Kondisi
Wawasan Kebangsaan pada diri anak bangsa sekarang ini telah pudar dan
hampir pada jurang kehancuran. Ikatan nilai-nilai kebangsaan yang
berhasil mempersatukan bangsa sudah longgar. Ibarat sebuah meja,
Republik yang ditopang oelh empat pilar kekuatan nasional yakni ekonomi,
budaya, politik dan TNI, tiga dari empat pilar sudah patah dan satu
pilar lainnya sudah bengkok. Ketiga pilar yang patah tersebut adalah :
Pertama, kondisi ekonomi kita yang serba sulit sebagai dampak krisis
ekonomi yang berkepanjangan, menyebabkan jumlah penduduk miskin semakin
bertambah, lapangan pekerjaan sangat kurang dan jumlah pengangguran
semakin meningkat serta kesenjangan ekonomi semakin lebar.
Menyimak keadaan Wawasan Kebangsaan
Indonesia pada rakyat kita yang sangat memprihatinkan itu, sepatutnya
bangsa ini sepakat untuk memantapkan kembali nilai-nilai kebangsaan yang
sudah longgar itu. Kita perlu suatu landasan yang kuat dan konsepsional
untuk membangun kembali persatuan dan kesatuan bangsa serta jiwa
nasionalisme yaitu “Wawasan Kebangsaan”.
Membahas Wawasan Kebangsaan, harus
dimulai dari nilai-nilai yang dibangun oleh para pendahulu dan pendiri
bangsa ini. Mereka telah menanamkan nilai-nilai persatuan dengan
mencetuskan “Sumpah Pemuda” yang kemudian menjadi embrio dari Wawasan
Kebangsaan yaitu : Satoe Noesa, Satoe Bangsa dan Satoe Bahasa, yaitu
Indonesia. Makna dari Wawasan Kebangsaan memang belum begitu popular
dalam kehidupan masyarakat kita, sehingga sampai saat ini belum ada
rumusan yang baku tentang Wawasan Kebangsaan itu, mengingat sifatnya
abstrak dan dinamis.
Wawasan Kebangsaan bagi prajurit TNI AD
bukan sekedar slogan, tetapi melekat dalam pola pembinaan TNI AD maupun
kehidupan prajurit sehari-hari. Ini didasarkan kepada : Pertama,
prajurit TNI AD adalah warga negara Indonesia yang terdiri dari semua
suku yang ada di Indonesia, selanjutnya menjadi satu ikatan yang disebut
“TNI”.
Dengan demikian tidak ada istilah Tentara
Aceh, Tentara Papua maupun Tentara Ambon, sekali lagi yang ada hanya
TNI. Kedua, prajurit TNI AD dalam keseharian selalu menggunakan bahasa
Indonesia sebagai bahasa resmi dalam berkomunikasi. Ketiga, prajurit TNI
AD pada dasarnya siap untuk ditugaskan di mana saja di seluruh wilayah
nasional Negara Kesatuan Republik Indonesia tidak berdasarkan asal
daerahnya, tetapi berdasarkan kepada wawasan, pengalaman, kemampuan ilmu
pengetahuan, dedikasi dan loyalitas serta komitmen terhadap keutuhan
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Kamis, 01 November 2012
pengertian wawasan kebangsaan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar