa anak menjadi dua, yaitu : early
childhood pada usia 2-6 tahun dan late childhood pada usia 6 -12 tahun,
sedangkan usia 0-1 tahun merupakan masa bayi, dimana pada masing-masing
periode mempunyai ciri-ciri yang dapat membedakan pengertian anak dengan
orang dewasa. Lebih lanjut lagi Havighust (dalam Kasiram, 1994),
membagi masa anak menjadi dua juga, yaitu : 1-6 tahun sebagai masa
kanak-kanak (infancy dan early childhood), dan usia 6-12 tahun yang
merupakan masa sekolah atau periode intelektual (middle childhood).
Salah
satu dasar untuk menentukan apakah seorang anak telah mengalami
perkembagan dengan baik adalah memulai apa yang disebut dengan
tugas-tugas perkembangan atau Development Task.
Tugas perkembangan masa anak menurut Munandar (1985) adalah belajar
berjalan, belajar mengambil makanan yang padat, belajar berbicara,
toilet training, belajar membedakan jenis kelamin dan dapat kerja
kooperatif, belajar mencapai stabilitas fisiologis, pembentukan
konsep-konsep yang sederhana mengenai kenyataan sosial dan fisik,
belajar untuk mengembangkan diri sendiri secara emosional dengan orang
tua, sanak saudara dan orang lain serta belajar membedakan baik dan
buruk.
Menurut
Havighurts (dalam Gunarsa, 1986) tugas-tugas perkembangan pada anak
bersumber pada tiga hal, yaitu : kematangan fisik, rangsangan atau
tuntutan dari masyarakat dan norma pribadi mengenai
aspirasi-aspirasinya. Tugas-tugas perkembangan tersebut adalah sebagai
berikut: tugas-tugas perkembangan anak usia 0-6 tahun, meliputi belajar
memfungsikan visual motoriknya secara sederhana, belajar memakan makanan
padat, belajar bahasa, kontrol badan, mengenali realita sosial atau
fisiknya, belajar melibatkan diri secara emosional dengan orang tua,
saudara dan lainnya, belajar membedakan benar atau salah serta membentuk
nurani. Tugas-tugas perkembangan anak usia 6-12 tahun adalah
menggunakan kemampuan fisiknya, belajar sosial, mengembangakan
kemampuan-kemampuan dasar dalam membaca, menulis, dan menghitung,
memperoleh kebebasan pribadi, bergaul, mengembangkan konsep-konsep yang
dipadukan untuk hidup sehari-hari, mempersiapkan dirinya sebagai jenis
kelamin tertentu, mengembangkan kata nurani dan moral, menentukan skala
nilai dan mengembangkan sikap terhadap kelompok sosial atau lembaga
(Havighurts dalam Gunarsa, 1986).
Menurut
Havighurst (dalam Hurlock, 1980) tugas perkembangan pada masa anak-anak
adalah sebagai berikut: a) Mempelajari ketrampilan fisik yang
diperlukan untuk permainan-permainan yang umum. b) Membangun sikap yang
sehat mengenai diri sendiri sebagai mahluk yang sedang tumbuh. c)
Belajar menyesuaikan diri dengan teman-teman seusianya d) Mulai
mengembangkan peran sosial pria atau wanita yang tepat e) Mengembangkan
ketrampilan-ketrampilan dasar untuk membaca, menulis dan berhitung f)
Mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan untuk kehidupan
sehari-hari g) Mengembangkan hati nurani, pengertian moral, dan tata dan
tingkatan nilai h) Mengembangkan sikap terhadap kelompok-kelompok
sosial dan lembaga-lembaga i) Mencapai kebebasan pribadi.
Perkembangan
seorang anak seperti yang telah banyak terurai di atas, tidak hanya
terbatas pada perkembangan fisik saja tetapi juga pada perkembangan
mental, sosial dan emosional. Tugas-tugas pada masa setiap perkembangan
adalah satu tugas yang timbul pada suatu periode tertentu dalam hidup
seseorang, dimana keterbatasan dalam menyelesaikan tugas ini menimbulkan
perasaan bahagia serta keberhasilan pada tugas berikutnya, sedangkan
kegagalan akan menimbulkan ketidak bahagiaan dan kesulitan atau hambatan
dalam menyelesaikan tugas berikutnya.
Anak
adalah makhluk sosial seperti juga orang dewasa. Anak membutuhkan orang
lain untuk dapat membantu mengembangkan kemampuannya, karena anak lahir
dengan segala kelemahan sehingga tanpa orang lain anak tidak mungkin
dapat mencapai taraf kemanusiaan yang normal. Menurut John Locke
(dalam Gunarsa, 1986) anak adalah pribadi yang masih bersih dan peka
terhadap rangsangan-rangsangan yang berasal dari lingkungan. Augustinus
(dalam Suryabrata, 1987), yang dipandang sebagai peletak dasar permulaan
psikologi anak, mengatakan bahwa anak tidaklah sama dengan orang
dewasa, anak mempunyai kecenderungan untuk menyimpang dari hukum dan
ketertiban yang disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan pengertian
terhadap realita kehidupan, anak-anak lebih mudah belajar dengan
contoh-contoh yang diterimanya dari aturan-aturan yang bersifat memaksa.
Sobur (1988), mengartikan anak sebagai orang yang mempunyai pikiran, perasaan, sikap dan minat berbeda dengan orang dewasa dengan segala keterbatasan. Haditono (dalam Damayanti, 1992), berpendapat bahwa anak merupakan mahluk yang membutuhkan pemeliharaan, kasih sayang dan tempat bagi perkembangannya. Selain itu anak merupakan bagian dari keluarga, dan keluarga memberi kesempatan bagi anak untuk belajar tingkah laku yang penting untuk perkembangan yang cukup baik dalam kehidupan bersama.
Sobur (1988), mengartikan anak sebagai orang yang mempunyai pikiran, perasaan, sikap dan minat berbeda dengan orang dewasa dengan segala keterbatasan. Haditono (dalam Damayanti, 1992), berpendapat bahwa anak merupakan mahluk yang membutuhkan pemeliharaan, kasih sayang dan tempat bagi perkembangannya. Selain itu anak merupakan bagian dari keluarga, dan keluarga memberi kesempatan bagi anak untuk belajar tingkah laku yang penting untuk perkembangan yang cukup baik dalam kehidupan bersama.
Pengertian
anak juga mencakup masa anak itu exist (ada). Hal ini untuk menghindari
keracunan mengenai pengertian anak dalam hubugannya dengan orang tua
dan pengertian anak itu sendiri setelah menjadi orang tua. Kasiram
(1994), mengatakan anak adalah makhluk yang sedang dalam taraf
perkembangan yang mempunyai perasaan, pikiran, kehendak sendiri, yang
kesemuannya itu merupakan totalitas psikis dan sifat-sifat serta
struktur yang berlainan pada tiap-tiap fase perkembangannya.
Dalam proses perkembangan manusia, dijumpai
beberapa tahapan atau fase dalam perkembangan, antara fase yang satu
dengan fase yang lain selalu berhubungan dan mempengaruhi serta memiliki
ciri-ciri yang relatif sama pada setiap anak. Disamping itu juga
perkembangan manusia tersebut tidak terlepas dari proses pertumbuhan,
keduanya akan selalu berkaitan. Apabila pertumbuhan sel-sel otak anak
semakin bertambah, maka kemampuan intelektualnya juga akan berkembang.
Proses perkembangan tersebut tidak hanya terbatas pada perkembangan
fisik, melainkan juga pada perkembangan psikis.
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa anak merupakan mahkluk sosial, yang
membutuhkan pemeliharaan, kasih sayang dan tempat bagi perkembangannya,
anak juga mempunyai perasaan, pikiran, kehendak tersendiri yang
kesemuanya itu merupakan totalitas psikis dan sifat-sifat serta struktur
yang berlainan pada tiap-tiap fase perkembangan pada masa kanak-kanak
(anak). Perkembangan pada suatu fase merupakan dasar bagi fase
selanjutnya.
2.2. Pengaruh Internal dan Eksternal
Orang
tua mempunyai fungsi yang penting dalam keluarga. Diantara
fungsi-fungsi tersebut antara lain (dalam Soelaeman, 1987): 1) Fungsi
religius. Artinya orang tua mempunyai kewajiban memperkenalkan dan
mengajak anak dan anggota lainnya kepada kehidupan beragama. Soelaeman
(1987) memberikan penjelasan bahwa untuk melaksanakan fungsi ini, orang
tua sebagai tokoh inti dalam keluarga itu harus terlebih dahulu
menciptakan iklim yang religius dalam keluarga itu, yang dapat dihayati
oleh seluruh anggotanya; 2) Fungsi edukatif. Pelaksanaan fungsi edukatif
keluarga merupakan salah satu tanggung jawab yang dipikul oleh orang
tua. Sebagai salah satu unsur pendidikan keluarga merupakan lingkungan
pendidikan yang pertama bagi anak.
Orang tua harus mengetahui tentang pentingnya pertumbuhan, perkembangan
dan masa depan seorang anak secara keseluruhan. Ditangan orang
tuanyalah masalah-masalah yang menyangkut anak, apakah dia akan tumbuh
menjadi orang yang suka merusak dan menyeleweng atau ia akan tumbuh
menjadi orang baik; 3) Fungsi protektif. Soelaeman (1987) memberikan
gambaran pelaksanaan fungsi lingkungan, yaitu dengan cara melarang atau
menghindarkan anak dari perbuatan-perbuatan yang tidak diharapkan,
mengawasi atau membatasi perbuatan anak dalam hal-hal tertentu
menganjurkan atau menyuruh mereka untuk melakukan perbuatan-perbuatan
yang diharapkan mengajak bekerja sama dan saling membantu, memberikan
contoh dan tauladan dalam hal-hal yang diharapkan; 4) Fungsi
Sosialisasi. Tugas orang tua dalam mendidik anaknya tidak saja mencakup
pengembangan pribadi, agar menjadi pribadi yang mantap tetapi meliputi
pula mempersiapkannya menjadi anggota masyarakat yang baik. Sehubungan
dengan itu perlu dilaksanakan fungsi sosialisasi anak. Melaksanakan
fungsi sosialisasi itu berarti orang tua memiliki kedudukan sebagai
penghubung anak dengan kehidupan sosial dan norma-norma sosial, dan
membutuhkan fasilitas yang memadai; 5) Fungsi ekonomis. Meliputi;
pencarian nafkah, perencanaan serta pembelajarannya. Keadaan ekonomi
sekeluarga mempengaruhi pula harapan orang tua akan masa depan anaknya
serta harapan anak itu sendiri. Orang tua harus dapat mendidik anaknya
agar dapat memberikan penghargaan yang tepat terhadap uang dan
pencariannya, disertai pula pengertian kedudukan ekonomi keluarga secara
nyata, bila tahap perkembangan anak telah memungkinkan.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa fungsi orang tua pada anaknya antara lain menanamkan kehidupan beragama, memberikan pendidikan dalam masa perkembangan anak, menjadi penghubung dalam kehidupan sosial anak, dan memberikan nafkah secara ekonomi demi keberlangsungan anak
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa fungsi orang tua pada anaknya antara lain menanamkan kehidupan beragama, memberikan pendidikan dalam masa perkembangan anak, menjadi penghubung dalam kehidupan sosial anak, dan memberikan nafkah secara ekonomi demi keberlangsungan anak
Pengaruh Musik Pada Anak
Penelitian membuktikan bahwa musik, terutama musik klasik sangat mempengaruhi perkembangan IQ (Intelegent Quotien) dan EQ (Emotional Quotien).
Seorang anak yang sejak kecil terbiasa mendengarkan musik akan lebih
berkembang kecerdasan emosional dan intelegensinya dibandingkan dengan
anak yang jarang mendengarkan musik. Yang dimaksud musik di sini adalah
musik yang memiliki irama teratur dan nada-nada yang teratur, bukan
nada-nada "miring". Tingkat kedisiplinan anak yang sering mendengarkan
musik juga lebih baik dibanding dengan anak yang jarang mendengarkan
musik.
Grace Sudargo,
seorang musisi dan pendidik mengatakan, "Dasar-dasar musik klasik
secara umum berasal dari ritme denyut nadi manusia sehingga ia berperan
besar dalam perkembangan otak, pembentukan jiwa, karakter, bahkan raga
manusia".
Penelitian
menunjukkan, musik klasik yang mengandung komposisi nada berfluktuasi
antara nada tinggi dan nada rendah akan merangsang kuadran C pada otak.
Sampai usia 4 tahun, kuadran B dan C pada otak anak-anak akan berkembang
hingga 80 % dengan musik.
"Musik sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Musik memiliki 3 bagian penting yaitu beat, ritme, dan harmony", demikian kata Ev. Andreas Christanday dalam suatu ceramah musik. "Beat mempengaruhi tubuh, ritme mempengaruhi jiwa, sedangkan harmony mempengaruhi roh".
Contoh paling nyata bahwa beat sangat mempengaruhi tubuh adalah dalam
konser musik rock. Bisa dipastikan tidak ada penonton maupun pemain
dalam konser musik rock yang tubuhnya tidak bergerak. Semuanya bergoyang
dengan dahsyat, bahkan cenderung lepas kontrol. Kita masih ingat dengan
"head banger", suatu gerakan memutar-mutar kepala mengikuti irama music
rock yang kencang. Dan tubuh itu mengikutinya seakan tanpa rasa lelah.
Jika hati kita sedang susah, cobalah mendengarkan musik yang indah, yang
memiliki irama (ritme) yang teratur. Perasaan kita akan lebih enak dan
enteng. Bahkan di luar negeri, pihak rumah sakit banyak memperdengarkan
lagu-lagu indah untuk membantu penyembuhan para pasiennya. Itu suatu
bukti, bahwa ritme sangat mempengaruhi jiwa manusia. Sedangkan harmony
sangat mempengaruhi roh. Jika kita menonton film horor, selalu terdengar
harmony (melodi) yang menyayat hati, yang membuat bulu kuduk kita
berdiri. Dalam ritual-ritual keagamaan juga banyak digunakan harmony
yang membawa roh manusia masuk ke dalam alam penyembahan. Di dalam
meditasi, manusia mendengar harmony dari suara-suara alam
disekelilingnya. "Musik yang baik bagi kehidupan manusia adalah musik
yang seimbang antara beat, ritme, dan harmony", ujar Ev. Andreas Christanday.
Seorang
ahli biofisika telah melakukan suatu percobaan tentang pengaruh musik
bagi kehidupan makhluk hidup. Dua tanaman dari jenis dan umur yang sama
diletakkan pada tempat yang berbeda. Yang satu diletakkan dekat dengan
pengeras suara (speaker) yang menyajikan lagu-lagu slow rock dan heavy
rock, sedangkan tanaman yang lain diletakkan dekat dengan speaker yang
memperdengarkan lagu-lagu yang indah dan berirama teratur. Dalam
beberapa hari terjadi perbedaan yang sangat mencolok. Tanaman yang
berada di dekat speaker lagu-lagu rock menjadi layu dan mati, sedangkan
tanaman yang berada di dekat speaker lagu-lagu indah tumbuh segar dan
berbunga. Suatu bukti nyata bahwa musik sangat mempengaruhi kehidupan
makhluk hidup.
Alam
semesta tercipta dengan musik alam yang sangat indah. Gemuruh ombak di
laut, deru angin di gunung, dan rintik hujan merupakan musik alam yang
sangat indah. Dan sudah terbukti, bagaimana pengaruh musik alam itu bagi
kehidupan manusia.
Wulaningrum Wibisono, S.Psi
mengatakan, "Jikalau Anda merasakan hari ini begitu berat, coba periksa
lagi hidup Anda pada hari ini. Jangan-jangan Anda belum mendengarkan musik dan bernyanyi".
2.3. Nilai Dan Nilai-nilai Agama
Anak
mampu memperhatikan perilaku keagamaan yang diterima melalui inderanya,
anak mulai meniru perilaku keagamaan secara sederhana dan mulai
mengekspresikan rasa saying dan cinta kasih, anak mampu meniru secara
terbatas perilaku baik atau sopan, anak mampu meniru dan mengucapkan
bacaan doa/lagu keagamaan dan gerakan beribadah secara sederhana, mulai
berperilaku baik atau sopan bila diingatkan, anak mampu mengucapkan
bacaan doa/lagu-lagu keagamaan, meniru gerakan beribadah, mengikuti
aturan serta mampu belajar berperilaku baik dan sopan bila diingatkan,
anak mampu melakukan perilaku keagamaan secara berurutan dan mulai
belajar membedakan perilaku baik dan buruk.
· Sosial Ekonomi
Anak
mampu membangun interaksi dengan merspon kehadiran orang lain, anak
mampu berinteraksi dengan lingkungan terdekatnya (keluarga), dan
menunjukkan keinginannya dengan kuat, anak mampu berinteraksi dan
mengenal dirinya, dan menunjukkan keinginannya dengan kuat, anak mampu
berinteraksi, dapat menunjukkan rekasi emosi yang wajar, serta mulai
menunjukkan rasa percata diri serta mulai dapat menjaga diri sendiri
anak mampu berinteraksi dan mulai mematuhi aturan, dapat mengendalikan
emosinya, menunjukkan rasa percaya diri dan dapat menjaga diri sendiri.
· Kognitif
Anak
mampu menyadari keberadaan benda yang tidak dilihatnya, anak
bereksplorasi melalui indera dan motoriknya terhadap benda yang ada
disekitarnya. Anak mampu mengenal benda dan memanipulasi obyek/benda, anak
mampu mengenal konsep sederhana dan dapat mengklasifikasi,aAnak mampu
mengenal dan memahami berbagai konsep sederhana dalam kehidupan
sehari-hari, anak mampu memahami konsep sederhana dan dapat memecahkan
masalah sederhana dalam kehidupan sehari-hari.
· Bahasa
Anak
mampu merespon suara, anak mampu mengerti isyarat dan perkataan orang
lain serta mengucapkan keinginannya secara sederhana, anak dapat
mendengarkan, dan berkomunikasi secara lisan dengan kalimat sederhana,
anak dapat mendengarkan, berkomunikasi secara lisan serta memiliki
perbendaharaan kosa kata yang semakin banyak, anak dapat berkomunikasi
secara lisan, memiliki perbendaharaan kata-kata dan mengenal
symbol-simbol, anak dapat berkomunikasi secara lisan, memiliki
perbendaharaan kata, serta mengenal symbol-simbol untuk persiapan
membaca, menulis dan berhitung.
· Fisik
Anak
mampu menggerakkan tangan, lengan, kaki, kepalan dan badan, anak mampu
menggerakan anggota tubuhnya dalam rangka latihan kekuatan otot tangan,
otot punggung dan otot kaki untuk menjaga keseimbangan, anak mampu
melakukan gerakan seluruh anggota tubuhnya secara terkoordinasi, anak
mampu melakukan gerakan secara terkoordinasi dalam rangka kelenturan,
keseimbangan dan kelincahan.
