KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan petunjuknya sehingga makalah “PSIKOLOGI KESEHATAN”
dapat diselesaikan sebagai mana mestinya meskipun dalam bentuk yang
sederhana dan masih terdapat kekurangan yang masih memerlukan perbaikan
seperlunya.
Kami
menyadari sepenuhnya bahwa penyelesaian makalah ini tidak dapat kami
selesaikan tanpa adanya bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu patutlah kiranya kami sampaikan rasa syukur dan ucapan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu.
Kuala Kapuas 2011
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
Kata
Pengantar................................................................................................................... i
Daftar
Isi............................................................................................................................ ii
BAB I PENDEHULUAN................................................................................................. 1
A. Latar Belakang......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah..................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................. 2
A. Psikologi Kesehatan................................................................ 2
B. Pola Perilaku............................................................................... 2
C. Terminologi Kesehatan......................................................... 5
D. Penyakit – Kesakitan............................................................... 5
E. Perilaku Kesehatan................................................................. 6
F. Status Kesehatan...................................................................... 6
G. Faktor Resiko Dan Faktor Protektif....................................... 6
BAB III PENUTUP.......................................................................................................... 7
A. Kesimpulan.......................................................................... 7
B. Saran.................................................................................... ‘ ,7
DAFTAR PUSTA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Psikologi
Kesehatan dikembangkan untuk memahami pengaruh psikologis terhadap
bagaimana seseorang menjaga dirinya agar tetap sehat, dan mengapa mereka
menjadi sakit dan untuk menjelaskan apa yang mereka lakukan saat mereka
jatuh sakit. Selain
mempelajari hal-hal tersebut di atas, psikologi kesehatan mempromosikan
intervensi untuk membantu orang agar tetap sehat dan juga mengatasi
kesakitan yang dideritanya.
Psikologi
kesehatan tidak mendefinisikan sehat sebagai tidak sakit. Sehat dilihat
sebagai pencapaian yang melibatkan keseimbangan antara kesejahteraan
fisik, mental dan sosial. Psikologi kesehatan mempelajari seleruh aspek
kesehatan dan sakit sepanjang rentang hidup. Psikologi kesehatan fokus
pada pemeliharaan dan peningkatan kesehatan, seperti bagaimana mendorong
anak mengembangkan kebiasaan hidup sehat, bagaimana meningkatkan
aktivitas fisik, dan bagaimana merancang suatu kampanye yang dapat
mendorong orang lain memperbaiki pola makannya, maupun kesehatan mental
remaja.
Dimana
kita ketahui, remaja terkadang melakukan tindakan-tindakan yang tidak
realistis, bahkan cenderung melarikan diri dari tanggung jawabnya.
Perilaku mengalihkan masalah yang dihadapi dan mengkonsumsi minuman
beralkohol banyak dilakukan oleh kelompok remaja, bahkan sampai mencapai
tingkat ketergantungan penyalahgunaan obat terlarang dan zat adiktif.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
- Upaya apa yang dilakukakn orang tua untuk menanam cara hidup sehat bagi remaja?
- Bagaimana upaya untuk mendorong anak atau remaja untuk mengembangkan cara hidup sehat?
BAB II
PEMBAHASAN
A. PSIKOLOGI KESEHATAN
Seperti
yang kita lihat pada pembahasan diatas, renovasi-renovasi di dalam
pendekatan-pendekatan memiliki reaksi yang keras terhadap disiplin
psikologi sendiri. Karena adanya minat terhadap bidang baru ini, suatu
disiplin ilmu baru muncul. Definisi psikologi kesehatan mencakup
definisi sebagai berikut :
1.
|
Psikologi
kesehatan menyangkut bagian khusus dari bidang ilmiah psikologi yang
memfokuskan pada studi perilaku yang memiliki kaitan dengan kesehatan
dan penerapan dari kesehatan ini.
|
2.
|
Penekanan
pada peran perilaku yang normal di dalam mempromosikan kesehatan
(promosi kesehatan dan pencegahan dasar) pada level mikro, meso dan
makro dan menyembuhkan penyimpangan kesehatan.
|
3.
|
Banyak bidang psikologi yang berbeda dapat memberikan sumbangan kepada bidang psikologi kesehatan.
|
B.POLA PERILAKU
Penelitian-penelitian
yang terbaru banyak dilakukan untuk meneliti factor-faktor kepribadian
dan atau pola-pola perilaku sebagai factor resiko untuk penyakit jantung
koroner dan penyakit kardiovaskuler.
1.
|
Perilaku
tipe A Tipe A pertama kali digambarkan secara jelas dan diukur oleh
Friedman dan Rosenman di tahun 1959. aslinya hal ini digambarkan
sebagai gaya perilaku dan emosi. Sekarang beberapa penulis memandang
tipe A sebagai cirri sifat kepribadian yang pasti, sementara yang lain
menggambarkan hal ini sebagai pola penggiatan perilaku yang kuat dan
terus menerus yang biasanya merupakan dimulai dari diri sendiri. Tipe A
meliputi disposisi perilaku, perilaku dan rsepon emosional yang
khusus. Kebanyakan para penulis setuju dengan adanya tiga ciri-ciri
utama tipe A :
| ||||||
2.
|
kali
lipat untuk mengalami CHD. Sebagai tambahan, orang-orang tipe A
memiliki gaya coping terhadap stress yang berbeda dan lebih cenderung
untuk menggunakan control terhadap lingkungan mereka. Bagaimanapun
sejak tahun 1980-an hasil-hasil riset menjadi lebih membingungkan dan
banyak peneliti tidak menemukan hubungan yang signifikan antara
perilaku tipe A dan penyakit jantung koroner sama sekali. Walaupun
besarnya kesulitan-kesulitan dalam pengukuran perilaku tipe A, malahan
definisi operasional perlu diperkuat dan penelitian epidemiologis
masa depan harus mengusahakan secara prospektif memvalidasi
komponen-komponen tipe A melawan perkembangan CHD. Tipe A juga telah
diteliti pada anak-anak dan remaja. Penelitian tersebut menunjukkan
bahwa anak-anak tipe A lebih reaktif terhadap stress daripada anak-anak
yang non tipe A. Pada umunya, anak-anak pria lebih memiliki
kemungkinan meniru perilaku tipe A dan orang tua mereka daripada
anak-anak perempuan. Hal ini menunjukkan bahwa tipe A berkembang
sebagai interaksi antara keturunan dan gaya pengasuhan. Selanjutnya
Nay & Wagner mengetahui bahwa anak-anak tipe A memiliki harga diri
lebih rendah, lebih eksternal locus of controlnya dan tingkat
kecemasan lebih tinggi daripada teman-teman yang bukan tipe A.
Mekanisme coping terhadap stress dan tipe kognisi juga mungkin berbeda
antara subjek tipe A dan tipe B.
| ||||||
Kepribadian
ketabahan Hardiness Tipe kepribadian atau pola perilaku lain yang
sering dibicarakan akhir-akhir ini adalah ketabahan (hardiness atau
hardy personality) sebuah gagasan konsep dari kobasa.
Konseptualisasinya tentang hardiness sebagai tipe kepribadian yang
penting sekali pada perlawanan terhadap stress, didapat dari teori
eksistensial kepribadian. Dia mulai dengan adanya perbedaan-perbedaan
interpersonal dalam control pribadi dan mengkombinasikan variable ini
dengan yang lain, agar dapat dihasilkan tipe kepribadian yang lebih
komprehensif. Hardiness memasukkan tiga sifat dasar :
| |||||||
|
Hardiness
dianggap menjaga seseorang tetap sehat walaupun mengalami
kejadian-kejadian hidup yang penuh stress. Meskipun Kobasa sendiri dan
ahli lain menekankan bukti penelitian yang kuat yang mendukung
keadaan dan relevansi hardiness, ada juga banyak kritik. Kritikan yang
diberikan pada kepribadian tipe A berlaku pul untuk tipe hardiness;
operasionalisasi komponen tersebut nampak sulit, tidak semua dari
komponen membantu prediksi hasil kesehatan (misalnya tantangan) dan
masalah utama tentang perannya penengah dalam kondisi dan perilaku
kesehatan seseorang tidak terjawab dengan tuntas.
| ||||||
3.
|
Lain-lain
Optimisme dan perasaan pertalian akhir-akhir ini telah untuk melihat
kemampuannya dalam ramalan penyembuhan pembedaan. Keduanya ditemukan
sangat mampu meramalkan perbaikan dalam aspek-aspek positif dari
penyembuhan setelah mengontrol tingkat pre pembedahan. Perasaan
pertalian ditemukan menjadi predictor lebih penting dari pada
optimisme dalam konteks ini. Bagaimanapun kedua factor kepribadian ini
tidak memprediksikan perbaikan dalam penderitaan atau nyeri, dekat
dengan factor perasaan pertalian adalah konsep integrity. Sampai
sekarang tipe kepribadian yang lain belum dapat dijelaskan dengan
gambling seperti halnya tipe A dan tipe ketabahan. Jelaskan, ditemukan
banyak overlap antara konsep tersebut dan metode ukuran kurang
konsisten. Disamping itu, masih ada kebutuhan untuk penelitian
prospektif yang menyelidiki kualitas interaktif dari factor
kepribadian tersebut, dengan variable kepribadian lainnya dan variable
lingkungan. Kami akan memberi satu contoh yang menggambarkan
kompleksitas factor-faktor kepribadian tersebut. Telah dinyatakan bahwa
aspek-aspek hardiness meliputi aspek optimisme. Dalam gilirannya,
optimisme telah diteliti dari perspektif atribusi; beberapa pengarang
menyatakan bahwa optimisme dikaitkan dengan gaya atribusi seseorang.
Atribusi-atribusi pada gilirannya, dikaitkan dengan keinginan untuk
mengontrol lingkungan. Dan ini sebenarnya merupakan satu dari konsep
dasar hardiness. Jadi, melangkah dari satu gaya kepribadian ke gaya
kepribadian lain, kita tinggal dalam lingkaran setan. Jelaslah masih
perlu banyak penelitian untuk menjelaskan hubungan antara tipe-tipe
kepribadian dengan hasil kesehatan.
|
C.TERMINOLOGI KESEHATAN
Kesehatan
adalah salah satu konsep yang telah sering digunakan namun sukar
dijelaskan artinya. Factor yang berbeda menyebabkan sukarnya
mendefinisikan kesehatan, kesakitan dan penyakit. Meskipun begitu,
kebanyakan sumber ilmiah setuju bahwa definisi kesehatan apapun harus
mengandung paling tidak komponen biomedis, personal dan sosiokultural.
Secara harfiah, konsep ini adalah suatu idealisasi yang tidak menganggap
bahwa tidak tercapainya kesejahteraan yang sementara merupakan kekuatan
yang mendorong perilaku manusia dalam kehidupan yang normal. Konsep ini
kurang memandang kesehatan sebagai suatu proses dan tidak memiliki
kesamaan dengan komponen khusus kesehatan. Meskipun demikian, dengan
merubah focus terhadap aspek positif kesehatan dan memperluas lingkup
dimensionalnya, definisi WHO memberikan pengaruh yang besar.
D. PENYAKIT – KESAKITAN
Penyakit
(disease) dan kesakitan (illness), meskipun sangat berkaitan satu
dengan yang lainnya, namun mencerminkan suatu perbedaan yang fundamental
dan konsepsional tentang periode sakit. Jadi penyakit adalah sesuatu
yang dimiliki suatu organ, sedang “illness” adalah sesuatu yang dimiliki
seseorang. Kesakitan adalah respon subyektif dari pasien serta rsepon
di sekitarnya, terhadap keadaan tidak sehat. Tidak hanya memasukkan
pengalaman tidak sehatnya saja, tapi juga arti pengalaman tersebut bagi
dia. Justru arti inilah menentukan bahwa penyakit atau gejala yang sama,
bisa ditafsirkan secara sangat berbeda oleh dua pasien yang berasal
dari budaya yang berbeda. Hal ini juga akan mempengaruhi perilaku mereka
selanjutnya serta jenis perawatan yang dicari.
E. PERILAKU KESEHATAN
Definisi
tersebut tidak hanya meliputi tindakan yang dapat secara langsung
diamati dan jelas tetapi juga kejadian mental dan keadaan perasaan yang
diteliti dan diukur secara tidak langsung. Sebagai tambahan, definisi
komprehensif Gochman merangkum beberapa definisi dan atau klasifikasi
perilaku kesehatan yang lain. Di Indonesia istilah “perilaku kesehatan”
sudah lama dikenal dalam 15 tahun akhir-akhir ini konsep-konsep di
bidang perilaku yang berkaitan dengan kesehatan ini sedang berkembang
dengan pesatnya. Khususnya, di bidang antropogi medis dan kesehatan
masyarakat. Haruslah dicatat bahwa istilah perilaku kesehatan dapat
menimbulkan beberapa kesimpangsiuran. Istilah ini dapat memberikan
pengertian bahwa kami hanya berbicara mengenai perilaku yang secara
sengaja dilakukan dalam kaitannya dengan kesehatan. Kenyataannya banyak
sekali perilaku yang dapat mempengaruhi kesehatan, bahkan seandainya
seseorang tidak mengetahuinya atau melakukannya dengan alas an yang sama
sekali berbeda. Sebagai contoh, seseorang mungkin melakukan olahraga
hanya untuk mengadakan hubungan social, bukan untuk menjaga kesehatan.
Atau gosok gigi karena kebiasaan bukan karena alasan kesehatan.
F. STATUS KESEHATAN
F. STATUS KESEHATAN
Status
kesehatan adalah keadaan kesehatan pada waktu tertentu. Karena itu,
status kesehatan tidak sama dengan perilaku kesehatan. Bagaimanapun,
menurut Cochman, persepsi seseorang terhadap status atau persepsi
peningkatan, kesembuhan atau perubahan lain pada status kesehatan adalah
perilaku kesehatan.
G. FAKTOR RESIKO DAN FAKTOR PROTEKTIF
Faktor
Resiko Dalam bidang kesehatan, konsep factor resiko (dan perilaku
beresiko, kelompok beresiko) merupakan konsep kunci dalam penelitian,
peningkatan teori serta pencegahan dan promosi kesehatan. Dulu,
penggunaan konsep resiko merupakan biomedis yang memantulkan perhatian
akan hasil yang merugikan yang berhubungan dengan morbiditas dan
mortalitas. Sebagai contoh, hipertensi dan kolesterol berserum tinggi
merupakan factor resiko bagi penyakit kardiovaskuler.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Psikologi
kesehatan fokus pada pemeliharaan dan peningkatan kesehatan, seperti
bagaimana mendorong anak mengembangkan kebiasaan hidup sehat, bagaimana
meningkatkan aktivitas fisik, dan bagaimana merancang suatu kampanye
yang dapat mendorong orang lain memperbaiki pola makannya. Maupun
kesehatan mental remaja. Remaja
yang salah penyesuaian dirinya terkadang melakukan tindakan-tindakan
yang tidak realistis, bahkan cenderung melarikan diri dari tanggung
jawabnya. Perilaku mengalihkan masalah yang dihadapi dengan mengkonsumsi
minuman beralkohol banyak dilakukan oleh kelompok remaja, bahkan sampai
mencapai tingkat ketergantungan penyalahgunaan obat terlarang dan zat
adiktif.
Pertumbuhan
dan perkembangan yang terjadi selama masa remaja tidak selalu dapat
tertangani secara baik. Oleh karena itu ada perlunya pengawasan dari
orang tua serta bimbingan dan dorongan untuk memikul tanggung jawab,
mengambil keputusan, dan merencanakan masa depannya. Namun, proses
pemahaman ini tidak terjadi secara cepat, perlu kesabaran dan ketulusan
orangtua di dalam membimbing dan mengarahkan anak remajanya. Menurut
pakar Psikologi strategi menghormati kecenderungannya untuk bebas
merdeka tanpa mengabaikan perhatian orangtua kepada mereka. Strategi ini
selain dapat menciptakan iklim kepercayaan antara orangtua dan anak,
dapat juga mengajarkan adaptasi atau penyesuaian diri yang sehat pada
remaja. Hal ini sangat membantu perkembangan, kematangan, dan
keseimbangan jiwa remaja.
B. SARAN
Semoga
makalah ini dapat bermanfaat dan dapat bersifat membangun bagi pembaca
pada umumnya. Dan penulis juga menyadari makalah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat
dibutuhkan untuk menyempurnakan makalah ini.
Daftar Pustaka
Kesehatan Mental Remaja oleh Nelly Marhayati, M.Si. 2008
0 komentar:
Posting Komentar