· Seni
Anak
mampu bereaksi terhadap irama yang didengarnya, anak mampu meniru suara
dan gerak secara sederhana, anak mampu melakukan berbagai gerakan
anggota tubuhnya seseuai dengan irama dapat mengekspresikan diri dalam
bentuk goresan sederhana, anak mampu melakukan berbagai gerakan sesuai
irama , menyajikan dan berkarya seni, anak mampu mengekspresikan diri
dengan menggunakan berbagai media/bahan dalam berkarya seni melalui
kegiatan eksplorasi, anak mampu mengekspresikan diri dan berkreasi
dengan berbagai gagasan dan menggunakan berbagao media/bahan menjadi
suatu karya seni.
2.4. Membangun Harga Diri Anak
Sebagai
orang tua tentunya kita semua tahu apa yang terbaik untuk anak kita,
karena setiap anak adalah unik, mereka memiliki kebutuhan yang
berbeda-beda, kemampuan dan bakat yang berbeda, sifat yang berbeda.
Karena itu yang paling memahami anak adalah orang tuanya sendiri.
Namun, berikut adalah sedikit tips dan trick yang mungkin dapat berguna bagi orang tua:
Do…
· Cintailah anak apa adanya, dengan segala kelebihan dan kekurangannya.
· Tunjukkanlah kepada mereka bahwa anda mencintainya.
· Berhati-hatilah
dengan perkataan anda, orangtua adalah manusia yang tentunya juga bisa
khilaf saat marah, namun berusahalah untuk selalu menjaga perkataan
anda, karena terkadang kata-kata yang ‘menjatuhkan’ bisa membekas di
hati mereka.
· Berilah pujian atas keberhasilan mereka.
· Dengarkan lah cerita mereka, berikan simpati atas masalah yang mereka hadapi.
· Berikan dorongan kepada mereka untuk berpikir sendiri dan melakukan hal-hal yang mereka senangi.
· Berikan kesempatan untuk mereka melakukan hal-hal yang baru, jangan tergesa-gesa menawarkan bantuan.
· Luangkan waktu untuk bersama mereka, sekedar bersantai dan bermain, atau bertukar cerita.
· Berilah mereka tanggung jawab sesuai dengan umurnya.
· Ajari mereka bertanggung jawab atas perbuatannya, misalnya meminta maaf pada teman saat melakukan kesalahan.
Don’t…
· Jangan hanya mencintainya pada saat dia melakukan hal-hal yang sesuai keinginan anda.
· Jangan membandingkan anak dengan orang lain.
· Jangan melontarkan kritikan yang tidak membangun, seperti: “Kamu pemalas, tidak berguna”.
· Jangan menyalahkan anak atas sesuatu yang anda lakukan.
BAB.3. PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Mempersiapkan
fisik dan psikis anak sangat penting dalam masa perkembangan dengan
memahami aspek-aspek yang dapat mempengaruhinya.
Memberi reward atau punishmnet kepada anak secara proporsional agar anak mendapatkan keseimbangan dalam melakukan aktifitasnya secara alamiah dan naluriah .
Peran orang tua sangat dominan dan diperlukan dalam mempersiapkan tumbuh kembang anak secara aktif.
3.2. Saran
Dengan
tersusunya makalah ini diharapkan dapat memberikan pencerahan mengenai
seberapa pentingnya memperhatikan perkembangan anak secara benar.
Disamping itu pula penulis mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan penyusunan makalah selanjutnya, terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
1. http://FILE.UPI/AI.PHP/DIR=Direktori/A_FIP/JUR.PEND...
2. KOMPASfemale - Tempointeraktif.com
3. http://www.angelfire.com/matrixs/psikologi.htm
4. Suryabrata, Sumadi, 2000. Pengembangan Alat Ukur Psikologis. Yogyakarta: ANDI.
5. Hurluck, E. , 1990. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga.
6. Hurlock, Elizabeth B., 1973. Adolescent Development. Tokyo: Mc Graw-Hill Kogakusha Ltd,
7. Blog Dunia Psikologi - Posted on Desember 26th, 2009 in Psikologi Anak by Admin Blog
0 komentar:
Posting Komentar